Chapter 8

Setelah polisi mengevakuasi mayat di toilet sekolah. Kevin mengajak Raeyoo ke rooftop Sekolah untuk membicarakan sesuatu.

"Kau tidak curiga, dengan sesuatu akhir - akhir ini?" tanya Kevin.

"Curiga, sih. Tapi, aku malas menanggapinya." jawab Raeyoo.

"Makanya kenapa aku pindah ke Sekolah ini karena itu. Bau kegelapan di Sekolah ini semakin kuat, aku saja hampir kehabisan energi karena bau mereka semakin menjadi." jelas Kevin.

"Hei, kalian berdua. Kalau sedang rapat, ajak kami berdua dong." ucap seseorang baru muncul dengan teleportasinya.

"Dia siapa, Rae?" tunjuk Kevin.

"Dia Jaehyuk, kakak mahasiswa dari kampus Kyunghee University. Kau jangan kaget, kalau dia tiba-tiba muncul. Karena dia, sama seperti kita memiliki tanda lahir seperti kita.

" Yak! Jangan lupa denganku." ucap Bangjin baru muncul.

Raeyoo memutar bola matanya malas, karena dia paling malas bertemu dengan Bangjin yang sering mengajaknya adu mulut menggunakan telepati mereka.

"Kakak yang barusan saja muncul, namanya Bangjin sahabatnya Jaehyuk Oppa. Dia sama seperti kita, bedanya dia bisa membaca pikiran kita." jelas Raeyoo.

"Bangjin Oppa, tumben kau menggunakan teleportasimu. Biasanya kau malas menggunakan itu." Raeyoo mengalihkan pandangannya kepada Bangjin.

"Jaehyuk, yang menyuruhnya. Katanya darurat, ya aku gunakan saja." balas Bangjin santai

"Kau Kevin, kan?" ucap Jaehyuk senang karena dia pernah bermimpi bertemu dengan Kevin. Namun dalam balutan pakaian Hanbok.

"Iya, aku Kevin. Salam kenal, sunbaenim." ucap Kevin membungkukkan badannya.

" Aish, jangan seformal itu. Panggil saja aku hyung, Kevin -ah." tolak Jaehyuk.

'Bruk!'

'Brak!'

'Bruk!'

"Aish, Samuel! Kalau tidak bisa teleportasi yang benar, dong!" ucap Hyukjin dan Jung-Il kesal.

"Nah, yang baru mendarat tadi dan pakai baju SMP. Namanya Samuel Choi, dia sama Bangjin keahliannya. Tapi entah kenapa anak itu selalu saja lupa mendarat jika teleportasi." jelas Raeyoo.

"Heh! Bocah, siapa yang kau bawa itu?" tanya Bangjin.

"Mereka anak tetanggaku, hyung. Mereka sama seperti kita." jawab Samuel.

"Aish, ini di mana? Perasaan, tadi kita di taman dekat sekolah?" tanya Hyukjin.

"Makanya, sekali-kali tahu realita bukan logika. Baru sadar, kan. Kalau punya kekuatan di luar nalar manusia." omel Jung-Il.

Ingin sekali, Hyukjin mengelak. Namun mulutnya dibekap oleh Samuel.

"Maaf, semua. Hyung satu ini, memang tidak terima kalau dua memiliki kekuatan super." ucap Samuel meminta maaf.

Jaehyuk hanya bisa tertawa, dan merasa senang akhirnya mereka bisa berkumpul juga. Karena momen ini, yang selalu dia nanti selama ini.

Tanpa mereka sadari, tanda lahir mereka memancarkan cahaya warna biru dan tiba-tiba saja bunga matahari di rooftop sekolah yang tadinya layu, kembali segar kembali ketika mereka bertujuh berkumpul.

***

Sementara, di Kuil Young-sam. Mereka di kejutkan dengan bunga matahari peninggalan Dinasty Joseon memancarkan cahaya yang sangat terang.

"Biksu Yang, apakah ini pertanda dari Budha? Bunga - bunga ini memancarkan cahaya yang menyilaukan." ucap Biksu Han.

"Tidak mungkin, selama berabad-abad. Bunga ini tidak pernah memancarkan cahaya seperti ini." ucapnya.

Ya, Bunga matahari peninggalan dinasty Joseon. Adalah Bunga yang tersimpan di kuil itu, karena di bunga itu terdapat abu putra dan putri mahkota yang menyatu dalam tanaman bunga itu. Karena hanya bunga itu, sebagai pertanda bahwa mereka akan bereinkarnasi. Dulu sempat bunga itu memancarkan cahayanya. Ketika satu persatu dari mereka, lahir kembali ke dunia. Kemudian, Bunga itu tidak pernah memancarkan cahaya lagi selama bertahun-tahun.

Kini bunga itu, memancarkan cahayanya paling indah. Semua Biksu berdoa, agar mereka selalu di berkahi, dan mampu menjalani hidup ini.

****

Bersambung.....

...****************...

Jangan lupa, komen dan likenya.

terimakasih.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***