"mamah akan sangat merindukanmu sayang."
Yua tersenyum mendengar penuturan mamah nya. ia menghentikan aktivitas nya memasukan baju bajunya ke dalam koper kemudian menghampiri mamah nya yang entah sejak kapan sudah berdiri di ambang pintu kamar nya.
"yua juga mah." kata yua memeluk tubuh itu.
mamah yua menghembuskan nafas nya pelan kemudian melepaskan pelukan yua.
"boleh mamah bantu?"
"tentu." senyum yua manis.
Yah.
setelah selesai mengadakan resepsi yudha langsung mengutarakan niatnya untuk membawa yua pindah ke apartemen nya.
Awalnya kedua orang tua yua melarang dan meminta yudha lah yang tinggal di rumah nya, namun dengan halus yudha menolaknya. Ia beralasan sudah membeli apartemen sebagai kado pernikahan untuk istrinya.
Mendengar alasan yudha kedua orang tua yua tidak bisa melarang nya.
"Yua. sering sering lah kemari." kata mamah yua.
"Tentu saja mamah. Yua akan sering mengunjungi mamah." jawab yua tersenyum.
Sejenak mamah yua terdiam. ia menatap putrinya seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Mamah kenapa?"
"Yua boleh mamah tanya sesuatu??" Tanya mamah yua serius.
Yua mengeryit bingung namun tetap mengangguk menjawab pertanyaan mamah nya.
"Tentang keluarga yudha. Kenapa tidak ada satupun yang hadir dalam pernikahan kemarin?"
Yua menelan ludah nya mendengar pertanyaan mamah nya.
Tentang itu yua pun tidak pernah memperdulikan. ia yakin yudha memang tidak memberitahukan keluarganya tentang pernikahan mereka. Yah mungkin karna pernikahan mereka hanya tameng untuk tetap menjaga kisah cinta nya bersama indra.
"i itu. Anu mah
"Keluarga yudha belum bisa datang mah. Maaf yudha tidak kasih tau mamah sama papah sebelum nya. Tapi lusa nanti mereka akan datang."
Mamah yua menoleh ke sumber suara.
Entah sejak kapan yudha sudah berdiri di samping tempat tidur yua.
Mamah yua mengangguk faham mendengar jawaban menantunya.
"Baiklah. mamah akan menunggu kedatangan mereka." Ucap mamah yua.
Yudha mengangguk seraya tersenyum.
Pria tampan itu melirik yua yang tampak bernafas lega.
"hampir aja" lirih yua.
Setelah selesai membereskan barang barang nya, yua mulai menatanya untuk kemudian di bawa oleh suaminya.
Yah hari ini juga mereka akan segera pindah ke apartemen yudha.
***
Ting
pintu lift terbuka menampakan yudha juga yua di dalam nya.
Keduanya melangkah beriringan menuju apartemen yudha.
ketika sampai di depan sebuah pintu berwarna coklat, dengan segera yudha memencet beberapa nomor yang menjadi password apartemen tersebut.
Yua berdecak kagum ketika memasuki apartemen tempat nya tinggal sekarang. Semuanya terlihat sangat elegan juga mewah meskipun terskesan simple dan minimalis.
"gimana? suka?" tanya yudha.
"he'em." senyum yua.
"ok. kamar kamu di sebelah sana. ayo aku antar."
Yus terdiam mendengar ucapan yudha.
gadis itu mematung di tempat nya menatap punggung yudha yang mulai berlalu dengan menarik koper milih gadis itu.
Yudha berhenti melangkah karna yua tidak mengikutinya. perlahan pria tampan itu membalikan badanya dan menatap yua bingung.
"Kenapa?" Tanya yudha bingung.
Yua menatap yudha ragu kemudian menghampiri pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.
"Bukankah kita sudah menikah. Kenapa harus tidur terpisah." kata yua lirih.
"Yu, kamu milik indra. aku nggak mau indra salah paham." jawab yudha tenang.
"Yudh. meskipun indra pacar aku tapi kamu suami aku. Apapun tujuan kamu menikahi aku bukankah kamu sudah berjanji atas nama tuhan." kata yua menatap yudha sendu.
"Baiklah kalo begitu. kamar ku disana." Kata yudha menghela nafas.
"Kamar kita." ralat yua.
"ya ya ya" pasrah yudha.
Yua tersenyum manis kemudian melangkah mendahului yudha yang menekorinya dengan koper milik gadis itu.
"oh iya yu. aku ada urusan sebentar. kamu mau aku beliin sesuatu?"
Yua terdiam.
gadis cantik itu tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan yudha.
"Apa ada bahan makanan di dapur?" Tanya yua menatap yua.
"Ada." jawab singkat yudha
"ok. Jangan pulang terlambat."
Yudha terpaku sesaat mendengar nya. Namun akhirnya sebuah anggukan mewakili jawaban nya.
**
pukul 19:15
indra menghela nafas
sudah hampir dua hari setelah pesta resepsi itu yua sama sekali tidak menghubunginya.
mendadak rasa takut merayapi hatinya.
ia takut yua jatuh ke dalam pelukan yudha. bagaimanapun yudha tidak sepadan denganya. yudha sangat jauh di atas nya. bahkan bisa di katakan sempurna.
sedang dirinya.
ia hanya pria biasa saja.
indra meraih ponselnya kemudian menempelkan di telinganya.
"issh nggak nyambung lagi." kesal indra.
Beberapa kali indra menempelkan ponselnya di telinga namun yang di hubungi tak kunjung bisa di hubungi.
menghela nafas kesal akhirnya indra menyerah dan memilih untuk mengirim pesan singkat.
***
"yudh kenapa lo susah banget di hubungi?" tanya indra curiga.
Yudha menghela nafas kemudian meraih orange jus milik indra.
"lo bisa nggak biarin gue duduk tenang dulu baru nanya?" tanya yudha sinis.
Indra ikut menghela nafas menatap yudha jengkel. wajar saja jika ia sedikit curiga. Yudha laki laki normal. ia takut yudha melakukan hal hal yang tidak di inginkan.
"lo curiga sama gue? kalo lo nggak percaya sama gue buat apa lo minta gue nikahin yua?"
indra terdiam mendengar pertanyaan ketus yudha.
"ok. gue ngaku gue salah. tapi yudh gue minta tolong sama lo jaga yua buat gue. apapun yang terjadi lo nggak boleh jatuh cinta sama yua." ucap indra serius.
"bagaimana kalo yua yang jatuh cinta sama gue?" Tanya balik yudha sinis.
"gue serius yudh."
"gue juga serius." tegas yudha.
"hhh itu nggak mungkin yudh. yua cinta nya cuma sama gue." bangga indra.
"sombong." gumam yudha sinis.
"lo janjikan yudh?" lanjut indra kembali bertanya.
"ok. gue janji." jawab yudha tanpa pikir panjang.
indra tersenyum.
ia dapat bernafas lega sekarang.
seenggak nya yudha sudah berjanji tidak akan mencintai kekasih nya.
ia tau siapa yudha.
mereka bersahabat sudah sangat lama. jadi tidak ada alasan untuk indra meragukan janji yudha.
Berbeda dengan indra, yudha merasa sangat menyesal dengan jawabanya tadi. entah apa yang ia pikirkan. tapi bayangan senyum yua terlihat jelas di kedua mata elang nya. mendadak rasa sesak merayapi dadanya. Rasanya seperti terhimpit puluhan kilo batu sehingga untuk bernafas pun rasanya sulit.
***
Deringan ponsel membuat yua terlonjak kaget. gadis cantik itu menghela nafas kemudian berlalu dari meja makan menuju tempat dimana ponselnya berada.
"indra." senyum yua terukir menatap layar ponselnya.
"halo.."
"Yua. aku merindukanmu. kenapa nomormu susah sekali aku hubungi." kata indra di seberang telfon.
"Oh maaf ndra aku agak sibuk dua hari ini." ucap yua jujur.
"Sibuk??" nada suara indra berubah mendengar ucapan yua.
"Ups aku lupa beri tahu kamu yah. Aku udah pindah ke apartemen yudha sekarang." jujur yua.
"Apa? pindah? Apartemen yudha??"
Yua mengeryit mendengar nada bicara indra. apakah ia salah bicara? menurut nya tidak. yua hanya ingin jujur pada indra. itu saja.
"Ndra? apa aku salah ngomong?" tanya yua ragu.
"oh tidak tidak. kamu lagi apa sayang??" tanya indra mengalihkan topik pembicaraan.
"Aku baru slesai menyiapkan makan malam." jawab yua.
Yua mendengar indra menghela nafas di seberang telfon. kembali ia mengeryit bingung di buat nya.
"baiklah. aku tutup dulu yu. selamat makan."
Belum sempat yua menjawab indra sudah terlebih dulu mematikan sambungan telfon nya. tidak seperti biasanya indra bersikap demikian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Maria Binawati
yudha laki normal diminta oleh yua tidur seranjang apa kuat imannya tidak tergoda dgn yua
2021-04-10
0
Lientina Lientina
indra bodoh
2020-08-17
3
Rika Istiana
Indra egois...
2020-07-27
3