“Kenapa kamu disini?”kata Diego.
“Saya yang tanya duluan kenapa anda malah bertanya saya? Jelas saya disini karena Reyna adalah calon istri saya.”kata Nuno.
“Kamu gak usah bohong, aku tau kamu hanya membantu Reyna supaya aku menjauhinya.”kata Diego.
“Sayang, apakah yang aku katakan bohong jika aku calon suamimu?”kata Nuno bertanya pada Reyna.
“Kamu calon suamiku.”kata Reyna.
“Gak mungkin kamu bohong Reyn, lagian Nuno gak akan mau setelah dia tau masalalumu.”kata Diego membuat Reyna memandang tajam Diego.
“Memangnya apa masalalu Reyna sehingga aku akan meninggalkannya?”kata Nuno pura-pura gak tau.
“Reyna sudah gak perawan lagi karena aku yang telah mengambilnya.”kata Diego membuat Nuno tersenyum sinis.
“Pantas saja Reyna lebih memilihku daripada seorang pria yang bangga karena sudah menghancurkan kehidupan perempuan. Apa kamu pikir aku gak tau masalalu Reyna? Aku tau tapi aku gak mau mengungkitnya bagiku yang terpenting adalah masa depan kami berdua biarkan masalalu kami jadikan pelajaran untuk melangkah kedepannya. Mungkin kamu masalalu Reyna tapi kamu harus tau jika aku masa depan Reyna.”kata Nuno membuat Reyna memandang kearah Nuno tak percaya.
“Aku gak akan biarkan kamu memiliki Reyna karena Reyna adalah milikku.”kata Diego.
“Benarkah? Memangnya Reyna mau sama kamu? Oh ya satu lagi aku memang gak sekaya dirimu tapi aku gak suka mempermainkan perempuan apalagi meninggalkan perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istriku.”kata Nuno.
“Bukankah kamu pernah meninggalkan calon istrimu juga?”kata Diego membuat Nuno tersenyum sinis.
“Bukan aku yang meninggalkannya tapi dia yang memilih untuk berkhianat dengan pria yang lebih kaya dariku. Sedangkan kamu dia sangat mencintaimu sampai-sampai dia bisa menyakiti perempuan lain agar kamu tak meninggalkannya. Aku gak akan biarkan calon istrimu dan termasuk kamu menyakiti Reyna lagi sudah cukup kemarin aku mendiamkan kalian.”kata Nuno.
“Kamu hanya asisten Gabriel saja, kamu gak akan punya kekuatan untuk melawanku.”kata Diego.
“Benar aku hanya seorang asisten tapi aku tak keberatan jika harus berurusan denganmu.”kata Nuno.
“Aku akan pastikan kariermu hancur, tunggu saja.”kata Diego.
“Aku tunggu dengan senang hati tuan.”kata Nuno.
Diego memandang tajam Nuno setelah itu masuk kedalam mobilnya membuat Reyna menghela nafas. Reyna mengajak Nuno masuk kedalam untuk dia kenalkan pada kedua orangtuanya. Papa Dito tersenyum saat melihat Nuno, dia yakin jika Nuno bisa menjaga putrinya. Mama Sarah juga setuju jika Nuno menjadi menantunya karena dia sudah tau sepak terjang Nuno walaupun Nuno seorang asisten dari Gabriel tapi pria didepannya ini punya watak yang tanggung dan suka tantangan membuat mama Sarah yakin jika Nuno bisa membuat putrinya bahagia.
“No, apa benar kamu ingin serius dengan putri tante?”kata mama Sarah.
“Saya kesini untuk minta izin pada tante dan om untuk menjalani hubungan lebih serius dengan Reyna jika om dan tante merestui hubungan kami.”kata Nuno.
“Kami terserah Reyna saja bagaimana?”kata papa Dito.
“Kasih waktu aku untuk memikirkannya.”kata Reyna.
“Aku akan menunggu sampai kamu siap asalkan om dan tante mersetuiku untuk menyakinkan Reyna untuk menjadikannya istriku.”kata Nuno.
“Kami merestuimu nak, bilang sama tante kalau Reyna membuatmu menyakitimu nanti tante yang akan maju lebih dulu.”kata mama Sarah.
“Ma, kok belain Nuno sih? Aku loh yang anak mama.”kata Reyna kesal.
