indra menghela nafas.
pria itu menutup kedua matanya, menghirup udara dingin malam ini kemudian menghembuskanya perlahan.
Sudah hempir sepuluh hari indra meninggalkan kota tempat nya tinggal. pria itu berada di tempat nya sekarang untuk memperluas cabang bisnis nya.
perlahan indra membuka kedua matanya.
Di tatap nya bintang yang begitu gemerlap di langit malam ini. seulas senyum terukir melihat dua bintang yang tampak sangat bersinar di antara yang lainya.
seulas senyum mulai terukir di bibir indra.
"Ayah, ibu. lihatlah. aku sudah bisa mencapai cita citaku. Meskipun masih belum sehebat yudha tapi aku senang. semua ini buah jerih payahku yah. bu." Gumam indra menatap dua bintang tersebut.
Yah
perlu kalian ketahui indra hidup sebatang kara. ia bisa menempuh pendidikan sampai ke jenjang tinggi berkat kepandaian nya. tidak lupa peran yudha yang selalu membantunya.
Indra hidup tanpa ayah dan ibunya bahkan saudara.
kedua orang tuanya meninggal karna insiden kebakaran yang membuat ia kehilangan segalanya.
Dulu sebelum bertemu dengan yudha, indra adalah anak yang sangat pendiam. dia bekerja serabutan untuk menghidupi dirinya sendiri. Untuk tempat tinggal saja indra tidak punya.
Hingga akhir nya ia bertemu dengan yudha yang saat itu baru pindah dari manado dengan ibunya.
Dari situlah kehidupan indra mulai berangsur membaik. Ibu yudha memberinya tempat tinggal.
Awalnya wanita cantik itu menyuruh indra untuk tinggal bersama, namun indra menolak sehingga wanita itu membelikanya sebuah rumah sederhana untuk ia tinggali.
Untuk yudha, dia selalu berada di samping nya. Menjadi sahabat nya.
Bahkan pernah sekali yudha membantunya berjualan koran karna indra menolak bantuanya.
"Kalau yang gue punya nggak bisa lo terima. Mungkin dengan tenaga gue lo bisa menerimanya."
itulah ucapan yudha saat itu.
Kedua bocah laki laki yang masih mengenakan seragam biru putih berdiri di jalanan dengan setumpuk koran di tanganya. jika lampu merah menyala, mereka berdua akan menghampiri mobil mobil yang sedang menunggu lampu hijau menyala untuk menawarkan daganganya.
indra meneteskan air mata mengingat masa kecil nya. Yudha benar benar sahabat yang tidak pernah ia duga kehadiranya. Sosok nya begitu tulus. juga penuh kasih sayang.
Entah bagaimana cara indra membalas semua kebaikan pria itu.
Deringan ponsel membuat lamunan indra buyar seketika. ia merogoh saku clana jins nya kemudian meraih benda pipih yang baru di sentuh nya sore tadi.
Senyum pria itu terukir melihat nama yudha terpampang di layar ponsel nya. Segera saja indra mengangkat telfon dari sahabat nya itu.
"Halo yudh." sapa indra mengangkat telfon yudha.
"Lo ngapain aja sih. nggak ada kabar sama sekali. lo buat yua khawatir tau !"
Indra tertawa mendengar omelan yudha. pria itu sudah seperti emak emak yang kehilangan jemuran.
"wo woo sabar yudh sabar. gini gue jelasin. pertama gue sedikit sibuk. kedua, gue baru ngecash Hp gue." kata indra menjelas kan.
Yudha terdengar menghela nafas di seberang telfon. indra tau alasan yudha menghubunginya bukan hanya karna yua, yudha mengkhawatirkanya.
indra tau itu.
"Lo sahabat yang manis." lanjut indra meledek.
"siit ! sialan lo ndra !"
Sambungan telfon terputus.
indra tertawa dengan sikap sahabat nya. Sejak SMA yudha memang mulai sedikit berubah. pria itu mulai sedikit tertutup.
indra menghela nafas lagi.
Yua, gadis itu memang sangat di rindukan nya saat ini. bahkan hampir setiap saat indra merindukan nya. ingin rasanya indra selalu bersama dengan kekasih nya. namun pria itu merasa belum saat nya, masih ada sesuatu yang ingin ia gapai sebagai bukti cintanya pada yua.
___
Yudha memarkirkan mobilnya di halaman samping rumah orang tua yua. pria itu keluar dari mobilnya dengan penampilanya yang sedikit acak acakan.
Yua yang sedari tadi menunggu kepulangan yudha tersenyum saat pria itu melangkah ke arah nya.
"Tumben sampe jam segini yudh?" Tanya yua.
Gadis cantik mengambil alih jas serta tas kerja suaminya. satu tanganya bergelayut di lengan kekar yudha.
"iya yu. Ada banyak yang harus di kerjakan tadi." jawab yudha tersenyum.
