Yudha melangkah memasuki gedung kantor nya. Seulas senyum selalu pria itu ukir di bibir nya ketika hampir setiap karyawan menyapanya ramah.
Ia berhenti sejenak kemudian menatap seisi kantor nya. Semua karyawan nya sudah mulai berlalu lalang dengan aktivitas kerjanya. Senyuman kecil kembali terukir di bibir nya melihat beberapa karyawan yang mulai serius dengan laptop nya.
Setelah terdiam beberapa saat Yudha kembali melangkahkan kakinya menuju lift.
________________
krek
Belum sempat yudha mendudukan dirinya di kursi pintu ruanganya kembali terbuka. Rasanya baru beberapa detik ia menutup nya tadi.
"hy yudh."
Yudha menghela nafas kasar.
Indra kembali mendatanginya pagi ini.
Sebelum nya ia memang sudah bisa menebak.
Indra tidak akan menyerah untuk terus membujuk nya agar ia mau mrmbantunya.
"Ada apa?" Tanya yudha malas.
Yudha mulai mendudukan dirinya di kursi, meraih beberapa map yang sudah menumpuk di mejanya.
"lo sibuk hari ini?" Tanya balik indra santai.
"seperti yang lo liat." Jawab yudha mulai membaca kertas di dalam salah satu map di mejanya.
Indra hanya menganggukan kepalanya mendengar jawaban yudha. Sesaat ia terdiam.
Menatap yudha yang seperti sedang mengabaikan keberadaan nya.
Tapi indra tau yudha hanya sedang menghindarinya agar indra berhenti membujuk nya.
"Yudh gue yakin lo nggak bakal tega liat gue susah. Lo sahabat terbaik gue. dan ini alamat rumah yua."
Indra berlalu setelah mengucapkan beberapa kalimat yang membuat yudha berhenti membaca berkas nya.
Menghela nafas yudha menatap selembar kertas bertuliskan sebuah alamat.
"Lo memang egois ndra." Batin yudha.
_____________________
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat yua terlonjak kaget. Gadis cantik itu menatap was was pintu kamar nya.
Sungguh rasanya ia ingin berteriak
ia tidak siap bahkan tidak ingin menerima kenyataan pahit yang akan membuat hatinya hancur selamanya.
Tanpa terasa air mata menetes dari pelupuk matanya.
Ia kembali mencoba menghubungi kekasih nya, namun tetap tidak dapat tersambung.
"ya tuhan indra. kamu dimana??" Lirih yua dengan suara bergetar.
Tok tok tok
Kembali pintu kamar nya di ketuk.
sejenak yua menatap pintu kamar nya ragu. Gadis itu tau apa yang akan terjadi setelah ini dengan nasib nya, nasib hati juga cinta nya.
"sayang, buka pintu nya."
Itu suara mamah nya.
Indra tidak akan datang hari ini dan itu artinya ia harus menerima perjodohan yang sudah di atur oleh kedua orang tuanya.
Yua menghela nafas pasrah.
Mungkin ini jalan hidup nya. mungkin indra memang bukan jodoh nya.
"Sebentar mah." Saut yua dengan rasa sesak di dadanya.
___________________________
"Jadi kamu pacar yua??"
Yudha mengangguk dengan senyuman ramah nya saat mahendra bertanya kepadanya.
Suara laki laki paruh baya itu terdengar sangat tegas, penuh wibawa.
Tatapan pria baya itu sangat tajam dan mengintimidasi pantas saja indra begitu ciut ketika yua memintanya untuk menemui orang tuanya, pikir yudha.
"Apa kamu benar benar serius dengan anak saya?" Kembali mahendra bertanya.
"Iya om." Jawab yudha mantap.
Mahendra menatap yudha serius, memperhatikan penampilan rapi pria tampan yang mengaku sebagai kekasih putri tunggalnya.
"Kamu kerja di mana?" Tanya mahendra untuk yang kesekian kalinya.
"Kebetulan saya punya usaha sendiri om."
Yua menghentikan langkahnya ketika sampai di ujung tangga. Ia mengeryit melihat seorang yang duduk memunggungi nya. Dari penampilanya susah dapat di pastikan itu bukanlah indra. Pria itu terkesan sangat rapi dari segi manapun menurut yua. Sangat berbanding terbalik dengan kekasih nya.
"Mamah nggak nyangka loh yu, ternyata pacar kamu tidak seperti yang papah dan mamah pikirkan."
Yua beralih menatap mamahnya yang tersenyum menatap pria yang sedang berbincang dengan papah nya.
"Maksud mamah?" Tanya yua bingung.
Mamah yua hanya tersenyum kemudian kembali menggandeng putrinya menuruni anak tangga menuju suami nya dan yudha yang masih asyik berbincang entah apa.
"Baik karna sekarang kamu sudah datang memenuhi permintaan saya. Dan kamu yua. kamu nggak salah pilih." senyum mahendra setelah yua duduk di samping yudha.
Yua yang masih belum mengerti arah pembicaraan papah nya hanya diam. Perlahan ia menolehkan kepalanya kesamping.
Dugaanya benar.
Pria itu bukan indra
"Kapan kalian menikah?"
"Secepat nya om."
Yua terkejut mendengar tanya jawab dua pria di hadapanya. Ia sungguh tidak tau apa maksud pertanyaan orang tuanya pada pria yang tidak di kenalnya itu.
"Apa maksud papah?"
Mahendra tersenyum mendengar pertanyaan putrinya.
"Papah dan mamah merestui kalian berdua."
Mahendra tidak menjawab.
Ia hanya melempar senyum penuh makna kepada yudha juga yua.
___________________________
Yua masih menunggu yudha yang terus terdiam. Sejenak ia melirik yudha yang terlihat tenang dengan kemudinya. Sebenarnya ia sangat marah pada pria yang saat ini sedang berada satu.mobil bersamanya. Yua juga tidak tau entah kemana yudha akan membawanya.
"Aku yudha."
Yua tidak merespon.
Ia masih tetap bungkam dengan kemarahan di hatinya. Pria di samping nya itu sungguh sangat lancang berani menipu kedua orang tuanya dengan mengaku sebagai pacar nya.
Yudha melirik yua yang tetap diam.
Ia menghela nafas kemudian membelokan mobilnya menuju area taman yang masih berada di sekitar komplek perumahan yua.
Yudha menghentikan mobilnya, mematikan mesin mobilnya kemudian keluar dari mobilnya di ikuti yua.
Kedua melangkah beriringan memasuki area taman yang cukup sepi.
langkah yudha berhenti ketika sampai di depan kursi panjang berwarna putih. Perlahan ia mendudukan dirinya. namun tidak dengan yua.
Gadis itu terus berdiri dengan kedua tangan bersedekap.
"Duduk, aku akan jelasin semuanya." Ujar yudha.
Yua menghela nafas jengkel.
Dengan sangat terpaksa gadis itu mendudukan dirinya di samping yudha.
"Aku datang menemui kedua orang tua kamu bukan tanpa alasan. Indra yang memintaku datang."
Ucapan yudha membuat yua menoleh padanya cepat.
"Apa maksud kamu? indra meminta kamu datang ke rumah?"
"Aku nggak tau harus memulai dari mana. intinya indra memintaku datang. Untuk lebih jelas nya kamu bisa tanya sendiri pada indra"
Yua mengepalkan tanganya marah.
Indra sungguh sangat keterlaluan, ia meminta temanya untuk menggantikan dirinya menemui kedua orang tua yua. Bahkan untuk menikahi yua.
"Antar aku kesana."
Yudha menatap punggung yua yang sudah melangkah meninggalkanya menuju dimana mobil nya berada. Yudha sangat bisa mengerti bagaimana perasaan yua. Itulah sebabnya ia menolak permintaan indra.
_______________________________
"Dasar pengecut"
Suara yua berhasil mengalihkan perhatian indra dari lukisanya. Ia bangkit dari duduknya kemudian berbalik dan mendapati yua yang sudah berdiri menatap nya dingin.
"Yua. Apa maksud kamu?"
Indra melangkah mendekati yua yang masih terus menatap nya. Tidak ada senyum manis di bibir gadis cantik itu.
Tidak ada pelukan manja seperti biasanya.
Plakk !!
Sebuah tamparan keras indra rasakan dari tangan halus yang selalu di genggam nya. Indra menatap yua tidak percaya.
Tatapan gadis itu begitu tajam dan penuh amarah.
Saat itulah yudha muncul di belakang gadis itu. Menatap indra santai.
"Yu aku bisa jelasin."
"Cukup! semuanya sudah jelas. Tidak ada yang perlu di jelasin. Harusnya dari awal aku tau kalau kamu memang tidak pernah serius" Kata yua dengan derai air mata.
Setelah berucap yua berlari meninggalkan indra yang terdiam. Pria itu menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan yua tadi.
"Yua tunggu !!"
Setelah tersadar dari diamnya indra segera berlari mengejar yua.
Yudha yang melihatnya hanya berdecak namun tetap melangkah mengikuti indra yang mengejar yua.
"Yu tunggu yu. Aku bisa jelasin"
Yua meronta saat indra berhasil menahan langkah nya dengan mencengkram lenganya kuat. Air mata gadis itu sudah tidak bisa lagi terbendung.
Rasa kecewa menjalar di hatinya membuat ia sulit untuk tidak meneteskan air mata.
"Lepasin aku! aku benci kamu indra! aku benci kamu !!"
Mendengar teriakan yua indra ikut meneteskan air mata. Sungguh ia tidak bermaksud menyakiti gadis yang sangat di cintainya itu.
"Yu, dengerin aku. Aku lakuin ini demi hubungan kita. Aku nggak mau kamu di jodohin sama papah kamu."
Yua menghempaskan kasar tangan indra yang mencengkram lenganya.
Ia mengusap kasar air matanya kemudian tersenyum sinis menatap indra.
"Pada akhirnya sama sajakan? aku menikah dengan orang lain?"
Perkataan yua kembali membuat indra terdiam. Perlahan indra meraih tubuh ramping yua kemudian memeluk nya erat.
"Seenggaknya yudha bukan orang lain yu. Kita akan tetap bersama. Aku janji setelah cita citaku tercapai nanti, aku akan nikahin kamu yu. Aku janji."
Yua diam.
Air matanya terus menetes deras hingga membasahi dada bidang indra. Perlahan ia melingkarkan kedua tanganya di pinggang indra membalas pelukan pria itu.
"Semuanya akan baik baik saja." Bisik indra seraya mengecup kening yua lama.
Yudha menatap keduanya dalam diam.
Ia menghela nafas kasar kemudian melangkah menuju mobilnya membiarkan yua dan indra menyelesaikan masalah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Maria Binawati
gila perkawinan sakral dibuat permainan dasar indra pengecut
2021-04-09
0
baroes
Haddeh...pernikahan kog di buat main mai ya...
2020-12-06
1
Sept September
like
2020-09-13
3