Saat ini Dewa yang sedang mengendarai mobilnya, harap cemas dengan nasib yang akan dia terima dari kedua orang tuanya.
Bagaimana tidak, tidak ada angin dan hujan tiba-tiba datang membawa kabar yang bisa mempermalukan keluarga besarnya.
" Wa, Lo harus semangat, jangan jadi lelaki nggak tegas !" batin Dewa.
Saat memasuki gerbang rumahnya. Ia disambut oleh satpam. Seiring mobil melaju masuk ke dalam rumah, ia pun berhenti di depan pintu rumah paling besar.
" Sudah terlanjur, jadi terima saja konsekuensinya."
Saat Dewa masuk ke dalam rumah, Daddy Aksa pun menatap tajam sang putra semata wayangnya sambil membaca koran pagi itu.
" Kok baru pulang Wa, Bunda khawatir sama kamu? Sampai-sampai kemarin bunda menelpon teman kamu, tapi mereka nggak tau kamu dimana?"
" Bunda, nanti Dewa akan jelaskan, sebaiknya kita duduk dulu !"
" Naira ! Siapkan kompres dingin !" teriak Daddy Aksa kepada istrinya.
Merasa raut muka suaminya dipenuhi emosi, ia pun bergegas ke dapur menyiapkan apa yang diminta suaminya.
Setelah istrinya pergi, kini Daddy Aksa menghampiri Dewa. Ia langsung memukul putra semata wayangnya tampa ampun.
Bug ... Bug ... Bug.
" Daddy tidak pernah mengajarkan mu hal tercela seperti itu ! Bahkan kau sampai bisa dijebak oleh musuhmu sendiri !"
" Sayang, kenapa kau memukul putra kita? Apa salah Dewa?"
" Jelaskan pada bunda mu apa yang telah kau perbuat!"
Sambil duduk di sofa Dewa pun menceritakan hal buruk yang menimpa ya tadi malam.
Bundanya pun menangis, mendengar cerita sang anak, bahkan ia membantu putranya mengompres bekas pukulan suaminya.
Naira tau bagaimana didikan seorang Aksa Prayoga terhadap anak mereka. Biar bagaimana pun suaminya itu sangat menyayangi dia dan putranya. Bahkan sampai Dewa sudah sebesar ini juga ia tetap dikawal oleh beberapa bodyguard yang diam-diam menjaganya dari jauh.
" Maafkan Daddy, tapi pukulan ini tidak akan sepenuhnya bisa membayar atas kesucian wanita yang telah kau renggut."
" Dewa paham dad, untuk itu Dewa minta restu kepada Daddy dan bunda untuk merestui pernikahan Dewa dengan dia."
" Siapa wanita itu Dewa?" tanya Bunda Naira.
" Namanya Freya Bun, seorang siswi SMA, dan dari kecil dia sudah dibuang oleh orang tuanya, serta kini hidup di panti asuhan."
" Sayang, kita harus bertemu dengan wanita itu!"
" Tentu saja kita harus bertemu dengannya sayang, agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatan putra kita."
" Wa, beritahu kepada nak Freya keluarga kita besok akan berkunjung kesana !"
" Siap bunda, jadi kalian berdua sudah memaafkan Dewa kan?"
" Tentu saja kami memaafkan mu nak, sini peluk Bunda!"
" Yak, ingat Wa, jangan terlalu lama memeluk istri Daddy", teriak Daddy Aksa dengan cemburu.
" Belum 10 menit dad, baru 1 menit saja Daddy sudah marah, Kalau begitu aku ke atas dulu ya ... !"
" Istirahatlah nak !" jawab Bunda Naira.
" Sayang, perasaan baru kemarin omanya Dewa minta calon pacar, eh ... Itu anak baru datang sudah bawa calon istri akibat kecelakaan yang tidak disengaja tadi malam."
" Ya mau bagaimana lagi, yang itu takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan kepada Dewa."
" Ya sudah kalau begitu, aku akan menyiapkan segala keperluan kita bertemu dengan besan."
Daddy Aksa pun, memijit sebentar dahinya akibat ulah Dewa. Setidaknya tidak akan ada lagi dari temannya yang akan mengejek dirinya karena belum punya mantu dan cucu, seperti temannya di lingkup bisnis.
Setelah berbicara dengan kedua orang tuanya. Kini Dewa langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya. Sungguh ia sendiri tidak akan menyangka, akan menikah dengan seorang wanita yang tidak ia kenal. Bahkan ini pertama kalinya bagi Dewa menyentuh seorang wanita.
Bayang-bayang wajah Freya selalu melekat di pikirannya, hingga ia pun memberanikan diri untuk menelpon Freya.
Freya : [ halo ...]
