Usaha Sky

Hari-hari berlalu, semakin kesini Sky semakin sering datang ke restoran Zeline. Selain untuk menikmati hidangan di restoran itu tentu saja tujuan lainnya adalah melihat gadis manis yaitu Zeline.

Meskipun tak ada yang berubah dari Zeline, karena gadis itu tetap dingin dan cuek. Namun sudah ada sedikit perubahan saat Zeline mau tersenyum pada Sky meskipun senyuman nya tipis, sangat tipis dan terkesan sedikit terpaksa.

Tapi Sky tak pernah bosan datang kesana, entah bersama kedua temannya atau sendirian. Sedang untuk pergi ke restoran Zeline bersama Bara atau Andra ia tak pernah sebab kedua pria itu sendiri bekerja di restoran milik Andra jadi tak memiliki waktu luang seperti Sky yang bekerja di kantor milik sang papa.

Sore ini Sky mampir kembali ke restoran Zeline, di tangan nya ada setangkai bunga mawar merah dan sebuah kotak yang terbungkus kertas kado. Dengan senyuman Sky masuk ke restoran dan mulai mengedarkan pandangan untuk mencari bangku kosong.

Restoran itu pun tetap sama, semakin sore dan beranjak malam akan semakin ramai olehnya anak-anak muda satupun keluarga yang berencana makan malam atau hanya sekedar menikmati kudapan yang di sediakan.

Sky duduk di pojok resto, ia meletakkan bunga dan Karo itu di atas meja. Tak lama seorang perempuan dengan seragam waiters menghampiri Sky untuk menanyakan pesanan.

"saya mau jus alpukat dan kue bolu saja" ucap Sky.

"baik pak mohon tunggu sebentar"

Waiters itu pun berlalu, Sky melihat ke arah kasir tapi tak nampak perempuan yang di carinya. Yang duduk disana adalah Yuni. Sky pun mencari-cari ke sudut ruangan dan tak melihat Zeline.

"mengapa tak ada" gumam Sky.

Tak lama pesanan pun datang, bersamaan dengan itu Zeline datang dari arah dapur. Senyum Sky langsung mengembang. Mungkin Zeline baru saja menyelesaikan kewajiban nya terlihat dari wajah perempuan sedikit basah.

"silahkan di nikmati tuan"

Sky pun mengangguk, ia menyesap jus nya dan sesekali melihat ke arah Zeline yang sudah duduk manis kembali di tempat nya. Mata Sky menyipit melihat di dekat lengan Zeline ada dua buah kado. Ia melirik kado dan bunga yang di bawa nya.

"semoga belum terlambat"

Sky langsung menghabiskan pesanan nya dan berjalan ke arah kasir.

"hai..." sapa Sky.

Zeline mendongak dan ia menatap ke arah Sky, meskipun tatapan nya tak lagi datar dan dingin seperti sebelumnya tapi masih belum ada ekspresi di wajah itu. Hanya senyum tipis yang sedikit di paksa yang tampil di wajah itu.

"happy birthday" lirih Sky pelan.

Zeline menatap Lamat Sky, darimana pria di depan nya ini tau bahwa dirinya sedang berulang tahun sekarang. Tiba-tiba ada rasa sesak di dada nya. Namun ia mampu menutupi kesedihan itu dengan wajah datar milik nya.

"aku harap kamu akan bahagia Zel" ucap Sky kemudian menyerahkan ATM nya.

Zeline tak menanggapi sebab ia masih mengatur denyut jantung yang tiba-tiba berdetak dan ada sudut hati yang kembali retak. Setelah selesai, Zeline menyerahkan kembali ATM milik Sky.

"terima kasih" ucap Zeline dan tersenyum hangat.

Senyuman pertama yang bagai matahari untuk Sky, bagaimana tidak setelah beberapa pekan ia datang kesini inilah pertama kali ia di suguhi dengan senyum manis milik Zeline.

melihat Sky yang terpaku, Zeline kembali menarik senyum nya. Tiba-tiba ia teringat prinsip bahwa ia tak akan tersenyum pada lelaki sebaik apapun lelaki itu padanya.

