"Bagaimana yu??"
Yua terperangah melihat ruko sederhana yang berspanduk bertuliskan beberapa daftar menu makanan di depan nya. Sejenak ia melupakan keberadaan indra di samping nya. gadis cantik itu tersenyum haru melihat beberapa pengunjung yang keluar masuk ruko tersebut.
"Ini milik kamu?" tanya yua setelah kembali sadar akan keberadaan indra.
"Untuk usaha nya iya. Tapi untuk ruko nya aku masih menyewa yu." jawab indra tertawa kecil.
Yua tertawa mendengar nya.
Kali ini ia benar benar sangat bangga pada indra. Ia tidak menyangka jika indra benar benar ingin sekali menggapai cita citanya. menjadi mapan saat bersamanya kelak.
"Setidaknya kamu benar benar serius ndra. Semuanya butuh proses." kata yua menggenggam lembut tangan besar indra.
indra membalas senyum yua sembari menganggukan kepalanya. Dengan langkah begitu mantap pria itu mengajak kekasih nya masuk ke dalam tempat usaha nya.
"kamu suka nggak?" indra kembali mengajukan pertanyaan kepada yua setelah mengajaknya melihat seluruh isi ruko itu.
"aku suka kok." jawab yua tersenyum.
Indra tersenyum bahagia mendengar nya.
Dengan pelan ia menarik kursi dan menyuruh yua duduk di kursi tersebut. Yua menurut dan membiatkan indra berlalu. Sedangkan gadis itu, lagi lagi ia tersenyum melihat ramainya pengunjung di tempat makan milik kekasih nya tersebut.
sesekali ia terkekeh geli jika melihat pasangan muda mudi yang masih mengenakan seragam SMP. mereka terlihat malu malu mengobrol dengan pasanganya sendiri.
"Makanan spesial untuk orang yang spesial." ucap indra menaruk semangkuk bakso di depan yua.
"Bakso?" tanya yua tidak menyangka.
"kesukaan kamu." kata indra tersenyum.
Yua mengangguk dan tertawa bahagia.
"Aku racik sendiri yu. khusus buat kamu." kembali indra berkata.
"waw. benarkah?"
"tentu. makan dong."
"ok."
Perlahan yua mulai meraih sendok kemudian mengambil sedikit kuah bakso nya, meniup nya beberapa kali kemudian menyuapkan ke dalam mulut nya.
"Tidak akan lama lagi yu. Kita akan bersama." batin indra menatap yua dengan senyuman di bibir nya.
***
Yudha menghela nafas beberapa kali. di lihat nya jam yang melingkar di pergelangan tanganya. sudah hampir petang tapi yua belum pulang juga. Yudha khawatir jika ibunya terlebih dulu pulang lalu menanyakan keberadaan istrinya itu. akan menjawab apa nanti dia.
"kemana kamu yu." lirih yudha.
Yudha benar benar tidak tau harus mencari yua kemana. Bahkan gadis itu sangat susah di hubungi begitu juga dengan indra.
Namun bukan perihal pertanyaan ibunya yang membuat nya gusar.
Sebenar nya pria itu lebih mengkhawatirkan istrinya. Dia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Bahkan yudha sempat berfikir yang tidak tidak tentang yua dan indra. Dan itu berhasil membuat dadanya kembali terasa sesak.
Entahlah
yudha pun tidak tau dengan apa yang di rasakanya. tapi yudha bisa merasakan nya setiap yua pergi bersama indra. Saat yua meminta izin padanya, ingin rasanya yudha menjawab tidak tetapi mulut nya selalu meloloskan jawaban iya.
Selang beberapa menit terdengar suara mesin motor. Yudha melongokan kepalanya.
senyum hambar tercetak di bibir nya saat melihat yua dan indra sudah berada tepat di depan gerbang.
__
Yudha melirik yua yang sedang menyisir rambut lurusnya di depan cermin. Gadis itu tetap terlihat cantik dalam keadaan seperti apapun.
Yudha memejamkan matanya saat mencium aroma sabun yang di pakai yua. Terasa menenangkan juga berbau segar.
"Yudha. kamu sudah makan??"
Pertanyaan yua membuat yudha tersentak.
buru buru pria itu berusaha terlihat tenang.
"emm, sudah." jawab yudha berbohong.
Yua menatap yudha serius mencoba mencari kebenaran dari jawaban suaminya. perlahan ia melangkah menghampiri yudha dengan mata yang terus tertuju pada suaminya itu.
Kruwukk kruwukk
ingin rasanya yua tertawa ketika sampai di depan sofa tempat yudha duduk. mulut pria itu bisa berbohong tetapi tidak dengan cacing di perut nya.
"Yudha. bohong sama istri dosanya besar loh" ledek yua.
