Yudha menyandarkan punggung nya di sandaran kursi kebesaran nya. Pria itu menghela nafas. Sejak pagi tadi pikiranya terus terpusat pada istrinya. Terlebih saat ia akan berangkat bekerja indra sudah datang menjemput yua.
Yudha merutuki dirinya sendiri karna mengizinkan yua pergi bersama indra.
"ck. bodoh banget gue." keluh yudha frustasi.
Berbagai pertanyaan muncul di otak pintar nya tentang apa yang sedang di lakukan yua dan indra, dimana mereka sekarang.
Yudha menggelengkan kepalanya, mencoba menyungkirkan berbagai pertanyaan tersebut.
Perlahan yudha meraih beberapa map yang harus di bacanya. Pria itu mencoba mengalihkan pikiranya tentang yua.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat yudha menolehkan kepalanya.
"Masuk." tegas yudha.
Yudha melirik ke arah pintu yang mulai terbuka.
Seorang perempuan berkacamata yang tidak lain adalah karyawan nya. Perempuan itu tampak ragu melangkah menghampirinya bahkan dia terus menundukan kepalanya.
Namun yudha bukan seorang yang pelupa.
pria itu tau kenapa perempuan tersebut bersikap demikian.
Mungkin dia takut menghadapi kemarahan yudha lagi.
oh ayo lah
bukankah dia sudah lama bekerja di perusahaan yudha. Seharus nya dia juga sudah paham karakter atasanya itu.
" Permisi pak, ini berkas yang perlu bapak tanda tangani." ujar perempuan itu menyodorkan map berwarna merah.
Yudha mengangguk dan menerimanya.
Pria itu membuka map tersebut, membacanys sebentar sebelum akhir nya menanda tangani berkas tersebut.
setelah selesai menanda tangani nya yudha kembali menyerahkan pada bawahanya itu.
Perempuan itu menerimanya.
Lihatlah, begitu takut nya kah ia pada yudha?
"Em. soal waktu itu. saya minta maaf. kamu boleh kembali bekerja." ujar yudha ramah.
Perempuan itu mengangkat kepalanya kemudian tersenyum lega menatap yudha.
"oh. iya pak. saya permisi."
Yudha terkekeh geli melihat perempuan berkaca mata itu melangkah penuh keyakinan. sepertinya suasana hatinya langsung berubah mendengar ucapan yudha.
Yudha menggeleng
tidak heran karna jaman sekarang mencari pekerjaan memang sangat tidak mudah.
Mungkin ucapan yudha benar benar membuat nya takut kehilangan pekerjaan.
***
Yua mengaduk jus alpukat kesukaan nya sendu. Gadis itu tampak sangat tidak bersemangat hari ini.
indra yang melihat itu menatap nya bingung. yua memang berbeda akhir akhir ini.
"Kamu kenapa yu?" Tanya indra penasaran.
"nggak papa ndra." Jawab yua tersenyum paksa.
Indra mengangguk.
ia semakin merasa jauh dengan jekasih nya. sikap yua terhadap nya sudah jauh berbeda dengan dulu.
Yua nya tidak lagi manja
Yua nya tidak lagi penuh kebahagiaan saat bersamanya
Bahkan Yuanya tidak pernah lagi menggenggam tanganya erat.
Yua nya sudah sangat berbeda.
"ndra. Aku pulang yah. kepalaku sedikit sakit." ujar yua menatap indra sendu.
"Aku antar kamu ke rumah sakit dulu yah. setelah itu baru aku antar kamu pulang." kata indra lembut.
"nggak usah ndra. aku pulang sendiri aja."
"Tapi yu. aku takut kamu kenapa napa."
"indra. aku nggak papa."
indra menghela nafas
Yua begitu bersikukuh.
indra menatap yua sekali lagi. bahkan gadis itu tidak menatap nya.
sekalu lagi indra menghela nafas.
pria itu bangkit dari duduk kemudian tersenyum menatap yua.
"Baiklah. hati hati." kata yudha lembut.
Yua membalas senyum indra kemudian bangkit dari duduk nya.
Sebuah kecupan singkat yua daratkan di pipi indra sebelum melangkah keluar caffe milik kekasih nya.
indra menyentuh pipinya yang di kecup yua.
pria itu tersenyum kecut.
Rasanya tidak sehangat dulu.
***
Yudha menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.
Sebentar lagi waktu istirahat untuk makan siang tapi yua belum juga datang seperti ucapanya tadi malam.