Yua mengangguk mengerti.
Gadis itu melangkah di samping suaminya menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar nya berada.
"Kamu mandi aja dulu. kita makan malam." kata yua meletakan tas dan jas yudha di sofa yang berada di kamar nya.
"ok." saut yudha.
Pria itu menyambar handuk putih milik yua kemudian memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sedang yua, Gadis itu membuka pintu lemari untuk menyiapkan baju ganti suaminya.
setelah nya yua melangkahkan kakinya keluar dari kamar untuk membantu mamah nya menyiapkan makan malam.
__
"Yua."
Yua menatap mamah nya yang baru saja meletakan sepiring ayam goreng kesukaan suaminya.
"iya mah?" saut yua tersenyum.
"sudah hampir tiga bulan kalian menikah. Apa tidak ada rencana untuk bulan madu?" tanya mamah yua menghampiri putrinya.
Yua menundukan kepalanya mendengar pertanyaan mamah nya. Gadis itu meraih teko kaca berisi air putih kemudian menuangkan air tersebut ke dalam sebuah gelas.
"Kita belum kepikiran mah. Tapi nanti pasti kita pergi kok." jawab yua.
Jawaban gadis itu memang benar adanya.
selama ini baik dirinya maupun yudha memang tidak pernah ada bahasan tentang bulan madu.
tentu saja. Pernikahan mereka hanya bertujuan melindungi hubungan nya dengan indra. bukan atas dasar cinta.
"ok. Mamah ngerti. tapi yu pesan mamah, apapun masalah nya hadapi dengan kepala dingin. jangan sampai ada kata cerai. perceraian adalah hal yang paling di benci tuhan yu."
Ucapan mamah nya seakan menampar keras yua. Gadis itu menelan ludah nya mencoba menghilangkan rasa sesak yang seakan menghimpit dadanya. Rasa bersalah mulai menyelimuti hatinya. bagaimana mungkin yua dan yudha akan bertahan jika tujuan pernikahan mereka adalah untuk dirinya dan indra.
Bagaimana jika suatu saat ia berpisah dengan indra.
Bagaimana jika suatu saat kedua orang tuanya tau tentang dirinya dan indra.
Yua menyentuh dadanya, nafas nya seakan mau berhenti saat itu juga.
Penglihatanya mulai kabur terhalang oleh air mata yang mulai mengenang di pelupuk matanya.
"Kamu kenapa sayang?"
Mamah yua menyentuh lembut pundak putrinya. ia begitu khawatir melihat ekspresi yua.
"Yua nggak papa mah. Yua janji akan berusaha mempertahankan pernikahan ini semampu yua." kata yua memeluk mamah nya.
Air mata yang sedari tadi di tahanya akhir nya menetes deras di dalam pelukan ibunya. Ia sungguh sangat merasa bersalah sudah membohongi kedua orang tuanya.
Tidak jauh dari keduanya yudha terpaku di tempat nya. di tatap mertua dan istrinya yang sedang berpelukan itu.
ia mendengar semua percakapan yua dan mamah nya. Dan yudha dapat memahami bagaimana perasaan istrinya.
Semuanya memang tidak mudah.
Tidak semudah seperti yang di katakan indra dulu.
Yudha yakin tidak hanya mamah mertuanya, ibunya pun menginginkan dirinya dapat terus bersama yua.
Dengan jelas yudha melihat pundak istrinya bergetar. yua menangis dalam pelukan mamah nya. Gadis itu menumpahkan segala kebimbangan hatinya dalam pelukan sang mamah.
Yudha pun tidak pernah berfikir semuanya akan serumit ini.
Niat nya membantu indra membuat nya harus membohongi ibunya juga kedua orang tua istrinya.
"Kenapa diam disini?"
Yudha terkesiap ketika papah yua menepuk pelan pundak nya. pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dan tersenyum kikuk.
"Mereka memang dramastis sekali." kata papah yua menatap istri dan anaknya yang masih berpelukan di samping meja makan.
Yudha diam
pria itu juga menatap keduanya yang masih bertahan dengan posisinya.
"Tapi percayalah. mereka berdua adalah perempuan hebat." lanjut papah yua.
yudha tersenyum dan mengangguk menyetujui ucapan papah yua. Apa yang di katakan papah mertua nya memang benar. Yua adalah istri yang hebat.
Jika gadis lain mungkin tidak akan mau mengerjakan pekerjaan rumah sendirian jika melihat siapa yudha. tapi tidak dengan yua.
meskipun gadis itu tidak mencintainya, tapi yua melayani nya dengan baik.
Yua gadis yang sederhana juga dewasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
💞 ᴮ͢ᵁᴺᴰᴬ𝆯𝑬𝒏𝒏͠𝒚𝆯⃟ ଓε💜
bikin penasaran,,bgus juga cerita ny
2019-11-21
4