Hari ini merupakan hari penting bagi Freya, bagaimana tidak ini adalah hari kelulusannya.
Dari pagi Bunda Naira sudah menyiapkan MUA yang khusus mendandani dirinya dan juga Freya. Bahkan para pria di rumah itu tidak bisa menolak perintah sang nyonya besar. Pokoknya baik Daddy Aksa dan Dewangga wajib datang ke acara kelulusan Freya.
Freya yang bangun pagi itu dikejutkan oleh kedatangan MUA.
" Selamat pagi nona muda, kami diminta oleh nyonya besar untuk merias anda."
" Apa dirias?"
" Iya nona, anda jangan lupa bahwa hari ini adalah hari kelulusan anda."
" Siapa?" tanya Dewa yang datang dari belakang.
" Ini kak, ada MUA yang akan merias ku."
" Silahkan kalian masuk, ingat buat istriku cantik hari ini !"
" Baik tuan muda."
" Tapi kak aku ..."
" Serahkan pada mereka, aku keluar dulu ya."
Dengan berat hati akhirnya pagi itu, Freya di permak habis, bahkan saat ia membuka mata. Ia sungguh terkesima melihat dirinya di depan cermin.
" Ya Tuhan, apa benar ini aku?"
" Tentu saja nona, anda dari awal sudah cantik. Jadi tinggal di make up sedikit saja sudah sangat cantik."
" Terima kasih banyak atas bantuan kalian."
" Sama-sama nona, kalau begitu kami undur diri."
Dan masuklah Dewa ke dalam kamar hendak mengambil jam tangan.
Deg.
Dadanya berdebar, melihat istrinya sangat cantik.
" Hem ... Apa kamu sudah selesai?"
" Iya sudah, apa kakak butuh sesuatu?"
" Tolong ambilkan jam tanganku yang aku letakkan di atas laci !"
Freya pun berbalik ke belakang dan menuju ke laci kecil di samping ranjangnya.
" Ini kak jam nya."
Dewa pun menerima jam tangan yang diserahkan oleh istrinya. Tidak lupa ia langsung memakainya.
" Apa kau sudah siap? Sebaiknya kita segera turun ke bawah karena bunda dan daddy menunggu kita disana."
" Iya."
Saat Dewa menggandeng tangan Freya, sungguh mereka berdua merasakan desiran yang sangat berbeda, hingga tak mampu untuk dijelaskan oleh kata-kata.
Bunda Naira dan Daddy Aksa pun, segera melihat ke arah tangga, ketika mendengar hentakan sepatu yang berbunyi menuruni anak tangga.
" Sayang , kau lihat kan putra kita tersenyum. Beruntung sekali Dewa menemukan istri seperti Freya."
" Iya yang, aku sependapat denganmu. Sejak ada Freya hidup Dewa lebih berwarna dari sebelumnya yang menonton."
Obrolan Bunda Naira dan Daddy Aksa di sela oleh Dewa.
" Dad, ayo kita berangkat !"
" Ya, di depan sudah ada sopir dan pengawal yang akan mengantarkan kita ke sekolahnya Freya."
Saat memasuki mobil, Freya pun merasa gugup dan cemas. Karena pertama kalinya, ia didampingi oleh keluarga baru saat kelulusan. Ia takut akan ada gosip yang tak sedap melihat betapa penampilan Freya yang sekarang lebih berkelas dan menjadi menantu orang kaya.
" Freya kok kamu melamun ?" tanya Dewa yang duduk disebelahnya.
" Gapapa kak, mana ada aku melamun."
" Coba hadap sini ! Hai ... pandang aku hmmm !"
" Kak aku ..."
Dewa pun langsung memeluk istrinya, menyandarkan kepala sang istri ke dadanya.
" Tenanglah, jangan terlalu banyak berpikir. Ada aku bersamamu, bunda dan Daddy juga. Apa yang kau cemaskan lagi ? Yang kau perlu fokuskan adalah jalani acar kelulusanmu, nikmati setiap momennya."
Freya pun mengangguk mengiyakan.
Sedangkan Bunda Naira dan Daddy Aksa yang duduk di depan mereka. Hanya bisa tersenyum melihat sifat putranya yang sangat melindungi istrinya, biarpun perlakuan Dewa tersebut dilakukannya secara reflek.
Mobil yang membawa keluarga Prayoga itupun memasuki gerbang sekolah SMA, dimana selama 3 tahun ini menjadi tempat bagi menantunya untuk menuntut ilmu.
" Ayo kita keluar, sepertinya wali murid yang lain beserta temanmu sudah banyak yang datang", ajak Daddy Aksa.
Daddy Aksa dan Bunda Naira keluar terlebih dulu, diikuti oleh Dewa dan Freya.
Banyak orang yang melihat hal tersebut saat Freya dan keluarga Prayoga mendampinginya memasuki aula sekolah yang dijadikan tempat berlangsungnya acara kelulusan kelas XII.
" Wow, sejak kapan keluarga Prayoga mempunyai seorang putri?"
" Lihat pakaian mereka, tidak berlebihan tetapi sangat sederhana dan berkelas."
