Chapther 4

Flashback On

Di sebuah kerajaan pada dinasty Joseon, ada seseorang raja yang terkenal adil dan bijaksana. Raja itu memiliki tiga permaisuri, dan beberapa selir. Suasana dalam kerajaan, penuh ketenangan dan damai tanpa adanya konflik. Semua putra maupun putri mahkota, tidak pernah membedakan mana anak dari selir dan mana anak dari permaisuri yang mana. Semua karena atas didikan Permaisuri utama dan Ibu Suri.

"Ingin rasanya bagaimana menjadi putra mahkota, hyung." ucap salah satu anak selir Choi kepada kakak tertuanya.

"Jangan berharap begitu, Tae - ya. Karena para biksu, sudah meramalkan hanya ada para putra dan putri dari para permaisuri yang bisa melanjutkan tahta kerajaan." ucap sang Kakak.

"Kalian bisa menjadi Putra mahkota," ucap sang ibu ketika datang dengan para dayang..

"Oemma, sudahlah. Kubur ambisius untuk menjadi permaisuri. Semuanya sudah takdir, tidak bisa di ubah lagi." ucap Jinhyun kepada ibunya.

"Tutup mulutmu, pangeran Jinhyun. Tiada di klan keluarga kita hanya menjadi pangeran dan selir. Derajat kita harus lebih tinggi, bagaimana pun caranya." sentak selir choi.

"Yang Mulia Raja akan kecewa kepadamu jika tahu kau memiliki ilmu hitam yang bisa saja menghancurkan kerajaan." ancam Jinhyun. kepada sang Ibu.

"Kau mengancam diriku, pangeran Jinhyun? Silahkan, kalau kau mau Putri Mahkota celaka." sontak saja semua anak selir Choi memandang penuh tanya kepadanya.

"Apa maksud, oemma? Aku tidak mungkin, menyukai adikku sendiri." pangeran Jinhyun tidak terima.

"Apa aku harus menjelaskannya, kalau kau punya rasa kepada anak Permaisuri Yasmin?" ucapnya sinis kepada anak tertuanya.

"Sungguh sangat menjijikkan jika kau punya rasa kepada Putri Mahkota, hyung." ejek pangeran Namgil.

"Apakah aku salah memiliki rasa kepada Putri Mahkota. Dia juga panglima di kerajaan ini, dan kerjasama denganku."

"Itu cinta terlarang, Hyung. Putri Haeparagi pasti tak akan menerimanya karena kau kakak satu ayah dengannya." ucap pangeran Cheon kepada kakak tertuanya.

"Sekarang, kau pilih mana. Kau mendukung cita-cita ibumu sendiri atau rahasia yang selama ini kau simpan akan terbongkar?" ucap Selir Choi dengan wajah liciknya.

Pangeran Jinhyun, tidak bisa berkata apa-apa. Dia memilih pergi dari halaman itu menuju tenpat latihannya.

***

Seminggu setelah kejadian itu, kerajaan tiba-tiba kacau. Permaisuri Yasmin di temukan tak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan. Menurut tabib kerajaan, Permaisuri Yasmin meninggal karena di b*nuh dengan kekuatan sihir.

Sontak saja itu membuat Putri Mahkota sangat terluka ketika kehilangan ibunya secara tidak wajar. Raja pun juga sangat sedih karena hanya Permaisuri Yasmin yang bisa memberikan Putri Mahkota kepadanya. Sementara, Permaisuri Utama dan Permaisuri Ketiga sangat mengecam tindakan kriminal di Kerajaan.

Selang beberapa menit setelah upacara pemakaman Permaisuri Yasmin. Kerajaan di serang oleh pasukan bentukan dari selir Choi. Dengan ilmu hitamnya yang di miliki, Selir Choi mampu menghipnotis para pasukan kerajaan untuk menyerang Istana Raja. Tentu sebagai panglima perang sekaligus pelindung para Putra Mahkota. Putri Mahkota dengan sigap, melawan para pasukan yang memberontak karena pengaruh ilmu hitam dari selir Choi.

"Siapa yang menyuruh kalian menyerang kerajaan?!" teriak lantang sang Putri Mahkota.

"Permaisuri Choi Hyang Min, Putri." ucap salah satu pasukan yang tersadar dari hipnotis.

"Sejak kapan dia menyatakan menjadi permaisuri? Sementara paduka raja tak pernah menobatkan seorang selir menjadi permaisuri?!" geram Putri Mahkota.

"Tutup mulutmu, Putri Mahkota!" suara lantang wanita menghentikan pertempuran di halaman Istana.

Selir Choi datang dari arah gerbang Istana, dengan dandan seperti Permaisuri, dan tangannya tak lupa membawa Ibu Suri sebagai tawanan serta ketujuh anaknya telah menawan ke enam Putra Mahkota dan Permaisuri Utama.

