Chapter 18

Raeyoo berlari kencang saat dia mendapatkan telfon karena sang Ayah sedang di sandera oleh Hwangsun. Tidak hanya ayah Raeyoo, orang tua dari ke enam sahabatnya juga di sandera oleh wanita itu.

Tujuan wanita itu, hanya satu. Memancing para reinkarnasi putra dan putri mahkota datang ke markasnya yang tak lain Sekolah Raena dan Kevin. Sementara Haksun, entah di mana kakaknya itu. Karena dia tahu, biasa Haksun langsung mengajaknya keluar untuk menyelamatkan sang Ayah.

"Kau sudah datang rupanya," sambut Jinhoo kepada Raeyoo.

Raeyoo tidak menanggapinya, hanya memutar bola matanya malas.

"Aku tahu, kau datang ke sini pasti mencari Appa mu, bukan?" Seringainya kepada Raeyoo.

"Kelihatannya, setelah bulan purnama merah wajahmu pulih kembali. Tapi sayang, matamu malah menyalah seperti adikmu bernama Victor." ucap Raeyoo melihat perubahan Jinhoo.

Jinhoo hanya menghela nafas, ketika Raeyoo mengatakan itu kepada. Jujur, setelah bulan purnama merah itu dia benci dengan matanya yang sebelah karena tidak bisa pulih seperti semula.

"Ah, tunggu. Sepertinya lehermu yang melepuh itu ternyata masih ada bekas tanganku. Wah, aku kira kalian akan menyempurnakan kesaktian. Ternyata tidak jauh beda seperti kemarin." ucap Raeyoo menerawang bekas tangan Raeyoo di leher Jinhoo yang tertutup dengan jubahnya.

"Kau melukaiku terlalu dalam. Sehingga membekas di leherku," ucap Jinhoo menatap tajam ke arah Raeyoo.

Raeyoo sebenarnya malas menghadapi Jinhoo, namun bagaimana lagi? Karena sang Ayah ada di dalam sana.

"Kau menyingkirlah, aku tidak ada waktu meladeni manusia setengah monster seperti dirimu, Sunbaenim."

Raeyoo berusaha mengusir Jinhoo agar dia pergi dari hadapannya.

"Sebelum itu, hadapi dulu para anak buahku." ucap Jinhoo

Dengan bersamaan muncul murid - murid serta para guru yang sudah mereka cuci otak dan mereka kendalikan.

"Ternyata, kalian hebat juga mengendalikan pikiran warga sekolah."

Raeyoo sudah mulai ambil ancang - ancang, dan menatap satu persatu dari mereka semua.

"Pasukan, serang gadus itu." ucap Jinhoo dengan seringainya.

Tanpa banyak bicara, mereka yang sudah dikendalikan. Langsung menyerang Raeyoo, dengan tangan kosong. Raeyoo menyadari itu, langsung sigap melawan mereka dengan beladiri yang dia punya.

Namun karena mereka sedang dikendalikan, Raeyoo mengambil alih untuk mengendalikan para pasukan itu.

"Kalian percuma menyerang ku seperti itu. Sekarang serang orang berjubah hitam itu." ucap Raeyoo dengan kilatan cahaya warna biru untuk mengendalikan pasukan.

Jinhoo yang belum siap, dia terkejut ketika semua pasukan berbalik menyerang dirinya dengan membabi buta.

"Sialan, kenapa gadis itu memiliki kekuatan yang sama denganku?" geramnya ketika Pasukan menyerangnya.

Tanpa basa - basi, Jinhoo langsung mengeluarkan teleportasinya untuk menghilang. Seketika juga, para pasukan langsung limbung di lantai karena Jinhoo tidak bisa mengendalikan mereka.

"Dasar pengecut," ucap Raeyoo kesal.

Sesaat kemudian, Kevin dan lain menyusul Raeyoo dengan teleportasi mereka.

"Yak! aku kira kau menggunakan jurus menghilangmu ternyata ke sini menggunakan motor." ucap Bangjin.

"Buang - buang tenaga untuk itu, ayo."

Raeyoo mengajak para sahabatnya untuk masuk ke dalam ruangan sekolah. Sementara Samuel bergidik ngeri melihat orang-orang yang bergelimpangan.

"Mereka seperti di brain wash," ucapnya.

Mereka menyusuri lorong koridor sekolah, dengan keadaan waspada. Sementara Kevin, mencium aroma kegelapan kuat di rooftop sekolah.

"Sepertinya mereka di sana," tunjuk Kevin.

Jaehyuk menghela nafasnya, karena menuju ke atas menaiki banyak anak tangga, dan itu sangat melelahkan.

"Ayo kita saling berpegangan," pinta Jaehyuk.

Tanpa banyak tanya, mereka langsung berpegang. Sesaat kemudian, Jaehyuk menggunakan teleportasinya untuk menuju ke atas dengan membawa semua sahabatnya itu.

***

Sesampainya di atas, bukannya mereka bertemu dengan para pasukan ilmu kegelapan. Justru, malah bertemu Jinhoo berserta adik-adiknya, dan jangan lupa Hwangsun sedang duduk di sofa kebesarannya. Di tambah semua tawanan mereka, yang sedang tidak sadarkan diri dengan kondisi terikat menggantung.

"Akhirnya, kalian datang juga tanpa melawan para pasukanku di bawah." sambut Hwangsun.

"Heh! Nenek sihir, kau masih saja jahat meskipun kau berada di jasad orang," kesal Samuel.

"Oh, reinkarnasi dari pangeran Sam Il ini tetap saja mulutnya tajam seperti dulu." sinisnya memandang ke arah Samuel.

"Sementara kau hanya abu yang bergerak, di jasad orang." ucap Samuel pedas dan mendapatkan tos dari Bangjin.

"Kurang ajar, kau tidak khawatir kedua orangtuamu aku b**uh?" ancam Hwangsun.

"Sekali lagi kau menyentuh helai rambut orang tua kami. Siap-siap saja, kau akan menjadi abu dan tidak akan hidup kembali." geram Bangjin.

"Bagaimana kita lawan satu banding satu. Sebelum kalian melawan ibuku?" tantang Victor.

"Siapa takut?" ucap Hyukjin.

Tanpa basa - basi, mereka mengeluarkan senjata masing-masing. Kecuali Raeyoo, karena dia malas mengeluarkan pedangnya di tambah di melawan Jinhoo.

"Sepertinya, kau suka ssekali bertarung dengan tangan kosong." ejek Jinhoo.

"Benarkah?" ucap Raeyoo mengejek.

Tanpa banyak bicara, Jinhoo melayangkan pedangnya ke arah Raeyoo. Namun sayang, dia kalah cepat karena Raeyoo bisa berpindah cepat dan langsung menendangnya dari belakang.

Jinhoi terkejut, melihat Raeyoo sudah di belakangnya. Padahal dia tahu, Raeyoo di hadapannya otomatis pedangnya bisa melukai gadis itu.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kania Rahman

Kania Rahman

lanjut thor,, semangat dan sehat selalu 👍👍

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!