tak di sangka

Enda mendekat ke arah Varo dan membiarkan Sky yang memejamkan mata di sebelah Varo. Varo dan Enda membaca berkali-kali tulisan pada kertas itu dan kemudian saling pandang. Enda terlihat mengangkat bahu nya bingung, mereka pun memutuskan untuk membaca kembali.

"Safira Zeline Maheswari, putri tunggal dari tuan Maheswari sang pengusaha perkebunan yang memiliki berpuluh-puluh hektar kebun yang saat ini di tanami sayur dan segala macam rempah" ucap Varo membaca tulisan dalam kertas ini.

Mereka berpandangan kembali lalu menoleh ke arah Sky.

"ky, ini bene....ran?" tanya Varo.

"orang kepercayaan bokap ngga mungkin dapat info salah Ro" jawab Sky dengan masih memejamkan matanya.

"i-ini bener-bener gi*laa sihh" seru Enda.

"ngga nyangka banget seorang Zeline yang anak pengusaha bisa masuk kampus dengan jalan beasiswa. tapi kenapa selama ini kita ngga tau ya kalo Zeline putri tunggal pria biad*b itu" ucap Varo.

"dan kalian harus nya juga bertanya-tanya kenapa selama ini nama Zeline hanya Safira Zeline. Tanpa embel-embel nama Maheswari" ucap Sky kemudian menegakkan badannya.

Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Apa yang di katakan oleh Sky masuk akal dan wajar jika di pertanyakan.

"dan kemudian tentang sikap pria itu yang menyiksa Zeline di depan umum bahkan merampas motor Zeline yang di dapat dari perjuangan. Logika nya kalo emang Zeline putri tunggal Maheswari dia ngga harus dong capek-capek kerja biar dapat motor doang" ucap Varo

"masuk akal" sahut Enda.

"tapi orang kepercayaan papa ngga mungkin salah Ro. Bahkan data ini di dapat setelah meretas data pribadi Maheswari yang sangat di privasi"

"kita ngga nyalahin Ky, tapi yang jelas pasti ada sesuatu yang membuat pria itu tega pada anak nya dan tentang kenapa Zeline tak menggunakan nama ayah nya" ucap Varo.

Mereka kembali terdiam hingga sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan mereka.

Tok tok

"permisi den" ucap seseorang dari luar.

Sky yang malas beranjak pun merebahkan tubuhnya dan akhirnya Enda Varo lah yang membuka pintu.

"kenapa bik?" tanya Varo.

"eh, itu den Varo makan siang sudah siap. nyonya bilang jangan sampai den Sky melewatkan makan siang"

"baik bik, nanti Varo bilang ke Sky. sekarang Sky lagi tidur"

"ya sudah kalau begitu den, bibi permisi"

Varo dan Enda mengangguk kemudian menutup pintu dan menghampiri Sky.

"makan siang lah Ky, kebetulan kita laper"

"kalian makan aja, gua ngga laper. Tadi udah mampir ke restoran Zeline sebelum pulang" jawab Sky.

Varo dan Enda pun saling pandang kemudian bergegas turun ke bawah.

"perasaan bukan nya mereka bilang tadi habis dari restoran Andra ya?" gumam Sky membuka mata nya. Namun ia acuh dan memejamkan matanya kembali.

Varo dan Enda sampai di ruang makan. mereka berbinar ketika melihat di meja makan sudah tersedia beberapa jenis makanan seperti ikan pepes, ayam goreng, sambel tomat, sayur bening wortel dan kentang, serta beberapa gorengan.

"masak buat Sky doang tapi segini banyak" seru Enda duduk di kursi sembari menatap ke arah meja makan.

"orang kaya mah beda sama kita En" sahut Varo mencomot bakwan sayur.

"tapi gua masih agak kenyang sih Var"

"sama. Kan sebelum kesini kita udah makan di restoran Andra"

"ya udah lah, makan gorengan nya aja"

Mereka pun memakan beberapa gorengan kemudian Varo mengambil piring berisi gorengan itu dan beranjak.

"kemane lu?" tanya Enda.

"ke kamar aja lah, mana tau Sky mau icip-icip gorengan nya juga".

Enda pun mengangguk dan ketika akan naik ke lantai ternyata Sky sudah keluar dari kamar.

"mau ngapain?"

"ke kamar lu, mana tau lu pengen gorengan"

"ke kolam aja lah, suntuk banget gua di kamar terus" ucap Sky sembari mengambil tempe goreng.

Mereka pun berjalan menuju ke kolam renang yang ada di samping rumah itu. Enda dan Varo sudah terbiasa keluar masuk di rumah itu jadi mereka tau tempat nya. Bahkan mereka pun kenal dengan para pekerja di rumah Sky. hanya saja untuk urusan apapun mereka tak kehilangan sopan santun sebab mereka berasal dari desa yang di didik untuk mengedepankan sopan santun.

"bik, tolong bawain tiga jus alpukat ke kolam nanti ya" ucap Sky kepada asisten rumah tangga nya.

"iya den, mau di bawain camilan juga enggak?" tanya bibik.

"boleh bik. Ke kolam renang ya"

Bibik pun berlalu ke dapur untuk menyiapkan jus dan beberapa cookies yang memang setiap hari ada di lemari dapur.

Sementara tiga pemuda itu sedang duduk di tepi kolam renang. Sepiring gorengan pun terletak di meja yang tak jauh dari sana.

"berenang kuy, mana tau dapat inspirasi" seru Varo.

"lu kalo mau dapet inspirasi tuh ikut webinar lah jangan berenang" Enda menjitak kepala Varo.

Mereka melepas kaus mereka dan hanya menyisakan celana boxer saja. Mereka pun mengambil posisi masing-masing. dan mulai berenang, sesuatu yang biasanya rutin mereka lakukan. namun semenjak mereka terjun ke perusahaan mereka tak memiliki waktu untuk sekedar berenang atau datang ke tempat gym.

Bibik pun datang dengan membawa nampan berisi tiga jus alpukat dan satu lodong cookies kering.

"den, bibi taruh sini ya" ucap bibi.

"iya bik, makasih ya" ucap Sky yang muncul dari balik air.

"sama-sama den, kalo perlu apa-apa lagi panggil bibi aja"

Bibik pun berlalu setelah Sky mengangguk menjawab pertanyaan nya.

***

"maa,,, beli itu ayo. kasian loh nenek itu dagangan nya masih padahal udah mau sore" ucap Jeje menunjuk ke arah seorang perempuan yang sedang berdiri menjajakan dagangan nya yang berupa jajanan tradisional.

Mobil mendekat ke arah perempuan itu, Jeje pun keluar dan di susul oleh nyonya Jessika. Jeje dengan langkah kecil nya menghampiri perempuan itu dan menyapa nya.

"hai nenek...." sapa nenek.

Perempuan yang sudah terlihat tua karena mungkin selalu bekerja keras itu melihat ke arah Jeje dan tersenyum hangat.

"hai juga ganteng. Mau beli dagangan nenek?" tanya perempuan itu.

"iya, ini apa nek?" tanya Jeje.

perempuan itu melihat ke arah jari Jeje yang menunjuk risol, perempuan itu tersenyum maklum. memang terkadang anak orang kaya tak mengerti dengan jajan seperti ini.

"ini nama nya risol, di dalam risol ada sayuran wortel dan kentang yang di potong kecil-kecil"

"kalo ini?"

"ini namanya kue mendut, kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan di isi oleh gula merah"

"mama,, Jeje mau semua ya" ucap Jeje menatap sang mama.

nyonya Jessika pun mengangguk dan menatap perempuan penjual itu.

"bungkus semua ya Bu"

Dengan senang hati perempuan itu membungkus semua jajanan yang tersisa. Setelah itu memberikan nya pada nyonya Jessika.

"ini uang nya Bu, kembalian nya untuk ibu saja"

"tapi ini banyak sekali"

"tak apa, anggap saja rezeki untuk anak ibu di rumah"

Perempuan itu mengangguk, menatap ke arah mobil yang perlahan menjauh hingga sebuah tamparan menyadarkan dirinya.

plaakk....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!