"Dasar, selir gila. Kalau bukan karena ibuku, kau masih menjadi dayang rendahan di Istana." geram Putri Mahkota.

"Selir Choi! Lepaskan ibuku, serta permaisuri utama dan para Putra Mahkota. Sampai kapanpun, aku tal akan pernah mengangkat dirimu sebagai permaisuri!" suara lantang dari Raja bersama Permaisuri kedua.

"Putra Mahkota, ya? Seharusnya menjadikan Putra Mahkota itu para Putraku. Bukan para anak - anak Permaisuri Utama dan Permaisuri Yasmin." geram Selir Choi.

"Kau sungguh serakah, Selir Choi. Sudah di angkat derajatmu oleh raja, dan memiliki ketujuh pangeran kau masih ingin lebih." ucap Putri Mahkota marah.

"Apakah aku salah, menginginkan yang terbaik untuk klanku?" tanyanya sambil terus mencengkram leher Ibu Suri.

"Leluhurmu sudah di kutuk, karena telah melakukan kudeta kepada Raja terdahulu. Cukup status dari klan Choi sampai selir." ucap permaisuri kedua.

"Lalu kenapa permaisuri Yasmin, jelas - jelas bukan dari negeri kita di angkat menjadi Permaisuri? Ini sungguh tidak adil bagiku.." Selir Choi terus mencekik leher Ibu Suri sehingga beliau sulit bernafas.

"Karena itu amanah dari Raja terdahulu, untuk mengangkat dia menjadi permaisuri. Dan juga, dia yang aku cintai seperti kedua permaisuriku." jelas Raja.

"Aish, aku tidak terima ini semua!" marahnya dan membanting keras tubuh Ibu Suri ke tanah.

"Anak - anak, bunuh semua putra mahkota dan permaisuri utama." pintanya dengan sinis.

Semua anak Selir Choi melaksanakan perintah ibunya. Dengan kekuatan ilmu hitam yang mereka miliki, satu persatu Putra Mahkota tumbang tak bisa melawan. Karena kekuatan mereka, sudah tersegel oleh Selir Choi.

Saat Pangeran Tae akan membunuh Putra Mahkota yang bungsu. Dengan cepat, Putri Mahkota melemparkan pedang sakti miliknya memukul dada Pangeran Taehoon.

Entah memiliki kesaktian apa pedang itu, tidak hanya memukul dada pangeran ambisius itu, namun mata juga kena serangan juga. Sehingga membuat mata, Pangeran Tae itu berubah seperti mata vampir. Mata itu, mata sebenarnya para anak Selir Choi namun mereka samarkan seperti mata manusia biasa.

"Pangeran Sam Il, ayo lari." dengan teleportasi Putri Mahkota membawa Putra Mahkota bungsu kepada Raja.

"Noona, kenapa tenaga anginku tidak berfungsi?" tanya Pangeran Sam Il kepada sang Kakak.

"Kamu tenang, ya. Nanti, noona yang membuka segel untuk melawan Selir Choi." ucap Putri Mahkota.

Namun naas, saat Putri Hae akan melakukan teleportasi. Selendang sakti Selir Choi, menghantam tubuh kecil Pangeran Sam Il sampai terseret beberapa meter sampai singgasana Raja.

"Tidak, anakku!" teriak permaisuri Utama di sisa tenaganya.

Sementara Sang Raja, dan permaisuri kedua tidak bisa menolong. Karena Selir Choi, membuat perisai yang tidak bisa di tembus.

"Kepar*t kau Selir Choi!!!!!!" teriak Putri Hae tiba-tiba matanya menyala cahaya biru, dan kedua tangan mengeluarkan angin dan api.

"Ti.. tidak mungkin. Kenapa dia memiliki semua kekuatan itu?" Selir Choi terkejut melihat perubahan Putri Mahkota.

"Kekuatan Ratu Haeji, ada di dalam tubuh Putri Haeparagi." ucap Kasim Yun tanpa sadar.

"Maksud kamu apa kasim Yun?" tanya sang Raja terkejut.

"Ampuni saya, Yang Mulia. Saya baru mengerti kenapa tanda lahir di pergelangan Putri Mahkota dan keenam Putra Mahkota sama seperti milik Ratu Heji. Beliau adalah Nenek anda, Yang Mulia." jelas Kasim menundukkan kepalanya.

"Lalu kenapa semua kekuatan semua putraku yang bisa di segel dengan selir Choi?" tanya Raja lagi.

"Semua energi mereka di serap oleh anak-anak Selir Choi sehingga kekuatan mereka gampang tersegel, Yang Mulia." balas Kasim.

"Tapi kenapa Putri Mahkota tidak?" tanya masih penasaran.

"Kekuatan Putri Mahkota sangat besar, Yang Mulia. Sehingga segel ilmu hitam, yang dilakukan oleh selir Choi justru hancur lebur." jelas Kasim.

Kembali di tempat halaman istana, semua putra selir Choi terkejut melihat kekuatan milik Putri Mahkota.

"Kenapa tidak sesuai prediksiku? Seharusnya tubuhnya melemah, kenapa dia semakin kuat?" ucap Pangeran Jinhyun.

Ya, selama mendekati Putri Mahkota. Pangeran Jinhyun menyerap semua energi aura milik saudaranya itu. Namun entah kenapa, semua yang dia lakukan tidak berhasil.

"Kesabaranku sudah habis, Selir Choi. Kesalahanmu sungguh sangat fatal, mulai membunuh Ibuku, sampai para putra mahkota." ucap Putri Mahkota dengan tatapan tajam.

"Sekarang, temui ajalmu." lanjutnya sambil mengeluarkan pedang dari tubuhnya.

Dengan gerakan cepat, sang Putri melemparkan pedangnya tepat mengenai jantung Selir Choi.

"Oemma!!!" teriak Jinhyun ingin menyelamatkan ibunya.

Tapi tubuhnya tiba-tiba melepuh dan terbakar, sebelum dirinya benar-benar menjadi abu. Pangeran Jinhyun memandang Putri Mahkota sambil menitikkan air mata.

"Maafkan aku, Tuan Putri." lirihnya sampai semua Api benar-benar membakar seluruh tubuhnya.

Sedangkan Selir Choi, dia merasakan kesakitan sangat hebat. Tubuhnya perlahan-lahan menjadi abu, mulai dari kaki hingga separuh tubuhnya.

"Ampuni aku, Putri Mahkota. Ini sangat menyakitkan, tolong aku." ucapnya lirih.

Akan tetapi, sang Putri Mahkota tidak akan melepaskan pedangnya dan membiarkan pedang itu masih menancap di dada selir Choi sampai benar-benar menjadi abu.

'Pyaar...!'

Semua perisai selir Choi hancur berkeping-keping, sedangkan anak-anak selir Choi yang masih tersisa. Tubuh mereka perlahan-lahan terkikis, karena mereka terlalu banyak menyerap energi para putra mahkota. Suara kesakitan mereka, memenuhi halaman luas Istana. Tapi, perlahan-lahan mereka satu persatu meregangkan nyawanya.

Raja melihat peristiwa itu, sedih sekaligus murka. Belum selesai atas dukanya di tinggal permaisuri ketiga. Sekarang, dia sudah kehilangan semua putranya, permaisuri utama, dan Ibu Suri.

Sementara, Putri Mahkota kembali seperti semula, dan mengangkat tubuh kecil pangeran Sam il.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya telah gagal, melindungi mereka." ucap Putri Mahkota.

"Sebagai seorang Putri Mahkota, aku sangat berterimakasih kau telah melindungi kerjaan. Meskipun, kau kehilangan semua saudaramu. Tapi, sebagai panglima kerajaan. Kau telah gagal dalam tugasmu, Putri Hae." ucap Raja kepada putrinya.

Putri Mahkota juga menitikkan air matanya, karena dia merasa sudah kehilangan semuanya. Dia siap di hukum oleh ayahnya sendiri apapun itu dia akan melakukannya.

"Saya akan terima semua hukumannya, Yang Mulia." ucap Putri Mahkota berlutut di hadapan ayahnya.

Permaisuri kedua hanya bisa menangis, karena tidak tega melihat sang Putri Mahkota berlutut pasrah di hadapan Raja. Meskipun dia tidak bisa, memberikan keturunan kepada Raja. Permaisuri kedua ikut andil dalam mengasuh Putri Mahkota. Karena Putri Hae, satu - satunya Putri Mahkota di Kerajaan ini.

Tanpa banyak bicara, Raja langsung mengeluarkan pedangnya. Dengan memejamkan matanya, Raja mengeksekusi putrinya sampai tubuhnya jatuh di samping jenazah Pangeran Sam Il.

Raja menjatuhkan pedangnya, dan menangis tersedu-sedu memeluk tubuh putrinya sudah tak bernyawa lagi.

"Istirahatlah, nak. Tugasmu telah selesai," ucap Raja menutup mata Putri Mahkota.

Beberapa saat kemudian, mendung pun datang dan hujan pun mengguyur Istana seolah alam ikut berdukacita kepada semua yang ada di Istana.

***

Flashback off

*******

...****************...

Bersambung...

jangan lupa

like

share

komentar

biar lebih semangat lagi buat cerita.

Terpopuler

Comments

Kania Rahman

Kania Rahman

anak laki laki nya di bunuh selir,, dan anak perempuan nya di bunuh ayahnya,

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!