Chapter 20 (+17)

Warning, para bocil kalau baca skip aja karena banyak adegan kekerasan beladiri!!!

****

Raeyoo menatap tajam ibu dan anak itu, karena Raeyoo tak habis pikir. Kenapa mereka bangkit kembali, bukannya memperbaiki keadaan malah mengulangi kembali kejadian berabad-abad yang lalu. Karena mereka ingn menjadi pemenang, dan tak tertandingi.

"Aku sudah bersabar menghadapi kalian semua. Namun kalian selalu mencari gara-gara. Terutama kau, Victor..."

Tunjuk Raeyoo, dengan kilatan matanya seperti memendam amarahnya.

"Kau sudah berulang kali mencari gara-gara agar aku marah dan mengeluarkan kekuatanku. Agar di saat seperti ini, kekuatanku akan melemah, bukan?" tanya Raeyoo tajam.

Entah kenapa ketika amarah Raeyoo memuncak, gemuruh petir yang menggelegar, dan angin badai pun mulai bermunculan. Jaehyuk dalam kondisi lemah, pun menyadari hal itu.

"Aku mohon, kau jangan berkorban lagi." ucap Jaehyuk dalam hati.

Sementara Hwangsun, terkejut melihat sambaran petir mulai bersautan ketika Raeyoo mulai menunjukkan amarah yang sesungguhnya. Amarah yang selama ini, sang putri mahkota yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Tidak mungkin, kenapa bisa seperti ini?"

Hwangsun tak percaya, apa yang terjadi semua alam semesta seolah ikut marah ketika gadis itu mulai menunjukkan amarahnya.

"Ini, kan yang kalian tunggu-tunggu sejak berabad-abad?" ucap Raeyoo dengan sinisnya

Seketika tanda lahir dari ketujuh reinkarnasi ini, menunjukkan sinar cahaya terang dan menyatu di dalam tubuh Raeyoo.

"Victor, kesalahanmu sungguh sangat besar dan luar biasa di atas nalar. Kau juga membunuh Jieul, dengan keji. Kau memasukan darahmu ke minumanku agar aku seperti mu, bukan?" ucap Raeyoo dengan amarah semakin memuncak.

"Victor, kenapa kau diam saja? Cepat serang gadis itu dan selamatkan para saudaramu." perintah Hwangsun.

Saat Victor menggunakan angin hitamnya, dengan cepat sebuah cahaya kilat menghantam tubuhnya hingga terjatuh.

"Sial, kalah cepat..." umpatnya.

Angin kencang pun mulai berhembus, Raeyoo mulai mengeluarkan pedang yang selama ini dia simpan pada dirinya. Dengan sekali sapuan pedang itu, melibas semua yang ada di sana termasuk Jinhoo juga terkena imbas dari libasan pedang Raeyoo.

"Sekarang, tidak ada ampun buat kalian untuk bangkit kembali. Cukup aku yang pernah gagal melindungi para putra mahkota." ucap Raeyoo dengan menunjukkan kilatan cahaya dari matanya.

"Pu...putri mahkota?" Il-Sun terkejut melihat kilatan cahaya mata dari Raeyoo.

"Dulu kalian semua, dengan liciknya memb*nuh ibuku dengan keji. Memb*ntai semua orang di kerjaan yang tidak berpihak kepada kalian. Menyegel kekuatan, semua putra mahkota dan membunuh mereka secara perlahan - lahan. Sekarang, kalian mengulangi lagi kesalahan yang sama." ucap Raeyoo dengan mata menyala.

"Aku bersumpah, kalian semua aku musnahkan sampai benar-benar menjadi debu tanpa ada lagi reinkarnasi dari Selir Choi beserta keturunannya!"

Raeyoo mengarahkan seluruh kekuatannya, dan menghantamkan angin badai berserta kilatan petir ke arah Hwangsun dan Victor.

"Putri mahkota, ampuni kami. Kami tidak akan mengulanginya lagi." ucap Il-Sun bertekuk lutut.

"Terlambat bagi kalian minta ampun. Rasakan ini..."

Raeyoo melemparkan bola api kearah Il-Sun beserta pengikutnya. Il-Sun yang belum siap, tentu saja terlempar dari ketinggian gedung rooftop dan meregang ny*wa.

"Raeyoo, hentikan amarahmu. Kau akan melukai Victor dan oemmaku!" ucap Jinhoo berlari menuju tubuh Raeyoo.

Namun sayang, tubuhnya terhempas ketika Raeyoo melemparkan pedang miliknya ke arah Jinhoo.

"Kau tidak usah menghentikan aku lagi, Jinhoo. Sekarang, kau musnahlah bersama semua saudaramu dan jangan bangkit lagi di dunia ini." ucap Raeyoo.

"Tidak, jangan lagi. Aku tidak mau seperti dulu," ucap Jinhoo mulai merasakan panas di seluruh tubuhnya, dan perlahan-lahan membakar dirinya secara perlahan-lahan.

Jinhoo menitikkan air matanya, dan menatap ke arah Raeyoo. Dia tidak menyangka, akhir hidupnya seperti ini kembali, dan semua kesalahannya kepada Raeyoo bak seperti film yang berputar di kepalanya.

"Maafkan, aku..." lirihnya sebelum seluruh tubuhnya terb*kar.

Kini, musuh Raeyoo tinggal kedua orang ini yang masih belum tumbang meskipun beberapa bagian tubuh Hwangsun mulai melepuh dan perlahan-lahan menjadi abu.

"M*yat yang sudah mat* akan perlahan-lahan membusuk dan menjadi abu. Kini aku tidak akan, memberikan ampun lagi kepada kalian berdua." ucap Raeyoo.