" Ya Tuhan, mimpi apa aku bisa melihat pewaris Prayoga Grup."
Dan masih banyak lagi selentingan dari orang-orang yang melihat kedatangan keluarga Prayoga.
Sesampainya Freya di barisan para angkatan murid kelas XII, ia pun berpisah dengan Dewa dan mertuanya yang sudah mencari tempat duduk di deretan para wali murid.
" Gila, kamu beneran Freya kan", tanya Ima yang terkejut melihat teman sebangkunya, berbeda 360 derajat.
" Ya iyalah ini aku, kamu kira hantu, masa ada hantu sepagi ini."
Bukan hanya Ima saja yang terkejut dengan penampilan Freya, bahkan murid kelas XII yang beda kelas pun tidak percaya bahwa itu adalah Freya.
Setelah semua wali murid, undangan dan tentunya seluruh murid kelas XII hadir. Maka acara kelulusan pun segera dimulai.
Dari acara pembukaan, penyambutan bahkan acara utama pun berlangsung dengan lancar.
Tiba saatnya kini, kepala sekolah memanggil murid yang berprestasi dan merupakan murid dengan pencapaian nilai kelulusan tertinggi.
" Baiklah, selamat kepada Freya Gayatri yang menjadi murid berprestasi dan meraih nilai kelulusan tertinggi, silahkan naik ke atas panggung untuk menerima piagam dan piala serta hadiah", panggil Bapak Kepala Sekolah.
Mendengar namanya dipanggil, tentu saja Freya masih tidak percaya atas pencapaian selama ini, hingga Ima teman disebelahnya menarik tangan Freya agar ia segera naik ke atas panggung.
Saat Freya berjalan ke arah panggung, ia pun melewati deretan para wali murid. Tentu saja ia tersenyum kepada suami dan kedua mertuanya.
" Wa, bunda nggak percaya Freya dapat nilai tertinggi, mau teriak nih bunda. Bangga bangat bunda."
" Eh ... Jangan Bun, malu dilihat sama orang lain. Masa bunda teriak sendirian."
" Benar sayang, mending kamu berikan tepuk tangan saja, teriaknya nanti pas kita pulang", saran Daddy Aksa.
Bunda Naira pun menurut, tapi kesal juga padahal ia ingin menyalurkan rasa bahagia sekaligus kagum pada menantunya.
" Ingat Wa, pokoknya setiap momennya Freya harus ada dokumentasi, ah ... Bunda senang sekali kayak Dejavu rasanya, dulu kamu percis seperti Freya sekarang."
" Mulai lagi mulai, sabar kan dirimu Wa, salah ngomong entar bundamu malahan sewot gak jelas", batin Dewa.
Sedangkan Daddy Aksa hanya tertawa melihat tingkah sang istri.
Setelah selesai menerima piagam, piala dan hadiah serta mengucapkan sepatah dua patah kata. Kini Freya kembali turun dan duduk di tempatnya semula.
Sungguh banyak sekali blitz dari kamera yang berlomba mengabadikan moment tersebut.
Selanjutnya dalam acara penutup, tibalah sesi foto dengan teman seangkatan, beserta para wali atau orang tua murid.
Untung saja, waktu sesi foto Ibu panti datang menghampiri Freya.
" Selamat ya nak, atas kelulusanmu."
" Makasih banyak ya Bu, sudah berkenan hadir di acara kelulusanku."
" Mana mungkin ibu tidak hadir nak, kamu sudah ibu anggap sebagai anak kandung ibu sejak kamu masih bayi sampai kapan pun."
Setelah selesai berfoto bersama, kini Freya mendatangi Ima bersama Dewa.
" Ima, tunggu bisa kita bicara? Ada hal penting yang aku ingin sampaikan kepadamu."
" Tunggu dulu ya, aku kasih tau orang tuaku dulu agar mereka tidak khawatir."
5 menit menunggu, akhirnya Ima pun datang. Dan Freya pun langsung memberitahu kepada temannya itu.
" Ima, maafkan aku sebelumnya, ini terkesan mendadak tapi seperti omonganku dulu. Jika waktunya sudah tepat. Maka aku akan memberitahumu. Aku sudah menikah Ma, dan ini suamiku namanya Dewangga Prayoga."
" Apa? Freya sebenarnya apa yang terjadi kenapa bisa?"
" Kamu ingat saat kita pergi ke sebuah club malam nah waktu itu kami berdua tak sengaja bertemu dengan kondisi kak Dewa lagi hilang kendali karena minumannya dimasuki obat, makanya ya begitu, kau tau maksudku selanjutnya. Makanya kami berdua menikah."
" Apa yang dikatakan Freya benar, salam kenal juga namaku Dewangga Prayoga."
" Iya kak salam kenal juga, dan tolong jaga Freya dan cintai dia."
" Tentu aku yang akan bertanggung jawab atas kehidupan Freya."
Ima pun memeluk Freya dengan erat.
" Semoga kamu bahagia Freya dan selamat atas pernikahanmu."
" Makasih banyak Ima, kau teman baikku."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments