Yudha membuka bungkus makanan instan yang baru saja di terima nya beberapa menit tadi. Ketika kedua tangan nya meraih sendok dan garpu yudha terdiam.
Pria tampan itu merasa ada yang kurang.
yudha tersenyum miris.
Yua belum kunjung pulang selama 2 hari ini. Bahkan gadis cantik itu sama sekali tidak menghubungi nya.
Yudha sudah beberapa kali menghubungi nya namun tidak pernah ada respon.
Bahkan pesan singkat yang yudha kirim kan pun tidak pernah yua balas.
Yudha merasa yua sedang menjauhi nya.
Tentu saja.
Sekarang indra sudah berhasil dengan usahanya, mungkin saja gadis itu berniat menjauhinya bahkan sebentar lagi akan meninggalkanya untuk kemudian bersama indra.
Deringan ponsel membuat yudha terkesiap.
buru buru pria tampan itu meraih ponselnya kemudian mengangkat nya.
"halo yua.."
"ini ibu. bukan yua." ujar suara di seberang yang ternyata adalah Amara.
Yudha meringis.
Bodoh sekali dia, kenapa tidak melihat layar ponselnya terlebih dulu.
Sepertinya yudha memang sangat berharap yua menghubungi nya.
"Ah iya. ibu, bagaimana kabarmu bu?" kata yudha beralih bertanya kepada ibu tercinta nya.
"ibu baik. Kalian berdua, apa sedang ada masalah?"
Yudha kembali meringis.
Terus terang sekali ibunya itu. kadang yudha bingung melihat sikap ibunya yang begitu terus terang dan sangat pemberani. sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang cenderung tertutup dan ragu ragu.
"eemm Hanya sedikit kesalah fahaman bu." jawab yudha akhir nya.
Terdengar suara helaan nafas amara.
Yudha tidak bisa berbohong pada ibunya dan memilih menjawab apa adanya.
"baiklah. selesaikan dengan baik. jangan membuat nya kecewa yudha."
"iya bu." jawab yudha lemas.
"kalau begitu ibu tutup ya. ibu harus metting." amara kembali berkata.
"iya ibu. jaga kesehatanmu." ujar yudha mengingatkan sebelum sambungan telfonya terputus.
Yudha menghela nafas.
Ibunya benar, harus nya sebagai seorang pria ia mengambil langkah tegas. harus nya yudha menyusul yua kerumah mertuanya.
Yudha mengangguk mantap kemudian bangkit dari duduk nya.
Tidak lupa pria tampan itu meraih kunci mobil nya berniat menjemput istrinya.
***
Yua sedang berdiri di balkon kamar nya.
gadis cantik itu melipat kedua tanganya di bawah dada.
sesekali ia menghela nafas dan memejamkan matanya.
baru dua hari ia tidak bertemu dengan suaminya rasanya seperti sangat lama sekali. padahal dengan indra dia tidak pernah merasakan hal seperti sekarang ini.
Bayangan yudha terus mengganggu nya. Kemana arah yua memandang yudha selalu berada disana.
Deruan suara mesin mobil membuat yua mengeryit. seingat nya papah nya sudah pulang dari sore tadi.
Karna penasaran yua menatap ke bawah. Di lihat nya mobil yudha yang mulai memasuki pekarangan rumah nya.
Rasa bahagia langsung menghangat kan hati gadis itu. seulas senyum mulai terukir di bibir ranum nya.
Yudha memarkirkan mobil nya tepat di depan pintu utama kediaman mertuanya. Segera pria itu keluar dari mobil nya kemudian melangkah memasuki rumah mertuanya tersebut.
Ketika sampai di ambang pintu yudha di buat terkejut saat seseorang menubruk tubuh kekar nya. Jika saja pria itu tidak dapat menyeimbangkan posisinya mungkin saja ia sudah terjerembab ke belakang.
"Yudha."
Suara yua membuat kesadaran yudha kembali. Detak jantung nya berpacu begitu cepat ketika merasakan pelukan erat di tubuh nya. ia sungguh tidak percaya dengan apa yang sedang di alaminya saat ini.
Yua memeluk nya begitu erat.
Gadis itu seperti sedang sangat merindukanya.
Bahkan yudha sempat berpikir ia sedang bermimpi.
