Terlanjur Cinta
"Jadi bagaimana??"
indra menghela nafas mendengar pertanyaan yang terlontar untuk yang kesekian kalinya dari sang kekasih.
"Yu, kamu tau kan aku sangat ingin menggapai cita citaku?" jawab indra lirih.
Suara isak itu jelas terdengar di telinga indra. ia mengenggam erat ponsel yang masih setia menempel di telinganya. hatinya terasa di remas remas mendengar isak pilu sang kekasih.
"Apa sepenting itu cita cita kamu ndra? Apa aku nggak penting buat kamu ndra? Mana janji kamu, dulu kamu janji kamu bakal nikahin aku" Ucap yua dengan di iringi isak tangis nya.
indra memejamkan kedua matanya mendengar ucapan kekasihnya. Sungguh ia pun tidak tahu harus bagaimana. Ia sangat mencintai gadis nya, tapi ia juga sangat ingin mengejar impianya.
"Maaf yu, maaf." Katanya lirih.
"Kamu tega ndra."
Tuttttttt
Sambungan telfon terputus.
Indra terdiam dengan tatapan nanar.
Sungguh ia tidak bermaksud mengingkari janjinya, ia juga tidak bermaksud untuk menghindari orang tua kekasih nya.
Ia hanya ingin menggapai mimpinya terlebih dulu sebelum mempersunting gadis pujaan nya.
Kembali indra menghela nafas.
Pria berambut hitam legam itu menengadahkan kepalanya. menatap langit biru bersih siang itu. Rasa panas yang terasa menyengat di wajah tampan nya tidak ia hiraukan. Rasa bingung, sedih, marah menjadi satu di dalam hatinya.
___________________________
Sementara itu seorang gadis terus terisak di tempat tidur nya. Kedua tanganya tidak henti memukuli guling yang berada di pangkuanya.
Kecewa, bahkan sangat itu yang saat ini ia rasakan.
"Yua !!"
Mendengar namanya di panggil dengan sigap gadis tersebut menyeka air matanya. Ia membenarkan penampilanya yang sedikit berantakan itu sebelum akhirnya pintu kamar nya terbuka.
"Mamah."
Yua mencoba sebisa mungkin menampilkan senyum manis nya padang sang mamah yang mulai melangkah menghampirinya.
"Bagaimana?"
Pertanyaan sang mamah membuat yua menghela nafas sedih. Namun ia tidak ingin mamahnya tau jawaban indra beberapa menit tadi lewat telfon.
"eemmm nanti dia juga datang kok mah" Jawab yua tersenyum manis.
"Bagus lah. mamah selalu berharap yang terbaik untuk kamu sayang."
Yua tersenyum miris saat mamah nya membelai lembut kepalanya. Sesaat ia tertunduk kemudian kembali menatap mamahnya dengan lekukan senyum di bibir nya, tidak ingin sang mamah tau apa yang sedang di rasakanya saat ini.
"cepat lah turun. papah sudah menunggu di bawah. kita makan siang sama sama."
Ucap mamah nya seraya tersenyum.
Yua mengangguk kemudian melangkah mengikuti wanita yang sudah melahir kanya itu pelan.
__________________________________
Tok tok tok
Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatian yudha dari berkas yang sedang di bacanya. Pria tampan itu menghela nafas sebelum membuka mulut nya.
"Masuk!" Tegas nya.
Ketika pintu coklat itu terbuka munculah sosok tampan sahabatnya dengan wajah lesu serta penampilan lusuh nya.
Hal tersebut membuat Yudha mengeryit bingung.
Yudha masih diam.
Ia terus menatap sosok sahabat nya yang berjalan gontai menuju sofa di seberang meja kerjanya.
setelah sahabatnya duduk di sofa tersebut Yudha mulai bangkit dari duduk nya meninggalkan berkas nya kemudian menghampiri sang sahabat.
"lo kenapa?"
Indra menghela nafas mendengar pertanyaan yudha. Pria itu membenarkan duduknya kemudian menatap yudha lesu.
"Gue bingung yudh, gue nggak tau harus gimana?"
Yudha terus menatap indra, menunggu pria itu melanjutkan ucapanya.
"Yua yudh, orang tuanya minta gue untuk ngelamar dia besok. gue nggak tau harus gimana." Lirih indra.
Yudha mengangkat sebelah alisnya bingung.
Yang yudha tau indra sangat mencintai yua, bahkan pria itu sering berkhayal tentang kehidupanya kelak dengan gadis itu.
"Gue emang cinta sama yua, banget malah. Tapi kalau untuk menikahinya gue rasa gue belum siap. Gue masih belum menggapai impian gue yudh. Lo tau itu kan?"
Yudha mengangguk mengerti dengan apa yang di ucapkan sahabat nya.