Yudha meringis malu karna ketahuan berbohong. pria itu merutuki cacing di dalam perutnya yang berdemo seakan melaporkan kebohonganya pada yua.
"Hh. ayo."
Yudha menurut saja saat yua berucap.
Pria itu membuntuti langkah istrinya menuju dapur layaknya seorang anak kecil membuntuti ibunya.
Setelah sampai di dapur yua segera mengambil beberapa bahan makanan untuk ia masak. Gadis cantik itu terus mengomeli yudha yang justru duduk tenang menikmati pemandangan indah di depanya.
Telinganya benar benar tidak dapat menangkap suara omelan yua dari A-Z. Rasanya mereka seperti suami istri yang saling mencintai satu sama lain.
Mendadak yudha tersadar dengan kenyataan tentang dirinya juga yua.
***
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat yudha menolehkan kepalanya. pria tampan itu menutup berkas nya kemudian menghela nafas.
Pekerjaan nya sungguh sangat menumpuk kali ini.
Banyak beberapa laporan yang belum dia baca. Bahkan jadwal metting begitu padat membuat kepalanya terasa sedikit pening.
"Masuk !!"
Pintu terbuka memunculkan indra dengan gaya cool nya. Yudha mendesah frustasi. sahabat nya itu memang selalu tidak tepat untuk datang.
"Ada apa ndra?" Tanya yudha langsung.
Indra mengeryit bingung.
Nada bicara yudha tidak seperti biasanya.
perlahan indra mendekati yudha dan duduk tepat di depan sahabat nya.
"Tidak. Hanya merasa merindukanmu." jawab indra asal.
Yudha menghela nafas.
"Gue lagi banyak kerjaan ndra. sorry." kata yudha lemas.
"ok ok. gue kesini cuma mau ngasih lo ini." ujar indra menyodorkan sebuah kertas berisi sebuah alamat.
Yudha mengerutkan kening nya.
Sama persis seperti indra kala itu yang meminta nya datang ke rumah yua.
"Ndra, lo lagi nggak minta tolong gue buat nikahin cewek lagi kan?" tatap yudha intens.
Indra melongo mendengarnya.
namun sedetik kemudian pria itu tertawa terbahak bahak. Bahkan indra sampai memegangi perut nya yang terasa sakit karna terlalu dalam tawa.
"lo ternyata bisa nglawak juga yudh." ucap indra setelah berhasil mereda tawanya.
Yudha tidak menyaut.
pria itu bersedekap menatap indra jengkel. ia menyenderkan punggung nya santai pada kursi kebesaranya.
"Lo dateng aja. ajak yua sekalian. ok? gue pergi dulu. ada kerjaan." lanjut nya sebelum berlalu meninggalkan yudha yang masih jengkel di buat nya.
"kerjaan??"
Yudha mengeryit
Tidak biasanya indra seperti saat ini.
indra tidak sesantai biasanya.
Dan kerjaan?
sejak kapan pria itu menjadi seorang yang gila kerja?
Perlahan yudha meraih alamat yang tertera di sebuah kertas pemberian indra tadi.
Hanya sebuah alamat kenapa tidak mengirimnya lewat pesan singkat saja. Membuang waktu menurut yudha.
***
Yua melangkah beriringan dengan ibu mertuanya di bandara. tangan keduanya terus terpaut saling menggenggam seakan tidak ingin berpisah.
Yudha yang melihat nya merasa geli.
Yah.
Hari ini Amara harus kembali ke kota asalnya. selama beberapa hari meninggalkan bisnis nya membuat nya khawatir. Terlebih orang orang terpercaya nya terus menghubunginya dengan keluhan yang sama. Hal itu membuat Amara mau tidak mau harus pergi meninggalkan anak dan menantunya.
"Ibu pergi. kalian baik baik yah." Ujar Amara tersenyum.
Yudha dan yua mengangguk menjawab nya.
ketiganya berpelukan secara bergantian.
"Kalo kalian ada waktu sempatkan datang." lanjut Amara.
"ibu tenang saja. Yudha akan usahain datang bersama yua."
"ibu jaga kesehatan. jangan terlalu capek. kesehatan ibu nomor satu." kata yua
Amara tersenyum mendengar penuturan menantunya.
Yua begitu manis, lembut dan penuh perhatian padanya. Terlebih pada yudha. benar benar istri idaman menurut nya.
"Pasti." jawab Amara.
Perlahan amara melangkah menjauhi keduanya. sesekali menengok kebelakang tersenyum pada putra juga menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Hayati Nufus
ceritanya aneh ada ya temen mau gantiin jadi suaminya cuma sekedar istri titipan indra,ngapain coba main2 dengan pernikahan
2020-09-17
3
Panda Virgo
masih blum paham alurnya kmna
2020-09-09
5
Iryanti
kok loncat² sih thor
2020-09-07
2