"Iya dia mantan aku yang paling gila."kata Nuno menghela nafasnya.
"Paling gila bagaimana?"kata Reyna.
"Dia akan mengancam atau meneror perempuan yang sedang dekat sama aku."kata Nuno.
"Wih kok aku jadi takut ya?"kata Reyna.
"Gak usah takut kalau dia menganggumu bilang saja sama aku biar aku yang menghadapinya."kata Nuno.
"Baiklah, sekarang bisa antar aku tuan Nuno?"kata Reyna membuat Nuno tersenyum.
Nuno bangun dari duduknya begitu pula dengan Reyna, setelah Nuno membayar makanan mereka kembali ke mobil. Didalam mobil Reyna mengatakan hotel tempatnya menginap ternyata hotel Nuno dan Reyna sama hanya beda lantai saja. Mereka berpisah saat sudah sampai dilantai kamar Reyna. Reyna yang baru pulang langsung saja didatangi oleh manager dan asistennya, apalagi tadi Nana mendengar kalau terjadi masalah ditempat pesta.
"Kamu darimana?"kata Nana.
"Kamu bisa gak tanya setelah aku ganti baju gerah tau gak pakai gaun ini?"kata Reyna.
"Gak bisa... Rey, keselamatan kamu itu tanggungjawab aku. Jika ada apa-apa sama kamu pasti orangtuamu akan bertanya sama aku lebih dulu."kata Nana.
"Aku pulang duluan dari pesta bersama dengan Nuno."kata Reyna.
"Apa? Siapa tadi?"kata Nana dan Nindi bersamaan.
"Aku tadi pergi dari pesta sama Nuno karena dia membantuku menghadapi Kimi dan Diego."kata Reyna.
"Kenapa kamu ada masalah dengan orang yang namanya Kimi?"kata Nana bingung.
"Kamu lupa atau pura-pura lupa jika Kimi itu tunangan Diego?"kata Reyna kesal pada Nana.
Nana yang mendengar perkataan Reyna terdiam lalu menepuk keningnya, dia merasa bersalah karena tak ingat jika Diego adalah mantan Reyna yang dulu pernah membuat Reyna hamil tapi karena Reyna tak tau jika dia hamil membuat Reyna keguguran. Reyna keguguran bukan hanya karena sibuk kerja tapi juga memikirkan Naya yang sendirian dinegara orang.
"Maaf ya, aku lupa jika Digeo mantanmu. Lagian kenapa Kimi bisa mengajakmu bertengkar sih?"kata Nana.
"Siapa yang menyuruhku kerjasama dengan perusahaan Diego tanpa sepengetahuanku? Siapa yang menyuruhku datang sendiri ke perusahaannya untuk membicarakan bisnis?"kata Reyna membuat Nana menghela nafasnya berat.
"Maafkan aku, aku pikir kamu dan dia bisa melupakan masalalu dan melakukan kerjasama secara profesional."kata Nana merasa bersalah.
"Aku bisa profesional tapi Diego gak sampai ada seseorang yang mengambil foto kami dan memberikan pada Kimi sehingga terjadilah pertengkaran tadi. Rasanya aku ingin berhenti saja jadi model."kata Reyna membuat Nindi terkejut.
"Kak, jangan berhenti dong kalau kakak berhenti aku kerja apa? Bagaimana dengan biaya kuliahku dan sekolah adiikku?"kata Nindi membuat Reyna tersenyum.
"Walaupun aku berhenti jadi model kamu bisa tetap kerja denganku diperusahaan papa atau kamu cari model atau artis lain yang membutuhkanmu."kata Reyna yang sadar jika profesi model gak bisa selamanya dia geluti.
"Lalu aku bagaimana yang sejak dulu sudah jadi managermu ha?"kata Nana membuat Reyna tersenyum.
"Belajarlah jadi asistenku maka kamu selamanya akan tetap kerja denganku."kata Reyna.
"Kamu buat aku belajar lagi, pusing tau gak?"kata Nana.
"Terserahmu mau tetap ikut sama aku atau gak? Oh ya aku mau tanya besok kita sudah boleh pulang apa belum?"kata Reyna yang ingin segera pulang untuk istirahat.
"Besok ada pemotretan terakhirmu untuk majalah gadis, setelah itu kita kembali ke Jakarta."kata Nana.
"Baiklah kalau kayak gitu aku mau ke kamar capek banget badanku bukan hanya badan tapi juga pikiranku."kata Reyna.
"Untung saja gak capek hati kak."kata Nindi membuat Reyna tersenyum.
Reyna berjalan masuk kedalam kamarnya untuk istirahat, keesokan paginya dia dibangunkan oleh Nindi. Ketiga perempuan itu berangkat ke lokasi pemotretan sambil membawa koper mereka karena setelah pemotretan mereka bertiga akan kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang Reyna mengingatkan pada Nana untuk membatalkan kerjasam dengan perusahaan Diego, Reyna gak ingin berhubungan dengan pria yang bernama Diego maupun dengan Kimi tunangannya.
Reyna menyelesaikan pemotretannya kali ini dengan sangat cepat karena dia gak nyaman dengan perkataan model lain yang membicarakan kejadian dipesta semalam. Nana yang kesal ingin menyumpal mulut model yang membicarakan Reyna tapi ditahan oleh Reyna karena dia tak mau membuat masalah lebih besar lagi.
Selesai dengan pemotretannya mereka bertiga bergegas untuk pergi dari lokasi itu tapi saat berada dibandara tak sengaja dia menabrak seorang perempuan paruhbaya dengan perempuan muda. Kedua perempuan itu terkejut saat melihat Reyna tapi setelah itu tersenyum saat Reyna meminta maaf karena sebenarnya itu juga salah mereka yang buru-buru.
"Maafkan kami ya kak, kami buru-buru soalnya kakakku sudah menungguku dipesawat."kata Airin.
"Kalian gak salah kok, disini aku juga yang salah jalan sambil melihat ponsel. Seharusnya aku yang meminta maaf, maafkan aku."kata Reyna.
"Maaf ya sekali lagi, kami harus buru-buru lain waktu kalau bertemu siapa tau kita bisa mengobrol."kata Airin.
"Iya, saya tunggu."kata Reyna sambil tersenyum.
Kedua perempuan itu pergi dari hadapan Reyna dengan perasaan bersalah pada Diego yang memintanya untuk menikahi Kimi. Seandainya mereka tau soal Reyna pasti Diah akan melamar Reyna untuk Diego. Reyna sendiri mengajak kedua temannya untuk masuk keruang tunggu karena pesawat mereka kurang 30menit lagi terbang.
"Rey, kamu kenal dengan kedua perempuan tadi?"kata Nana.
"Aku gak kenal, baru tadi melihat mereka tapi bukannya kita juga harus ramah dengan orang yang ramah dengan kita nanti dikira kita sombong lagi."kata Reyna.
"Dasar perempuan kalau mereka orang jahat seperti Kimi itu bagaimana? Aku yakin perempuan yang namanya Kimi itu tak akan berhenti sampai disitu karena yang aku dengar Diego menunda pernikahan mereka."kata Nana membuat Reyna memandang Nana.
"Kamu yakin dengan ucapanmu ini?"kata Reyna yang takut jika managernya meneyebarkan berita bohong.
"Bener Na, lagian mana ada pria yang mau menikah dengan kejadian semalam antara kamu dan Kimi. Lagian ya kalau Diego jadi menikah dengan Kimi sekarang bukankah kolega Diego akan bilang jika Diego takut pada keluarga Kimi yang punya kuasa itu?"kata Nindi.
"Tu dengerin apa kata Nindi."kata Nana membenarkan perkataan Nindi.
Reyna yang mendengarkan perkataan kedua perempuan itu hanya bisa menghela nafasnya karena dapat dipastikan jika hidupnya tak akan nyaman lagi seperti dulu. Reyna yakin setelah ini pasti akan ada sesuatu yang akan dilakukan oleh Kimi apalagi perempuan itu punya dukungan dari orangtua yang berkuasa. Jika Reyna melawan dapat dipastikan jika perusahaan Aditama yang akan jadi taruhannya padahal perusahaan itu bukan perusahaan keluarganya tapi milik Naya.
"Kamu mikirin apa?"kata Nana.
"Jika benar apa yang kamu katakan hidupku tak akan santai lagi, aku gak ada masalah jika kehilangan pekerjaanku yang jadi masalah jika Kimi menganggu perusahaan Aditama."kata Reyna sambil mengusap wajahnya.
Belum sempat Nana menjawab pengumuman supaya mereka masuk ke dalam pesawat diumumkan membuat mereka bertiga berjalan masuk kedalam pesawat. Dipesawat mereka tak berbicara karena tempat duduk mereka terpisah, Reyna memanfaatkan itu untuk tidur lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments