Chapter 10

Raeyoo menghela nafasnya, ketika seseorang menghalangi langkahnya menuju loker miliknya. Raeyoo berusaha menghindar orang ini, karena aura kegelapan semakin hari semakin kuat, dan itu membuat Raeyoo hampir lepas kontrol kalau tidak di tahan oleh Bangjin.

"Kau mau apa, sunbaenim?" tanya Raeyoo ketus.

"Aku ingin bicara berdua denganmu. Sebelum pengawal pribadimu datang." ucap orang itu yang tak lain Jinhoo.

"Mau bicara apa? Mau tanya bunga mawar merah yang kau berikan, huh?" tebakan Raeyoo sangat tepat sasaran mengenai hatinya.

"Kalau soal itu, tanyakan saja ke Hyungi. Dia memakan bunga pemberiamu semua." jawab Raeyoo melanjutkan langkahnya.

"Kau jangan memfitnah saudaraku, tidak mungkin dia memakan bunga yang aku berikan kepadamu." ucap Jinhoo.

'Brak'

Raeyoo mendorong Jinhoo dengan keras ketembok, dan menahan leher Jinhoo sambil menatap laki-laki itu dengan tajam.

"Aku sudah berkata sejujur-jujurnya kepadamu, sunbaenim." ucap Raeyoo dengan nada dingin.

"Kau jangan berpikir, aku mendiamkan dirimu kau bisa seenaknya saja kepadamu. Sekarang, jauhi diriku dan jangan ganggu aku lagi. Paham...," ucap Raeyoo melepaskan tangannya dari Jinhoo.

"Uhuk.. uhuk.. uhuk.." Jinhoo terbatuk ketika Raeyoo melepaskan lehernya, karena selain lehernya seperti terbakar dan aliran darah di dadanya terasa terhambat.

"Sebagai perempuan, cengkraman terlalu kuat untuk ukurannya." batin Jinhoo.

Tapi banyak kata lagi, Raeyoo meninggal Jinhoo di lorong koridor sekolah. Jinhoo merasa perih di lehernya, langsung memeriksanya di depan cermin sekolah.

"Sial, tangannya membekas di leherku." umpat Jinhoo.

Sementara Victor yang baru datang, hanya bisa tertawa melihat leher sang Kakak tertuanya memar.

"Kau seperti habis berc**bu, hyung." ejek Victor.

"Mulutmu itu, Victor." ucapnya malas.

"Aku bukannya tidak bisa menghapus luka itu, hyung. Tapi, luka itu seperti yang kau dapatkan dari putri mahkota dulu." Victor mencoba menyembuhkan luka memar itu.

"Aish, gadis itu memang kuat rupanya." kesal Jinhoo.

"Ini yang aku khawatirkan, hyung. Kau terlalu suka kepadanya, sampai kau lupa dia reinkarnasinya siapa. Apalagi luka ini, akan hilang dalam waktu sangat lama." ujar Victor.

"Aku salah mencintainya, Victor-ah?" tanya Jinhoo meninggalkan Victor sendirian.

"Kau salah mencintainya, hyung." ucap Victor sendu.

***

Sementara di tempat lain, Il Sun adik selir Choi sedang melakukan ritual untuk membuat sang kakak kembali. Dia sudah menemukan wanita yang pas untuk di rasuki sukma selir Chou yang masih gentayangan selama berabad-abad.

"Wahai ratu kegelapan, aku persembahkan wanita yang ingin kau miliki raganya." ucapnya sambil membaca mantra-mantra kegelapan.

Sesaat kemudian, gumpalan asap hitam muncul dan mengelilingi gadis itu. Semakin pekat asap itu, membuat Il Sun merasa senang. Karena sebentar lagi, sang kakak hidup kembali dengan raga baru.

Perlahan - lahan asap itu sudah mulai menghilang masuk kedalam tubuh gadis yang di persembahkan Il Sun. Beberapa saat kemudian, gadis yang sudah di rasuki selir Choi membuka matanya, dan bangun dari tidurnya.

"Selamat datang, Choi Hwang Sun. Ratu kegelapan kami." Il Sun membungkukkan badan.

Choi Hwang Sun nama baru untuk selir Choi, dengan tatapan yang tajam penuh kelicikan. Hwang Sun menyuruh adiknya berserta pengikutnya untuk menyembah kepadanya.

"Ha... ha... ha. aku kembali dengan ragaku yang baru..!" serunya menunjukkan smirknya.

***

Setalah bangkitnya selir Choi, langit kota Seoul yang awalnya cerah. Tiba-tiba menjadi langit kelabu, suara gemuruh petir bersautan, dan hujan deras mulai turun.