Dewa : [ halo Freya, ini kak Dewa ]
Freya : [ Iya kak, ada apa? ]
Dewa : [ Begini, tadi kakak sudah berbicara dengan kedua orang tua kakak, jadi besok sore kami akan ke panti. Menemui mu dan ibu panti.]
Freya : [ Apa orang tua kak Dewa, nggak marah? ]
Dewa : [ Awalnya sih mereka marah, kamu tidak tau saja aku dipukuli oleh Daddy, sekarang saja mukaku sedikit lebam atas pukulannya.]
Freya : [ Maaf kak ...]
Dewa : [Hai ... Kenapa kamu yang minta maaf? Kamu nggak ada salah kepadaku Freya, justru aku yang bersalah, karena aku terjebak hingga kamu terseret bersamaku ]
Freya : [ Tapi kak ...]
Dewa : [ Gak ada tapi, sudah ya aku akan tidur. Kamu juga harus tidur, selamat malam.Besok kita bertemu lagi ]
Freya : [ Malam juga kak, selamat tidur jangan lupa mimpi yang indah]
Klik.
Setelah selesai bertelepon dengan Dewa. Senyuman pun terbit di bibir Freya. Perasaan Freya pun menghangat, ia harap jalan ini terbaik bagi hidupnya kelak.
Sedangkan Dewa langsung memeluk bantal guling disisinya, entah kenapa baru mendengar suara Freya saja hatinya sudah nggak karuan. Ia pun langsung tertidur. Karena besok ia harus menyiapkan diri demi melamar seorang wanita yang akan menjadi istrinya.
Di Panti Asuhan Pelita Harapan.
Sejak pagi, Freya sudah bangun terlebih dahulu demi membantu pegawai panti yang memasak buat semua anak-anak panti, sebelum ia berangkat ke sekolah.
" Kemarin mbok lihat neng Freya diantar pakai mobil, itu siapanya neng Freya?" tanya mbok Darmi.
" Kapan mbok lihat kami?"
" Saat neng Freya mengantar ke depan lelaki itu."
" Itu siapanya neng Freya? Jarang-jarang kan neng Freya bawa laki-laki ke panti."
" Dia teman dekat Freya, ya bisa dibilang sekarang seperti itu."
" Oh begitu."
" Ayo mbok, kita jangan banyak mengobrol entar masakan kita nggak selesai !"
Seperti pagi-pagi sebelumnya. Aktivitas panti diawali dengan sarapan bersama dengan penghuni panti asuhan. Setelah selesai sarapan. Kini Freya hendak berpamitan dengan ibu panti sebelum ia berangkat ke sekolah.
" Bu , Freya berangkat ke sekolah dulu ya!"
" Ini uang untuk kamu nak, pakai saja."
" Nggak usah Bu, uang Freya masih ada kok."
" Ya sudah kalau begitu, hati-hati ya berangkat ke sekolah !"
" Iya Bu."
Freya pun mengambil sepedanya yang ia taruh dibelakang panti asuhan.
Biarpun sekolahnya berjarak cuma 40 menit. Bagi Freya dengan bersepeda akan menghemat waktunya, ketimbang ia harus berjalan dan susah mendapatkan angkot atau bisa yang jarang berhenti di sekitar panti asuhan.
Freya bersekolah di SMA Kusuma, disekolah tersebutlah Freya mendapatkan beasiswa. Jadi selama menempuh pendidikan, puji syukur dia tak mengeluarkan uang sepeserpun. Karena sampai ia tamat, semua biaya berasal dari beasiswa yang ia dapat. Beasiswa itu adalah beasiswa dari Kementerian Pendidikan.
Sesampainya di sekolah. Freya pun berjalan menuju kelasnya. Disana sudah ada Ima teman sebangku Freya.
" Freya, kemarin malam habis dari club, Lo pergi kemana? Gue panik nyariin lo tau ."
" Sorry Ma, gue ada urusan penting di panti. Jadi langsung pergi tanpa ngasih tau lo."
" Memangnya ada apa dengan panti?"
" Biasa, si pemilik tanah datang lagi buat nagih uang."
" Maaf Ima, aku harus membohongi kamu", batin Freya.
" Besok-besok kalau mereka kesana lagi, Lo bilang saja sama gue, biar ayah gue yang membantu kalian."
" Iya deh Ma."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
luiya tuzahra
klw dewa di ikuti bodyguard knp bisa kecolongan,knp gak ditolongin malah dibiarin masuk kamar bersama cewe
2024-02-29
0
luiya tuzahra
klw dewa di ikuti bodyguard knp bisa kecolongan,knp gak ditolongin malah dibiarin masuk kamar bersama cewe
2024-02-29
0