Chapter 17

Bulan purnama merah pun tiba, Choi Hwangsun menyambutnya dengan penuh suka cita karena bulan yang mereka nanti telah tiba. Dia bersama ketujuh anaknya berada di altar duduk bersila membentuk pentagon sementara Hwangsun berada di tengah-tengah bersama tongkat ilmu hitamnya.

"Wahai Raja kegelapan, kami telah menantimu dan siap menerima semua kekuatanmu untuk melawan para reinkarnasi putra dan putri mahkota," ucap Hwangsun

Dengan mengucapkan mantra ilmu kegelapan, yang dia miliki. Kemudian, menghentikan tongkat berkali-kali. Lalu munculah cahaya merah dari bulan itu dan memancarkan setiap cahayanya ke arah ketujuh anak Hwangsun.

Seketika, mereka semua merasakan ada kekuatan dahsyat yang masuk ke tubuh mereka bertujuh dan Hwangsun. Sedangkan Sung Il, langsung menyeringai karena usahanya berhasil membangkitkan kakak dan keponakannya kembali ke masa sekarang.

"Akhirnya, penantianku selama ini tidak sia - sia." ucapnya gembira.

Sementara itu, Raeyoo, Kevin, Jaehyuk dan yang lain. Langsung melihat ke arah awan semakin hari semakin pekat di tambah muncul bulan merah yang sangat pekat menyinari sekelilingnya.

"Gawat, raja kegelapan." ucap mereka.

Tanpa pikir panjang, mereka langsung duduk saling melingkar dan berpegangan tangan. Dengan sekejap, tubuh mereka mengeluarkan cahaya biru dan membentuk bola perisai pelindung kemudian mereka lepaskan ke seluruh kota.

"Hyung, apa ini saatnya kita melawan mereka?" tanya Samuel.

"Tunggulah, besok. Biarkan perisai kita melindungi seluruh kota agar mereka tidak memakan korban lagi." ucap Jaehyuk.

"Perisai teratai dan perisai bunga matahari kita, tidak akan bisa di tembus oleh mereka. Jadi kita aman, tidak menanggung banyak korban." balas Bangjin.

Beda dengan mereka, perasaan Raeyoo tidak menentu. Ada perasaan, bahwa sebentar lagi akan kehilangan semua sahabatnya, dan kejadian beberapa abad yang lalu terulang kembali.

"Kau kenapa, Rae-ya?" tanya Bangjin

Raeyoo menghela nafasnya pelan sebelum menjawab pertanyaan Bangjin.

"Aku takut, kejadian beberapa abad yang lalu terjadi kembali." Raeyoo berusaha menenangkan dirinya.

"Kau jangan takut, ingat kata Biku Shin. Kita bisa saja mengubah takdir, yang dulu belum pernah tercapai." jelas Kevin.

"Noona, apapun terjadi. Kau jangan pernah mengorbankan dirimu lagi, okey." ucap Hyukjin kepada Raeyoo.

"Tapi, bagaimana kalau misalnya menjadi kenyataan?"

Raeyoo masih merasa khawatir karena hal ini. Kevin langsung merangkul pundak Raeyoo.

"Kau tenang saja, semua akan baik - baik saja. Aku yakin, Hwangsun dan anak-anaknya, akan benar-benar musnah dari muka bumi ini. "

Kevin mencoba untuk menghibur Raeyoo, yang sedang gelisah.

"Benarkah?" batin Raeyoo sambil menahan tangisnya.

***

Raeyoo membuka matanya, ketika dia setelah menutup matanya. Dirinya sekarang, merasa ada di sebuah kerajaan dulu dan Raeyoo rasanya seperti mimpi.

"Kau akhirnya datang juga." ucap seorang putri dengan pakaian hanboknya.

"Ka... kau.. " tunjuk Raeyoo terkejut.

Sang putri hanya tersenyum, dan menganggukkan kepalanya.

"Aku adalah kamu di masa era Joseon. Mungkin para saudaraku sedang di mimpi teman - temanmu." ucap Putri Hae.

"Raeyoo, di masa lalu aku memang tak bisa melindungi para saudaraku. Namun, aku mohon di pertempuran yang akan datang kau lindungi lah mereka. Karena kelemahan mereka adalah kekuatan ketulusan hati. Kau jangan khawatir, akan terjadi seperti pada masa lalu. Aku yakin, dengan kekuatanmu dan para sahabatmu. Kalian bisa mengalahkan mereka." jelas putri Hae kepada Raeyoo.

"Kesalahanku yang dulu, jangan pernah menjadikan contoh di kehidupan masa sekarang. Jadi, kau jangan khawatir akan hal itu. Sekarang, kau kembalilah dan lawan mereka." ucap Putri Hae sebelum dia menghilang.

***

Raeyoo tersentak dari tidurnya, keringat seukuran jagung keluar dari tubuhnya. Raeyoo langsung mengambil gelas air minum di nakas dekat tempat tidurnya.

"Kenapa mimpi itu lagi?" ucap Raeyoo lirih

Kemudian, dia terkejut melihat kilatan petir yang saling bersautan bersamaan bulan merah terus bersinar. Sedangkan awan, perlahan-lahan semakin gelap dan membuat semua orang ketakutan.

"Bisakah aku melawan mereka?" tanyanya sendu.

Tanpa sadar tanda lahir di pergelangan tangannya bersinar terang memancarkan cahaya biru terang.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kania Rahman

Kania Rahman

hancurkan mereka,, semangat kamu pasti bisa kasian orang orang yang tak bersalah menjadi korban,, sehat selalu 👍👍

2023-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!