“Nak Nuno sudah jadi menantu idamanan mama daripada si Diego yang gak tau diri itu.”kata mama Sarah membuat Reyna menghela nafasnya.
Nuno setelah mendapatkan restu dari orangtua Reyna meminta izin pada orangtuanya untuk mengajak Reyna keluar mencari makan karena tadi Nuno belum sempat makan. Reyna yang berada disamping Nuno kesal karena oragtuanya merestui Nuno menjadi kekasihnya dan malah menyuruh Nuno untuk segera melamar Reyna semakin membuatnya kesal.
“Kita mau makan dimana?”kata Nuno.
“Terserahmu asal tempatnya nyaman dan makanannya enak.”kata Reyna ketus.
“Kamu marah Reyn sama aku? Bukannya kamu bilang sama aku kalau papa mamamu setuju kamu akan mempertimbangkan diriku?”kata Nuno.
“Aku memang bilang begitu tapi gak secepat ini.”kata Reyna.
“Lalu kapan?”kata Nuno.
“Semua sudah terjadi aku gak bisa berbuat apa-apa.”kata Reyna.
“Bukannya tadi aku bilang sama kamu kalau aku akan sabar menunggu sampai kamu siap?”kata Nuno.
“Jika selamanya aku gak siap bagaimana?”kata Reyna.
“Aku akan yakinkan kamu sampai kamu siap, lagian apa yang buatmu gak siap untuk menjalani hubungan yang serius denganku?”kata Nuno sambil menghentikan mobilnya dipinggir jalan.
“Kenapa berhenti disini?”kata Reyna bingung.
“Kita jalan kaki kedalam gang itu.”kata Nuno sambil menujukkan jalan kecil.
“Kita mau ngapain kesana? Kamu gak takut jika mobil ini hilang?”kata Reyna yang sebenarnya takut jika Nuno melakukan sesuatu padanya.
“Aku gak akan melakukan apapun padamu karena aku ingin beli makanan yang warungnya ada didalam gang sana.”kata Nuno.
“Kamu gak bohongkan?”kata Reyna.
“Kalau kamu gak percaya, ayo kita keluar. Nih, bawa ponsel, kunci mobil serta dompetku. Jika aku macam-macam kamu bisa lari duluan meninggalkanku.”kata Nuno menyerahkan tiga benda pada Reyna setelah mereka keluar dari dalam mobil.
Kedua orang itu berjalan digang yang gelap membuat Reyna memegang lengan Nuno erat. Nuno tersenyum ada untungnya juga lampu jalan mati karena Reyna memeluknya erat. Sampai diwarung yang dikatakan Nuno, mereka berdua disambut oleh pemilik warung.
“Sudah lama gak ketemu ya nak Nuno, setelah kamu lulus kuliah kamu gak pernah kesini lagi.”kata pemilik warung.
“Bapak masih ingat saya saja padahal itu sudah beberapa tahun yang lalu loh?”kata Nuno.
“Gimana bapak sama ibu gak ingat nak, kamu yang bantu kami melawan preman itu kalau gak ada kalian mungkin kami masih diganggu para preman.”kata ibu warung.
“Apa mereka masih berani menganggu pedagang disini bu?”kata Nuno.
“Alhamdulilah gak sih nak, tapi akhir-akhir ini digang itu banyak yang orang kerampokan karena lampu jalannya mati.”kata pemilik warung.
“Kenapa gak diperbaiki lampunya bu?”kata Reyna.
“Sudah neng tapi entah kenapa hanya semalam saja nyala itu lampu setelah itu besoknya bolamnya sudah pecah.”kata bu warung.
“Nanti kalau aku ketemu biar aku ingatkan mereka.”kata Nuno.
“Jangan nak mereka memakai senjata tajam, sudah gak usah bahas itu lagi. Kalian mau pesan apa?”kata pemilik warung yang gak mau Nuno terluka.
“Kamu mau apa Reyn?”kata Nuno.
“Mau mie ayam sama teh anget.”kata Reyna.
“Samain sama dia saja pak.”kata Nuno.
“Kamu yakin katanya tadi kamu belum makan malam?”kata Reyna.
“Yakin, nanti kalau aku belum kenyang bisa nambah lagi.”kata Nuno.
“Makan nasi saja kenapa sih? Pak, Nuno ganti pecel ayam saja.”kata Reyna membuat pemilik warung memandang kearah Nuno lalu menganggukkan kepalanya setelah Nuno menganggukan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments