Yudha mengendurkan dasi yang seharian ini mengikat leher nya. Rasa gerah membuat pria itu membuka dua kancing kemeja bagian atas nya. Untuk jas nya, pria menenteng nya dengan gaya cool.
Beberapa kaum hawa yang menjadi tetangga apartemen nya sempat melirik nya namun tampak nya pria itu benar benar tidak memperdulikan nya.
__
"Aku pikir selama ini kalian tinggal di rumah yudha." kata indra meletakan secangkir kopi yang telah di sruput nya.
"Mungkin yudha lebih nyaman disini." ujar yua tersenyum.
indra mengangguk.
Mungkin saja pria itu memang sengaja membawa yua jauh dari kluarganya, pikir indra.
Yua terdiam
Entah kenapa gadis itu merasa sangat canggung berdua dengan kekasih nya. Di pikiran gadis itu hanya ada suaminya saat ini. Bagaimanapun yudha tetap suaminya.
ia merasa bersalah memasukan pria lain tanpa izin yudha. Meskipun itu indra.
indra yang melihat tingkah yua mengeryit bingung.
ia dapat melihat rasa ketidak nyamanan kekasih nya.
Perlahan indra bangun dari duduk nya kemudian menghampiri yua yang duduk di sofa sebelah nya.
Pria itu tersenyum lembut kemudian memposisikan dirinya duduk di samping yua. Dengan pelan indra menggenggam tangan kecil yua, menggenggam nya lembut.
Yua yang mendapat perlakuan lembut dari indra menolehkan kepalanya.
sepasang mata indah nya balas menatap indra yang juga menatap nya lembut.
"Kamu nggak nyaman disini?" tanya indra mendekat kan wajah nya.
"Eemm, sorry ndra. nggak perlu sedekat ini kan?" Tanya yua memundurkan kepalanya.
"Kenapa? aku pacar kamu."
Yua menelan ludah nya takut.
Jantung nya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Sebenar nya apa yang di lakukan indra sangat wajar karna yua kekasih nya.
Hanya genggaman tangan juga duduk berdampingan.
"Aku pulang"
Baik yua maupun indra, mereka berdua sama sama menolehkan kepalanya.
Tidak jauh dari mereka telah berdiri sosok yudha yang terlihat sedikit berantakan.
Buru buru yua bangkit dari duduk nya menjauhi indra.
Rasa takut nya semakin bertambah. Yua terlihat seperti pelajar yang ketahuan menyontek oleh gurunya.
Berbeda dengan indra, pria itu terlihat biasa saja mengetahui keberadaan yudha. Bahkan dengan sangat tidak sopan indra mengangkay sebelah kakinya, punggung nya ia sandarkan di sofa dan menatap yudha santai.
"Baru pulang yudh?" Tanya indra santai.
Yudha tidak bergeming.
Wajah tampan pria itu terlihat sangat dingin. kedua elang nya menatap tajam pada yua sekilas.
"Gue masuk." kata yudha singkat.
indra mengeryitkan dahi melihat sikap yudha.
namun indra mengedikan bahunya tidak perduli. Mungkin saja pekerjaan nya membuat mood sahabat nya memburuk.
Untuk yua, Gadis itu masih mematung di samping sofa tempat indra berada. Entah ia yang salah mengartikan atau tidak tapi dengan sangat jelas yua meliht kemarahan di mata suaminya.
Deringan ponsel indra membuat yua tersentak. di tatap nya indra yang mulai berbincang di telfon.
Yua menghela nafas.
hampir saja gadis itu melupakan keberadaan kekasih nya.
Yua kembali menghela nafas.
Hatinya sungguh sangat tidak tenang. ia sangat ingin sesegera mungkin menyusul yudha.
Namun yua tidak mungkin melakukanya.
Yua tidak mau ada kesalah fahaman saat ini.
"Yua, aku ada urusan."
Hati yua terasa sangat lega bahkan senang mendengar ucapan indra.
Yua tersenyum manis dan mengangguk mengerti.
"Kalo begitu. aku pergi yah. kamu baik baik disini. dan tolong bilang sama yudha aku pergi." kata indra bangkit dari duduk nya.
"iyah." kembali yua mengembangkan senyum nya.
"kok kaya seneng banget aku pergi." ujar indra mengangkat sebelah alis nya.
Yua mematung di tempat nya.