Pergerakan kecil yua membuat yudha kembalu ke alam sadar nya.
perlahan seulas senyum terukir di bibir nya. Kedua tangan besar pria itu mulai melingkar di tubuh mungil istrinya. membelai rambut panjang terurai gadis itu penuh kasih sayang.
Sesaat keduanya larut dalam kerinduan yang sama sama mereka rasakan.
Keduanya tidak menyadari keberadaan Kedua orang tua yua yang menatap nya geli.
"Seperti drama romantis."
Baik yua maupun yudha segera melepaskan pelukanya ketika mahendra bersuara.
Keduanya terlihat salah tingkah. bahkan mereka segera memberi jarak. mungkin malu.
"sudah lah pah. Yua ayo ajak suamimu makan malam." ujar mamah yua lembut.
Yua mengangguk.
Sepeninggal kedua orang tuanya gadis itu masih diam di tempat nya.
Yudha yang melihat tingkah gadis itu hanya diam, menunggu istrinya mengajaknya menuju meja makan.
Karna sejujur nya yudha sudah sedari tadi menahan rasa lapar nya.
pria itu meninggalkan makanan cepat saji yang ia pesan begitu saja di meja makan tadi.
"eemm. kita makan."
Yua melongo melihat yudha yang langsung melangkah cepat bahkan sebelum ia menyelesaikan ucapanya.
Sepertinya yudha memang sangat kelaparan kali ini.
Yudha begitu lahap menyantap makan malam nya. Yua yang melihat nya tersenyum geli. pria itu seperti sudah tidak makan berhari hari. Untung nya mahendra dan istrinya tidak menyadari nya. mereka fokus dengan makanan nya sendiri.
Setelah selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga selama beberapa menit. Tidak lama yudha mengajak istrinya pulang yang langsung di setujui oleh gadis itu.
kedua orang tua hanya menggeleng.
Pada dasar nya mereka berdua sudah menerka nerka tentang apa yang sedang di alami putrinya.
Mereka sengaja membiarkan nya.
mereka yakin yudha dan yua mampu menyelesaikan masalah mereka berdua.
__
Suasana hening membuat yua bingung harus bagaimana. di lirik nya yudha yang terlihat fokus dengan kemudinya. ia menghela nafas. seperti nya yudha tidak berniat memperbaiki hubungan mereka.
Namun saat yua kembali berpikir ia menyadari betapa bodoh dirinya. Yudha mungkin tidak merasa ada apa apa. jelas saja, Mereka bukan sepasang suami istri yang saling mencintai.
Yua meringis.
Sepertinya ia terlalu berharap yudha memahaminya.
"Kamu kenapa nggak pernah angkat telfon aku??"
Hening
Yua sama sekali tidak menjawab pertanyaan yudha. pria itu melirik istrinya. pantas saja yua tidak menjawab. ternyata gadis itu sedang melamun.
Yudha menghela nafas.
"Yua !"
Yudha sedikit meninggikan suaranya agar yua mendengar nya. benar saja, gadis itu terkejut dan gelagapan sendiri.
"Ah iya. kenapa yudh?" Tanya yua bingung.
"Sudahlah. aku hanya mau bilang maaf." ujar yudha menghela nafas.
Kesal sebenar nya.
Tapi sepertinya yudha lebih baik mengalah dan memilih meminta maaf pada istrinya. Mungkin saja yua merajuk sampai pulang ke rumah orang tuanya karna kesal padanya.
"oh, ok."
Hanya itu yang keluar dari mulut yua. Setelah nya suasana kembali hening. yudha fokus dengan kemudinya.
Sedangkan yua terdiam menatap jalanan yang di lewatinya.
Dalam kepala cantik nya yua sedang berpikir bagaimana cara memulai percakapan bersama suaminya. ia bahkan bingung memikirkan jawaban jika seandai nya yudha bertanya tentang dirinya yang tiba tiba memeluk nya tadi.
Rasa bingung bercampur malu membuat yua gelisah sendiri di tempat nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Noni Kartika Wati
thor buat yua dan yudha mesra dan romantis dong
2020-06-19
5
Yain Jaez
susah di pahami. terpotong2 kyk sinetron..ini kn novel kalau tdk di jelasin mana pembaca paham....loncat2..
2020-03-29
5