Raeyoo melompat ke arah Victor dan Hwangsun dengan kekuatan penuh. Saat mendekati mereka berdua, Raeyoo mengayunkan pedangnya dan melibas mereka. Namun tetap saja, Victor bisa menghindar dan libasan pedang itu mengenai Hwangsun.

"Tidak! aku masih ingin hidup lagi!" teriak Hwangsun ketika tubuhnya mulai perlahan-lahan hancur dan menjadi abu.

"Aku mohon hentikan ini semua! Aku masih ingin hidup! Victor, tolong oemma!" teriak Hwangsun dan akhirnya semua tubuhnya menjadi abu.

"Tidak!!! Oemma....!!!" teriak Victor melihat sang Ibu menjadi abu.

Sementara semua saudaranya, mereka meregang nyaw* dengan tragis karena imbas darin libasan pedang milik Raeyoo.

"Kau!!! Kep*rat!!!" teriak Victor mengeluarkan pedangnya dan menatap tajam ke arah Raeyoo.

"Akhirnya, si raja kegelapan keluar juga." ucap Raeyoo menunjukkan smirk di hadapan Victor.

Victor yang diselimuti amarah, langsung mengayunkan pedang ilmu hitam kepada Raeyoo. Namun sayang badai petir, membetuk perisai untuk melindungi Raeyoo agar terhindar dari serangan Victor.

"Saatnya, aku melindungi para reinkarnasi putra mahkota." ucap Raeyoo mulai mengayunkan pedangnya.

Cahaya biru terang dari pedang itu, langsung menusuk tepat di jantung Victor. Dengan kekuatan penuh, Raeyoo mendorong Victor ke atas langit. Agar kekuatan Raja kegelapan dan separuh nyawa Hwangsun musnah, dan Victor mengikuti para saudaranya.

"Arrrggghhh.....!!!!" suara lengkingan Raeyoo mengguncang alam semesta.

Sementara, Jaehyuk mulai menitikkan air matanya. Karena lagi - lagi, putri mahkota mengorbankan nyawanya untuk melindungi semua saudaranya.

"Aku mohon, kau jangan lakukan ini lagi. Kim Rae Yoo..." lirihnya.

Sedangkan Raeyoo, masih mendorong Victor ke atas sampai akhirnya gadis itu melemparkan Victor ke arah Matahari dan melepaskan tusukannya.

"Tidak! Ampuni aku...!!" teriak Victor.

Namun terlambat, dia sudah terbakar oleh lidah cahaya matahari, semua seluruh tubuhnya musnah seperti debu tanpa sisa. Raeyoo mulai kelelahan, perlahan-lahan tubuhnya mulai jatuh ke bawah dengan cepat.

Dengan kecepatan tinggi, dengan cepat Kevin menangkap tubuh Raeyoo yang sudah tidak sadarkan diri.

"Raeyoo, bangun. Kau jangan bercanda," ucap Kevin berusaha membangunkan Raeyoo.

"Noona, kau jangan bercanda. Ayo, bangun.. hiks.. hiks.." tangis Samuel.

Seorang semesta ikut bersedih, awan hitam pekat yang menyelimuti kota perlahan-lahan hilang di ganti dengan awan kelabu membawa hujan.

"Raeyoo, kau boleh menghajar diriku berkali-kali. Asal ayo kau bangunlah, jangan seperti ini." ucap Bangjin ikut menggoyahkan tubuh Raeyoo mulai pucat.

Beberapa saat kemudian, ambulans datang mebawa tanda dan mengevakuasi mereka serta membebaskan para tawanan yang sempat terkena brainwash dari ulah Hwangsun.

Hakhyun yang ikut di evakuasi tidak memperdulikan kondisinya setelah tahu putrinya tidak sadarkan diri. Sampai di rumah sakit pun, Hakhyun tidak mau di obati sebelum keadaan kondisi putrinya.

"Appa, ayo kita obati lukamu." ajak Haksun kepada ayahnya.

"Aku tidak mau sebelum mendengar kondisi adikmu, Sun-ah."

Haksun menghela nafas pasrah, dan duduk di sebelah ayahnya.

"Appa, kan tahu Raeyoo anaknya kuat? Aku yakin, dia pasti melewati ini semua."

Haksun mencoba membujuk sang Ayah, namun Hakhyun keras kepala dia menggelengkan kepalanya. Karena di pikiran dia sekarang, adalah bagaimana kondisi putrinya.

Sementara itu, Jaehyuk dan lain mereka masih di ruang UGD karena luka mereka sangat parah mulai dari dada sampai tangan mereka.

"Kenapa tato kalian sulit di hapus. Padahal ini, bisa menjadi penghalang masuknya jarum infus." keluh salah satu orang perawat.

"Ini bukan tato, ini tanda lahir kami." ucap Hyukjin sedikit kesal.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter muda keluar dari ruang operasi.

"Dok, bagaimana kondisi putri saya?" cercah Hakhyun di bantu oleh putranya.

"Dengan sangat menyesal, putri anda mengalami koma Tuan Kim. Ada beberapa tulang yang patah, dan luka serius di dadanya. Hanya keajaiban doa, yang bisa menjawab kapan anak anda sadar." ucap Dokter muda itu.

Hakyun langsung meluruh tubuhnya di lantai, karena syok putrinya koma. Dia tidak mau seperti istrinya dulu, koma selam berbulan-bulan setelah melahirkan Raeyoo. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kania Rahman

Kania Rahman

semoga mereka baik baik saja,, semangat dan sehat selalu 👍👍

2023-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!