"Astaga, ada apa ini? Apakah dia bangkit kembali?" ucap Kim Hakyun yang tak lain ayah kandung Raeyoo.

"Hakyun hyung, apa benar selir Choi bangkit lagi? Bukankah tempat penyimpanan abunya masih tersegel?" tanya James Kim ayah dari Kevin.

"Selir itu adalah keturunan Raja kegelapan. Meskipun abunya tersegel, ruhnya tetap saja masih berkeliaran." jelas Hakyun.

"Anak-anak kita harus waspada, Hakyun - ah. Aku khawatir, dia dengan tiba-tiba menyerang anak." ucap Nara ibu dari Bangjin.

"Kita tidak bisa menghalanginya, eonnie." ucap Hye Ji ibu dari Hyukjin.

"Yang bisa mmenghalanginya hanya anak-anak. Kita hanya bisa melindungi mereka sebisa mungkin." ujar Min Ah ibu dari Jung Il.

Sesaat kemudian Choi Changhyun ayah dari Samuel datang ke tempat Hakyun yang telah di janjikan.

"Maaf,aku terlambat, Hyung, Noona." ucap Changhyun.

Membuat semua menoleh kepadanya, jelas Nara terkejut melihat Changhyun yang selama ini pergi jauh. Sekarang berada di hadapannya.

"Changhyunie, ke mana saja kau? Kenapa baru sekarang kau muncul?" ucap Nara langsung memeluk adik angkatnya itu.

"Aku pergi keluar negeri, Noona. Karena aku tidak percaya ucapan cenayang itu. Ternyata, takdir tidak bisa berbohong. Samuel anakku, dia mirip sekali dengan Sam-il, mulai tanda lahir sampai kekuatan anak itu." jelas Changhyun.

Pasti kalian penasaran, siapa mereka bertujuh itu. Mereka bertujuh adalah para ilmuwan sejarah dulunya. Namun, pada saat mereka melaksanakan penelitian tentang bunga matahari peninggalan dinasty Joseon. Ada seorang cenayang, meramalkan mereka akan melahirkan keturunan hebat dan titisan dari para putra mahkota dan putri mahkota.

Awalnya mereka tidak percaya, dan cenayang itu hanya mengada - ada. Namun sejak saat itu, mereka sering di serang secara misterius seolah mengancam mereka. Karena mental Changhyun saat itu sudah tidak kuat lagi. Akhirnya dia memilih pergi meninggalkan Korea. Sementara enam sisanya pergi ke daerah-daerah lain agar tidak kena teror lagi. Sedangkan penelitian yang mereka kerjakan, terpaksa di hentikan dan mengembalikan bunga matahari itu ke Kuil yang mereka temukan.

"Aku juga awalnya menyuruh Hyukjin untuk berfikir logika. Agar anak itu, seperti anak biasanya. Namun, saat dia bertemu dengan Jung-Il dia selalu bertanya kenapa dia memiliki tanda lahir sama dengan anak Min Ah. Aku baru menjelaskan semuanya. " jelas Hyeji.

"Dan sekarang, selir itu bangkit kembali." ucap Hanyuk kepada Changhyun.

"Kita tidak bisa melindungi anak-anak, hyung. Hanya kekuatan anak-anak yang bisa menghancurkan itu semua." ujar Changhyun.

"James hyung, kau masih menyimpan pedang itu?" tanya Changhyun.

"Pedang itu menghilang ketika Hyukjin lahir, Changhyun. Sedangkan pedang satunya, masuk di dalam tubuh Raeyoo ketika dia akan dilahirkan." ucap Hakyun.

"Yang tersisa, hanya pedang peninggalan pangeran Sam-Il. Pedang itu hanya anakmu yang bisa memegangnya." ucap James menyerahkan pedang milik Samuel.

"Meskipun berabad-abad berlalu, pedang itu masih utuh. Aku pikir pedang itu akan berkarat seiring berjalannya waktu." Changhyun memperhatikan pedang yang selama ini dia simpan.

"Sejak Raeyoo dan Kevin pingsan di Istana. Entah kenapa, semuanya terbuka. Anak-anak mulai berkumpul, dan sering keluar bersama." ucap Nara.

Pertemuan itu, menjadi pertemuan reuni antar ilmuwan yang dulu sempat viral di masanya. Karena hanya mereka yang berani mengambil penelitian tentang kerjaan dinasty Joseon.

*****

Bersambung..

.

Terpopuler

Comments

Kania Rahman

Kania Rahman

hati hati rae musuh mu sudah bangkit ,,,

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!