"tapi ndra menurut gue apa yang di lakukan orang tua yua nggak salah." Timpal yudha
"maksud lo??" Tanya bingung indra.
" ya kan lo sama cewek lo itu udah lama banget menjalin hubungan. Dan selama ini lo nggak pernah sekalipun datang nemuin orang tua nya. Wajar kan kalo mereka minta lo datang. Itu pun kalo lo serius cinta sama yua." Jawab yudha tenang.
"Gue tau itu yudh. Tapi dengan keadaan gue begini gue nikahin dia, terus nanti gue mau kasih makan apa? kerjaan, gue nggak ada, cita cita gue hanya sedikit lagi yudh tercapai. Gue nggak mau apa yang gue impikan selama ini sia sia." kata indra.
Yudha menghela nafas
Ia bangkit kemudian kembali melangkah menuju meja kerjanya meninggalkan indra yang masih duduk di tempat nya.
Egois itulah sifat yang mendarah daging seorang indra hermawan.
"yudh"
Panggil indra bangkit dari duduk nya.
indra melangkah menghampiri yudha yang mulai kembali membaca berkas nya. Ia menarik kursi di depan meja kerja yudha kemudian menempatkan dirinya di sana.
"gue bisa minta tolongkan? gue nggak tau harus minta tolong sama siapa. Cuma lo yang gue bisa percaya yudh."
Yudha menatap indra yang juga sedang menatapnya.
"Apa maksud lo?"
"yudh gue minta tolong sama lo. Lo kan udah cukup bahkan sangat mapan. Gue minta lo dateng temuin orang tua yua. Gue yakin yudh orang tua yua akan dengan baik nerima lo" ujar indra.
" lo gila ndra? lo pikir dengan cara begini lo bakal bikin cewek lo bahagia? dan lagi gue nggak tau siapa yua. Dan gue juga nggak mau bantui lo" Tegas yudha jengkel.
"gue mohon yudh. Cuma lo yang bisa gue percaya. Lo tenang aja, lo nggak harus cinta sama yua. Lo nikahin dia cuma untuk status di depan orang tua yua, karna gue nggak mau kehilangan dia yudh."
" Sorry ndra, gue nggak bisa." tegas yudha sekali lagi.
Indra menghela nafas.
Ia menatap yudha yang sedang fokus dengan berkas nya. Tidak seperti biasanya yudha seperti sekarang. Semenjak mereka menjalin persahabatan yudha lah yang selalu mengerti dirinya, selalu membantunya bahkan tidak segan mengeluarkan rupiah sebesar apapun demi membantunya.
Indra kembali menghela nafas, menyenderkan punggungnya menatap yudha.
"yudh gue cuma bisa berharap sama lo." kembali indra berucap.
Yudha tidak menyaut bahkan tidak mengalihkan perhatianya dari berkas di tanganya.
_________________________________
Yudha menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang tinggi di depanya.
Tatapan elangnya menyapu keseluruh pekarangan rumah sederhana di depanya hingga ia menemukan sosok mungil dengan perut buncit yang sedang menyiram tanaman di sekitar nya.
Sebuah senyuman terukir di bibir nya.
Namun bukan senyum manis yang terukir melainkan senyum miris.
Disana tidak jauh darinya berdiri sosok yang sangat ia cintai dari dulu dan mungkin sampai sekarang.
Ingatanya kembali memutar saat dimana hatinya hancur berkeping keping.
"kamu tau nggak yudh? ternyata dia juga suka sama aku. Bahkan dia nglamar aku, dan kabar yang paling baik nya adalah kita akan menikah dalam waktu dekat."
Ucapan itu kembali terngiang di telinga yudha.
Ucapan serta senyum itu meluluh lantahkan hati nya saat itu. Betapa tidak, semenjak perkenalanya dengan gadis itu yudha sudah jatuh cinta padanya.
Namun sesuatu yang tidak di inginkanya terjadi. Gadis itu mencintai orang lain, yang artinya Cinta yudha bertepuk sebelah tangan.
Yudha menghela nafas
Tanpa terasa air matanya menetes.
Sakit bahkan sangat sakit. Hatinya hancur tak tersisa.
Yudha mengusap air mata yang begitu lancang menganak sungai di pipinya.
Kembali ia menghela nafas kemudian menghidupkan kembali mesin mobilnya dan barlalu meninggalkan kediaman tersebut tanpa di sadari oleh sosok yang diam diam yudha perhatikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Sept September
kak aku mampir yaaaa
2020-09-13
2
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Next thor semangat 💪💪💪
2020-09-07
2
Ellaa🎭
izin ya thor 🙏
mampir juga yuk ke ceritaku judulnya
"Cinta Yang Terlupakan" nyeritain Naura yang mengharapkan Arlan kembali dan Farrel yang terjebak friendzone.💜
mampir ya siapa tau suka 🤗😊💜
2020-08-26
1