"tolong pergi, di belakang anda sudah mengantri"

Sky menoleh, ia pun meminta maaf pada orang di belakang nya dan segera berlalu. Setelah itu beberapa orang yang tadi berdiri di belakang Sky langsung menyelesaikan pembayaran.

Beberapa jam berlalu, hari sudah beranjak malam. Yuni, Zeline dan satu orang karyawan baru sedang membersihkan meja dan menyusun kursi. Sementara seorang chef sedang menyiapkan bumbu untuk besok pagi agar ia tak tergesa.

"Zeline, lu ngga pengen pergi ke suatu tempat?" tanya Yuni.

"kemana?"

"ya kemana gitu, itung-itung sebagai perayaan ulang tahun lu"

Zeline terdiam tapi tangan nya tetap membersihkan meja dengan kain lap di tangan nya. Apa yang di bilang Yuni benar. Lagipula sekarang jam masih menunjukkan pukul sembilan malam. Mungkin jika nonton bioskop dulu tidak apa.

"oke deh, kita nonton ya. Udah lama kan kita ngga nonton bareng"

Yuni bersorak mendengar jawaban Zeline. Sebenarnya Yuni tak ingin Zeline merasa sedih karena di hari ulang tahunnya tak ada salah satu dari orang tua nya yang datang dan mengucapkan selamat ulang tahun, sekedar mengirim hadiah pun tidak.

"kamu ikut De?" tanya Zeline pada gadis yang baru di rekrut nya kemarin sore.

"Dea ngga ikut deh kak. Maaf ya, Dea harus nemenin adek Dea, kasian dari pagi ngga ketemu" jawab gadis itu.

Zeline pun mengangguk mengerti begitu pun dengan Yuni.

Mereka segera menyelesaikan pekerjaan mereka yang setelah selesai Zeline dan Yuni pun bergegas menuju bioskop. Sedang Dea dan chef nya sudah kembali pulang.

Zeline dan Yuni merasa di sapa oleh angin malam sebab mereka mengendarai motor milik Yuni. Yuni dan Zeline tinggal di kostan yang dekat dengan restoran. Yuni memang anak perantau sejak awal kuliah sementara Zeline memang sengaja ngekost.

"enak nya nonton apa ya?" tanya Yuni.

"kita main game di mall aja yuk" ajak Zeline.

"oke deh"

Mereka pun sampai di pelataran mall yang buka 24 jam. Mereka segera memasuki mall dan menuju ke area permainan.

di lantai atas sana, tepat nya di sebuah restoran yang ada di mall. tiga pria tampan yang sedang menikmati malam dengan nongkrong tak sengaja melihat dua gadis yang mereka kenal.

Di lihat dari sana, Zeline dan Yuni adalah dua pasang sahabat yang sangat akrab. Zeline juga sering tersenyum dan tertawa kecil jika bersama Yuni.

"cantik" gumam Sky yang di dengar oleh kedua sahabat nya.

Ya, tiga pria tampan itu adalah Sky, Varo dan Enda.

"emang cantik. Samperin yuk" ajak Varo.

Sky menggeleng, melihat Zeline yang tertawa karena selalu gagal mengambil boneka di mesin capit membuat Sky tak ingin menghampiri. Sebab Sky tau jika mereka datang maka sudah di pastikan Zeline tak akan tersenyum.

Beberapa pekan ia mencoba mendekati gadis itu sedikit demi sedikit ia tau bahwa gadis itu hanya akan tersenyum pada sahabat nya. dan tawa gadis itu hanya untuk sang sahabat.

Jika banyak yang mengatakan bahwa Zeline adalah gadis sombong dan angkuh maka Sky dengan tegas menolak perkataan itu. Sebab dari mata Zeline tak ada kesan sombong sedikit pun.

Yang ada hanya lah luka dan kecewa.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jangan berharap lebih ya Sky,,Cewek saat hati nya sudah disakiti dan membeku,susah utk di cairkan,Perlu kerja keras utk meluluhkan nya..

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!