Apa mungkin indra tau isi hatinya saat ini? atau mungkin yua terlalu mengekspresikan rasa hatinya di depan indra?
"bercanda." kekeh indra geli.
Yua merasa sangat kikuk mendengar kekehan indra. Gadis itu merasa ada yang salah denganya saat ini.
tatapan yudha tadi terus menghantuinya saat ini.
"Ok, aku pergi."
Yua mengangguk dengan senyum nya.
Gadis itu benar benar seperti orang bisu. tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut nya bahkan saat indra mencium kening nya.
Setelah memastikan indra benar benar pergi yua segera melangkah cepat menemui yudha yang entah sedang apa saat ini.
___
Yudha baru keluar dari kamar mandi ketika yua memasuki kamar mereka. Gadis cantik itu menatap suaminya diam diam.
Sepertinya yudha belum menyadari kehadiranya.
Pria itu mengenakan kaos putih yang begitu pas melekat di tubuh kekar nya.
Untuk bawahan nya yudha mengenakan celana piama panjang yang senada dengan warna kaos nya.
Tangan besar yudha begitu aktif mengusap usap rambut coklat nya dengan handuk.
Yua tidak memungkirinya, suaminya memang selalu terlihat sempurna dengan penampilan apapun.
"Yudha."
Yudha menoleh mendengar suara yua.
pria itu mengeryit melihat gadis itu sudah berada di kamar.
Bukankah seharusnya gadis itu menemani indra di ruang tamu.
"Maaf."
Yudha di buat semakin bingung oleh istrinya. Bahkan gadis itu menunduk seperti tidak berani menatap nya.
"Aku, aku minta maaf. Harus nya aku minta izin kamu dulu. Tapi aku tidak sengaja bertemu indra di depan dan aku tidak bisa menolak saat indra bilang ingin melihat apartemen kamu."
Yudha tersenyum mendengar penuturan istrinya. Yua bersikap seperti mereka suami istri yang saling mencintai.
Yudha menghela nafas.
sikap yua membuat nya merasakan sesak di dadanya.
perlahan yudha melangkahkan kakinya menghampiri yua yang masih berada di depan pintu.
"Kamu nggak perlu minta maaf yu." ucap yudha menatap istrinya.
Yua mendongakan wajah nya, menatap yudha yang jauh lebih tinggi dari dirinya. Gadis itu menatap dalam sepasang mata elang yudha mencoba mencari sesuatu entah apa.
"Tapi tolong jangan lagi yu." lanjut yudha lirih.
Entah kenapa yua merasakan senang di hatinya. Ucapan lirih yudha membuat bibir merah nya melengkungan senyuman manis pada suaminya.
"iyah." senyum yua senang.
Yudha membalas senyum yua kemudian mengacak acak rambut gadis itu gemas.
Jujur yudha sebenar nya sangat marah melihat kebersamaan yua dan indra tadi. Tapi setelah ia berpikir kembali, semarah apapun yudha dia tidak berhak mengekspresikan nya. yua dan indra pasangan yang sesungguh nya. ia hanya membantu indra untuk menjaga yua.
Menjaga sampai indra siap membawa gadis itu dalam kehidupan nya.
"Andai saja kita bisa saling mencintai yu." batin yudha masih menatap kedua mata yua yang masih mempertahankan senyuman manis di bibir nya.
"Sebenar nya aku tadi udah masakin makan malam untuk kamu."
Yua berkata dengan wajah sendu.
senyuman gadis itu lenyap mengingat nasib masakanya yang sudah mendingin di meja makan.
"untuk ku??" Tanya yudha memastikan.
Yua mengangguk.
Gadis cantik itu mencebikan bibir nya membuat yudha semakin merasa gemas.
"Tapi mungkin sudah dingin." ujar yua sendu.
"kalau begitu tolong hangat kan lagi. aku sangat lapar."
Yua kembali tersenyum mendengar ucapan suaminya. Dengan semangat gadis itu mengangguk kemudian menggandeng tangan yudha membawanya ke dapur untuk memanaskan kembali masakan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
arin
bigung sm jln pkirn Indra juga yua,di kira nikah itu mainn AP y
2021-02-15
0
Yayuk Ima
visualnya dong
2020-08-12
2
Heny Ekawati
putus aj yua dri indra, ngapain pacaran sama orang yg tdk mau berjuang bersama
2020-07-27
3