Mereka makan pesanan mereka dengan sangat lahap, Nuno tersenyum saat melihat Reyna memakan lahap mie ayam pesannya. Nuno mengambil tisu lalu mengusap bibir Reyna membuat keduanya tertegun melihat keadaannya.
“Ada makanan sisa di bibirmu.”kata Nuno.
“Makasih, biar aku sendiri saja yang mengusapnya.”kata Reyna sambil mengambil tisu ditangan Nuno.
“Sudah hilang kok, sekarang kamu makan lagi makanannya setelah itu aku antar kamu pulang.”kata Nuno.
“Kamu kenapa kok kayaknya gak nyaman gitu?”kata Reyna melihat ke khawatir Nuno.
“Gak papa kok, sudah kamu makan lagi makanannya.”kata Nuno.
Reyna kembali memakan makanannya setelah mereka selesai makan Nuno mengajak Reyna segera pergi dari sana. Benar saja saat mereka sampai mobil ada empat pria yang menyerang Nuno tiba-tiba membuat Reyna terkejut. Nuno melawan satu per satu pria dengan mengatakan pada Reyna untuk masuk ke dalam mobil karena diluar sangat bahaya. Reyna mematuhi keinginan Nuno masuk ke dalam mobil. Nuno masuk ke dalam mobil setelah keempat pria itu pergi dari sana, Reyna khawatir dengan luka lebam Nuno sehingga mengobati luka Nuno untung saja di dalam mobil ada kotak p3k. Sampai dirumah orangtua Reyna yang melihat luka lebam Nuno khawatir.
“No, kenapa dengan wajahmu?”kata papa Dito.
“Iya nak, apa kalian tadi bertemu dengan preman?”kata mama Sarah.
“Iya tan, tadi saat kami mau pulang ada empat orang yang menghadang kami.”kata Nuno.
“Tapi kalian gak papakan?”kata mama Sarah khawatir.
“Alhamdulillah kami gak papa, tan. Kalau begitu saya permisi pulang dulu tan, om sudah malam gak enak sama tetangga.”kata Nuno.
“Ya sudah kamu hati-hati.”kata papa Dito.
“Kabari aku kalau sudah sampai Rumah.”kata Reyna yang diangguki oleh Nuno.
Ketiga orang itu masuk ke dalam rumah setelah mobil Nuno tak terlihat lagi. Reyna memutuskan untuk kembali ke kamarnya, dia berbaring setelah mengganti pakaiannya. Reyna membuka tabletnya untuk menonton drakor kesukaannya sambil menunggu Nuno menghubunginya. Dia segera mengangkat panggilan Nuno saat pria itu menghubunginya.
[Kamu dimana itu?]
[Aku masih ada di lobby, ini mau naik ke unitku.]
[Tadikan aku bilang sama kamu kalau mau menghubungiku kalau sudah sampai apartemen saja?]
[Bukannya sama saja ya? Lagian aku kangen sama kamu.]
[Gombal banget padahal tadi baru saja bertemu, ingat ya kita hanya pura-pura.]
[Aku serius sama kamu apalagi sudah minta izin sama orangtuamu jadi sekarang tinggal kamu apakah kamu siap melangkah ke jenjang yang lebih jauh serius lagi denganku?]
[Bukannya aku sudah bilang kasih waktu aku untuk memikirkannya?]
[Aku akan memberikanmu waktu, tapi hari sabtu bantuin aku buat bertemu sama ibu dan adikku bisa?]
[Kenapa harus aku?]
[Karena sekarang kamu kekasihku, lagian masak kamu gak mau bantuin aku setelah tadi aku sudah bantuin kamu untuk menyakinkan Diego?]
[Baiklah, kamu jemput aku tapi.]
[Makasih, ya sudah kamu tidur dulu gih aku mau mandi lengket banget badanku habis ngelaman empat pria tadi.]
[Mandi saja gak usah dimatiin panggilannya, aku mau tanya sesuatu sama kamu soal empat pria tadi.]
[Ya sudah, aku mandi bentar.]
Nuno meletakkan ponselnya di meja setelah itu masuk kedalam kamar mandi, Nuno mengambil ponselnya dan melihat Reyna sedang menangis membuat Nuno mengerutkan keningnya ada apa dengan Reyna.
[Kamu kenapa menangis?]