Yudha menghela nafas.
Mungkin saja gadis itu lupa karna sedang bersama indra saat ini.
Yudha menyentuh dadanya.
kenyataan ini membuat dadanya selalu terasa sesak.
Jam istirahat tiba.
Yudha bangkit dari duduk nya, pria itu berniat mencari tempat makan terdekat untuk mengisi perut nya yang kelaparan.
Namun baru beberapa langkah kakinya berpijak pintu ruanganya terbuka menampakan sosok cantik yua yang tersenyum ke arah nya.
"Aku datang." ujar gadis itu ceria.
Yudha terpaku di tempat nya.
Bagaimana mungkin yua datang, bukankah gadis itu pagi tadi pergi bersama kekasih nya.
"yudha."
Panggilan yua membuat yudha tersentak.
entah sejak kapan gadis itu sudah duduk di sofa seberang nya.
"Ah. iya." sahut yudha tersenyum
Yudha melangkah menuju sofa dimana yua berada. gadis itu sedang membuka rantang yang di tenteng nya.
Saat sampai dan duduk tepat di samping gadis itu yudha tersenyum.
"nih aku sengaja masakin makan siang buat kamu." kata yua sembari menata tiga rantang di meja.
Yudha terus mempertahankan senyuman di bibir nya. Rasa sesak di dadanya musnah seketika saat melihat kehadiran istrinya.
Rasanya sangat bahagia.
Yua tampak begitu telaten mengurusnya.
bahkan saat ini gadis itu rela datang dan membawakan makan siang untuk nya.
Tentang indra yudha tidak ingin tau, yang terpenting saat ini adalah yua di samping nya.
"nih." Yua menyodorkan nasi serta lauk pauk pada yudha.
Yudha menerimanya kemudian langsung menyuapkan sesendok nasi juga lauk pauk nya.
Yua tersenyum menatap nya.
Gadis itu tau yudha sudah lapar.
terbukti ketika pria itu ingin melangkah kluar dari ruanganya.
Yua sudah bisa menebak nya.
sepertinya gadis itu memang sudah sangat memahami suaminya.
"Lapar banget yah yudh?"
Pertanyaan yua membuat yudha berhenti mengunyah makanan di mulut nya.
pria itu hanya tertawa ringan menjawab nya.
Yua ikut tertawa dan menyuruh yudha kembali melanjutkan makanya.
Setelah yudha menghabiskan makananya, pris itu kembali dengan aktivitas nya. pria itu melanjutkan beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan.
Sedang yua, gadis itu memilih tetap tinggal.
ia beralasan bingung jika hanya berdiam diri di dalam apartemen nya.
Yudha menyetujui ke inginan istrinya.
Beberapa kali yudha melirik yua yang sedang membaca majalah di sofa.
gadis itu tampak tenang dengan bacaanya.
Yudha tersenyum menatap nya.
penampilan yua memang selalu simple juga sederhana namun tetap terlihat cantik dan menarik.
___
"Yudh, boleh aku tanya sesuatu?" Tanya yua menatap yudha yang sedang mengemudikan mobil nya.
"tanya aja." jawab yudha tersenyum.
Yua terdiam sejenak.
yudha selalu bersikap lembut padanya.
"Sejak kapan kamu sama indra sahabatan?"
"Emm. lumayan lama. dari kita SMA." jawab yudha tenang.
Yua mengangguk mengerti.
pantes indra sangat mempercayai pria itu. Ternyata persahabatan mereka memang sudah sangat lama.
"Sebenar nya gabriela juga sahabat kita yu. dari SMA sampai masuk universitas kita selalu bersama."
Yua menyentuh dadanya.
Entah kenapa nada bicara yudha sedikit berbeda saat membicarakan gabriela. Dan yua seperti tidak nyaman.
"Gabriela teman yang baik, tegas juga cerdas. dia selalu berada di samping aku dan indra."
Selanjut nya yua tidak mendengarkan lagi.
yang ia ingin tau tentang yudha dan indra, bukan tentang gabriela.
Mendengar yudha yang begitu semangat menceritakan sosok gabriela membuat yua merasa bosan hingga akhir nya gadis itu terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Desi Ummu Ihsan
yeey kalau cemburu bilang aje Yua..jangan malu malu meong donk..
2020-11-06
1
WuLan DaRi
cembokur niy...😁
2020-04-22
2