Chapter 6

4 hari kemudian...

Pagi hari yang cerah, di Nadam International Senior High School. Raeyoo menghela nafasnya ketika teman sebangkunya tidak masuk sekolah dan banyak siswi perempuan membicarakan tentang murid baru.

"Pasti anak-anak membicarakan murid baru." ucap Byunji.

"Biasa saja, paling menjadi muse wanted di sekolah." ucap Raeyoo santai.

"Kau tidak penasaran siapa anak baru itu?" tanya salah satu siswa.

"Buat apa penasaran dengan dia, Gyuhan - ah? Ada 7 pangeran di sekolah saja sudah buat sakit telingaku." jawab Raeyoo kesal.

Beberapa saat kemudian, guru mereka bersama anak baru. Dan membuat mereka berteriak histeris adalah anak baru itu ternyata Kevin Lee. Murid pindahan dari Garam High School.

"Mau apa dia pindah sekolah ini?" ucap Raeyoo terkejut.

"Aaaaah.... dia kan yang pernah pingsan dengan Raeyoo. Ternyata dia tampan juga." ucap Nana melihat pesona Kevin.

Tidak hanya Nana, salah satu primadona sekolah langsung mengklaim bahwa Kevin adalah miliknya.

"Dasar gadis gila," ucap Raeyoo pelan.

Sesaat kemudian setelah berkenalan, akhirnya Kevin duduk sebangku dengan Jibum siswa paling cupu di kelas Raeyoo, dan itu tepat di belakang gadis itu.

"Aish, kenapa juga duduk tepat di belakangku?" ucap Raeyoo kesal.

****

Saat istirahat tiba, Kevin tiada henti mengikuti Raeyoo dari belakang. Sampai Raeyoo sendiri sebal, dengan tingkah Kevin seperti anak itik mengikuti induknya.

"Bisa enggak, untuk tidak mengikutiku?!" bentak Raeyoo.

"Yak! Aku murid baru di sini. Jadi wajar saja mengikuti kamu," ucap Kevin memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

"Kan, ada Jibum." ucap Raeyoo ketus.

"Dia ada urusan dengan anak-anak literasi. Daripada aku dikejar-kejar gadis tidak jelas di kelas. Mending mengikuti mu saja keliling sekolah." jelas Kevin.

Beberapa saat kemudian, Kevin mencium aroma aura gelap di sekitar dia berhenti dengan Raeyoo.

"Jangan heran, kalau setiap hari kau mencium bau aura seperti itu." ucap Raeyoo memberi pengertian kepada Kevin.

"Hanya kita berdua saja, yang bisa mencium aroma kegelapan ini." lanjut Raeyoo.

"Mereka ada di mana?" tanya Kevin.

"Gedung kelas paling atas khusus anak-anak para penguasa. Dan mereka biasa di sebut, tujuh pangeran berhati malaikat." jelas Raeyoo.

"Malaikat? Malaikat pencabut nyawa maksudnya?" ucap Kevin asal.

"Oh, rupanya para titisan putra dan putri mahkota sedang bersama." ucap Nam-il dengan wajah tak sukanya.

"Sudah, jangan hiraukan dia. Kajja, kita ke kantin," Raeyoo merangkul pundak Kevin untuk pergi.

Merasa tidak di pedulikan, Nam-il ingin mengeluarkan api dari tangannya. Namun tiba-tiba tangannya begitu kaku, dan dingin seperti membeku.

"Sial, gadis itu langsung menyerangku." ucap Nam-il kesakitan.

"Sudah tahu jika kau berurusan dengan gadis itu panti akan begini, hyung." ucap Jeon menyentuh tangan Nam-il yang membeku, dan sekali tekanan dari Jeon tangan itu kembali semula.

"Ini belum saatnya menyerang mereka, hyung." ucap Jeon.

"Aku tidak sabar menyerang mereka, Jeon - ah. Aku ingin gadis itu menjadi abu seperti Oemma." ucapnya kesal.

"Tidak hanya kau, hyung. Aku juga ingin memusnahkan para reinkarnasi itu." balas Jeon.

Nam-il memandang adiknya dengan senyum sudutnya. Karena dia bangga, karena adiknya ini memiliki hal yang sama dengan mereka.

"Iya, teruslah begitu wahai para anak-anakku. Agar balas dendamku terbalaskan, dan tunggulah Oemma kalian ini mencari raga yang bisa di rasuki." ucap sebuah gumpalan asap yang selalu mengikuti mereka.

Gumpalan asap hitam itu, tak lain adalah Selir Choi. Dia benar-benar belum musnah, karena sebagian nyawanya terlahir kembali dan itu ada di dalam tubuh Victor. Dia perlu raga wanita untuk bisa di rasuki olehnya. Namun, Jinhyun selalu menghalanginya setiap dia menemukan mangsa.

****

Bersambung.....

jangan lupa like komen, dan share, ya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***