Reyna yang mendengar suara Nuno tersenyum malu karena ketahuan menangis, dia berlari masuk kamar mandi untuk membasuh mukanya setelah itu kembali ke ranjangnya.
[Ada apa? Apa ada yang menyakitimu?]
[Gak ada, aku nangis karena melihat drakor.]
[Aku pikir ada apa ternyata karena nonton drakor, kamu tadi mau tanya apa katakan?]
[Aku mau kamu jelaskan siapa empat pria tadi dan aku juga melihat saat mereka lari tadi ada beberapa orang yang mengejar mereka.]
[Mereka orang yang menyerang kita tadi orang suruhan Kimi, sedangkan yang mengejar mereka tadi anak buah Gabriel.]
[Anak buahmu juga berarti? Memangnya kalian selalu pakai pengawal apa?]
[Aku jarang meminta pengawalan tapi tadi saat kita makan ada yang mengawasi sehingga aku meminta salah satu temanku untuk datang kesana.]
[Pantesan saja kamu tadi menyuruhku makan dengan cepat ternyata sudah tau jika ada yang mengawasi kita?]
[Iya, sekarang kamu sudah taukan? Sekarang tidur sudah malam besok kerja ‘kan?]
[Ya sudah aku tidur dulu, kamu juga harus tidur.]
Reyna mengakhiri panggilan mematikan drakornya setelah itu tidur. Keesokan paginya saat dia turun ke bawah ternyata sudah ada Nindi yang berada di meja makan. Reyna memakan sarapan sambil berbicara pada mamanya jika besok mungkin Naya akan datang kesini. Sejak Naya menikah dengan Gabriel hubungan Naya dan mama Sarah membaik.
Selesai sarapan Reyna mengajak Nindi untuk segera berangkat, saat sampai perusahaan mertua Naya dia langsung dibawa masuk kedalam ruangan Naya. Naya yang melihat Reyna datang tersenyum lalu meminta supaya sepupunya itu untuk duduk.
“Aku pikir kamu gak akan datang?”kata Naya.
“Aku pasti datanglah, apalagi pekerjaan ini memang yang aku impikan sejak dulu menjadi model pakaianmu.”kata Reyna.
“Masak sih?”kata Naya.
“Ya, iyalah pasti. Kamu ngapain suruh aku datang bukannya masih lama peragaan busananya?”kata Reyna.
“Aku mau minta pendapatmu.”kata Naya membuat Reyna mengerutkan keningnya.
“Kamu mau minta pendapatku soal apa memangnya?”kata Reyna.
Naya menunjukkan beberapa desain yang dia buat terus memperlihatkan desain itu pada Reyna supaya sepupunya itu memilih beberapa desainnya. Reyna tertarik dengan desain couple ibu dan anak lalu memadang kearah Naya membuat Naya mengerutkan keningnya.
“Ada apa?”kata Naya.
“Kamu mau bikin ini gak biar nanti aku sama Elya yang menjadi modelnya?”kata Reyna sambil menunjukkan desain yang dibuat Naya.
“Aku sih ingin tapi aku gak yakin apakah Elya mau.”kata Naya.
“Kamu tanyakan saja dulu setelah itu baru kamu buat beberapa desain untuk anak-anak sekarang jarang loh desainer yang membuat pakaian untuk anak-anak siapa tau dengan pakaian anak-anak bisa membuat namamu diperhitungkan.”kata Reyna.
“Nanti aku tanya sama anak dan ayahnya, kamu ‘kan tau kalau mas Gibran itu posesif banget sama Elya.”kata Naya sambil menghela nafasnya.
“Dia bukan hanya posesif sama Elya tapi juga sama kamu.”kata Reyna tertawa.
“Sudah gak usah bahas mereka lagi sekarang aku mau bahas tentangmu sama Nuno.”kata Naya membuat Reyna tersedak minumannya sedangkan Nindi tersenyum.
“Memangnya ada apa denganku dan Nuno?”kata Reyna pura-pura gak tau apa yang akan ditanyakan oleh sepupunya.
“Gak usah bohong sama aku, memangnya aku gak tau kalau Nuno meminta restu sama om dan tante?”kata Naya membuat Reyna menatap Naya.
“Pasti mama yang bilang ngaku? Gitu katanya kalian gak pernah kirim pesan makanya suruh aku buat kasih tau mama kalau kamu mau datang ke rumah.”kata Reyna kesal membuat Naya tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments