Indra tersenyum membalas sapaan karyawan nya. Pria itu membetulkan kerah kemejanya penuh rasa bangga sebelum memasuki caffe milik nya.
Ketika sampai di dalam indra mengedarkan pandangan nya keseluruh penjuru ruangan.
seulas senyum kembali terukir di bibir nya.
"Sekarang ini benar benar milik gue." bangga indra berucap lirih.
Yah.
pria itu baru saja menemui sang pemilik ruko yang berniat menjual tempat itu. indra yang mendengar nya segera bergegas menemui orang tersebut dan langsung membayar nya tanpa negosiasi terlebih dulu.
Meskipun pria itu harus menguras seluruh tabunganya. Toh menurut nya perlahan tabungan nya akan kembali dengan nominal yang lebih berlipat lipat.
Pandangan indra berhenti ketika sampai pada pojok ruangan. pria itu menajamkan tatapanya guna memastikan apa yang di lihat nya.
Perlahan indra melangkah menuju pojok ruangan. Ada sosok cantik yang tidak asing bagi pria itu.
"Gabriela."
Gabriela menoleh mendengar seorang memanggilnya. Dia mengerutkan kening nya melihat sosok indra di depanya. kedua matanya menatap indra dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"indra?" Tanya gabriela memastikan.
indra tersenyum kemudian menganggukan kepalanya. Tanpa bertanya pada gabriela indra menarik kursi dan duduk tepat di depan perempuan itu.
"Lama nggak ketemu. gimana kabar kamu??" Tanya indra ramah.
"Aku baik. Kamu sendiri gimana?" jawab gabriela tersenyum.
"Aku sangat baik."
Gabriela terkekeh mendengar jawaban indra. Ia tau indra memang terlihat sedang sangat baik. Terlihat jelas dari pancaran mata juga keramahan pria itu.
"Udah berapa bulan riel?"
Gabriela yang mengerti pertanyaan indra menunduk menatap perut buncit nya. perlahan tangan nya mengelus perut nya lembut penuh kasih sayang.
"udah bulan nya ndra. do'ain yah." senyum gabriela menatap indra.
indra mengangguk dan tersenyum menanggapinya.
"Kebetulan banget yah. beberapa hari yang lalu aku ketemu yudha sama iatrinya. sekarang kamu."
Ucapan gabriela membuat indra terdiam sejenak. Andai saja saat itu ia yang datang menemui orang tua yua.
Menjelaskan semuanya mungkin sekarang ia bisa membanggakan statusnya dengan yua di depan teman lamanya itu.
"Kamu udah nikah juga ndra?"
Pertanyaan gabriela membuat indra tersadar dari lamunanya.
"Belum. tapi akan." jawab indra terkekeh.
Bagaimanapun gabriela tidak boleh tau siapa yua untuk indra. Sudah pasti indra akan di salahkan oleh gabriela. bahkan mungkin dia akan memaki maki indra dengan mulut pedas nya. Karna semenjak dulu gabriela memang begitu.
Bahkan gabriela sangat sangat memihak yudha apapun alasanya dulu.
Gabriela, indra, yudha adalah teman semenjak SMA. mereka cukup dekat saat itu. bahkan sering menghabiskan waktu bertiga. Hingga melanjutkan ke universitaspun mereka tetap akrab.
"Ok. aku do'akan." kata gabriela.
indra mengedikan bahunya sembari menghela nafas.
di tatap nya gabriela yang sedang meminum orange jus nya. Teman lamanya itu memang sosok yang sangat unik juga sepel.
Tidak heran yudha pernah menaruh hati padanya.
"kamu sendiri?" Tanya indra kemudian.
"Emm iya." jawab gabriela tersenyum.
indra mendelik mendengar jawaban gabriela.
Pria itu merutuki suami gabriela dalam hati.
Suami macam apa yang membiarkan istrinya yang sedang hamil tua pergi seorang diri. apa tidak terpikir sesuatu yang buruk jika membiarkan gabriela sendiri.
"ck. perempuan hamil tua jangan pergi sendiri. gimana kalo tiba tiba kamu mau melahirkan. gimana sih."
Gabriela terkikik geli mendengar omelan indra. indra memang aneh dari dulu menurut nya. sangat berbeda dengan yudha yang cenderung kalem bahkan sangat tertutup.
"baiklah. tidak di ulangi." ucap gabriela meledek dengan mengangkat satu tanganya.
Indra mencebikan bibir nya.
gabriela memang menyebalkan kadang kadang.
***
Yua memasuki ruang kerja yudha yang berada tepat di samping kamar mereka.
Gadis cantik itu membawa secangkir kopi yang mengepulkan asap di atas nya. perlahan gadis itu menghampiri yudha yang tampak sangat serius dengan laptop nya.
"serius banget yudh." kata yua menaruh secangkir kopi buatanya di meja yudha.
"Eh yu." senyum yudha mengalihkan tatapanya dari laptop pada yua.
"Minum dulu kopinya."
Yudha mengangguk kemudian meraih secangkir kopi buatan yua dan menyeruput nya pelan. Aroma kopi yang memasuki indra penciuman nya membuat pria itu memejamkan kedua matanya.
Dulu yudha tidak begitu suka dengan kopi, Namun begitu yua hadir gadis itu selalu menyuguhkan secangkir kopi saat pagi maupun malam saat yudha sedang menyelesaikan pekerjaan nya di rumah. Karna terlalu sering yudha pun ketagihan sampai akhir nya pria itu memasukan kopi buatan istrinya sebagai minuman favorit nya.
Tapi hanya kopi buatan yua, istrinya.
"Emang banyak banget yah kerjaan nya?" tanya yua mendudukan dirinya di kursi depan meja kerja yudha.
"Lumayan sih." jawab yudha tersenyum.
Yua mengangguk mengerti.
Gadis itu menatap yudha yang mulai serius kembali dengan laptop nya. Sungguh sangat sempurna sosok suaminya itu. yua yakin banyak kaum hawa yang iri dengan posisinya sebagai istri yudha.
"Yudha. besok siang boleh aku main ke perusahaan?" Tanya yua ragu.
Yudha diam sejenak.
jari jari besar pria itu berhenti menari nari di atas keyboard laptop nya.
Kedua pasang mata elang pria itu menatap yua yang terlihat ragu menatap nya.
"Tentu saja boleh." jawab yudha tersenyum.
Yua tersenyum lega mendengar jawaban suaminya.
Tiba tiba muncul ide di kepala cantik gadis itu. sungguh yua sangat tidak sabar menunggu hari esok.
Keduanya saling menatap juga melempar senyum satu sama lain.
___
tek tek tek
Yua menghembuskan nafasnya kasar. Detak jarum jam jelas sekalu terdengar di telinganya. Di lirik nya jam dinding yang berada di seberang nya.
sudah sangat larut tapi gadis itu belum juga bisa memejamkan matanya.
ketidak sabaranya mengunjungi suaminya bekerja hari esok membuat nya tidak dapat tidur.
Perlahan yua membalikan tubuh nya.
lihatlah, yudha saja sudah sangat damai menyelami alam mimpinya.
Dalam cahaya remang remang Yua dapat dengan jelas menatap wajah tampan suaminya.
seulas senyum terukir di bibir yua.
Yudha benar benar orang baik. Bahkan dia tidak pernah sekalipun menyentuh yua selama pernikahan meteka. Yudha memperlakukan gadis itu dengan sangat hati hati.
Perlahan yua mengulurkan tanganya menyentuh rambut yudha yang terlihat sangat berantakan itu.
Sangat lembut. pikir gadis itu.
Yua menyibak rambut yudha yang menutupi kening pria itu dengan sangat lembut. Gadis itu tidak ingin mengganggu istirahat suaminya.
"Suatu saat pasti kamu akan menemukan perempuan yang bisa benar benar mrmbuat kamu bahagia yudh. Dan yang pasti perempuan itu bukan aku." lirih yua.
Tanpa sadar yua meneteskan air matanya.
Tiba tiba rasa sesak menghampiri gadis itu. sekelebat bayangan akan perpisahan mereka membuat yua meneteskan air mata.
Rasanya yua tidak akan sanggup berpisah dengan suaminya itu.
Yudha begitu sangat baik bahkan jika di bandingakan dengan indra yudha jauh lebih baik.
Namun yua tidak bisa menghindari perpisahan nya dengan yudha nanti.
indra yang ia cintai bukan yudha.
"Kamu pantes bahagia yudha." lirih yua dengan suara bergetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Noni Kartika Wati
gemess,,,kenapa yua ga ngomong aja dia mulai suka sama yudha
2020-06-19
4
WuLan DaRi
sepertiny yua mulai ada getar2 cinta tuh keyudha...😍
2020-04-22
8