siapa pria itu ?

Sky berdiri di balkon kamar nya, menghirup udara malam dan menikmati angin sepoi-sepoi yang menyapa kulit nya. Terdengar suara langkah kaki dari arah belakang membuat Sky berbalik.

"papa" panggil Sky.

"lagi ngapain?" tanya tuan Adersn, papa dari Sky.

"ngadem pa" jawab Sky dan kembali menatap langit malam.

"lagi ada masalah?"

Sky terdiam, mungkin papa nya bisa membantu mencari tau latar belakang Zeline dan siapa pria yang tadi sore marah-marah kepada Zeline.

"Sky boleh minta tolong pa?"

"katakan"

"Sky mau nyari tau tentang seseorang"

"gadis?"

"iya"

"pacar kamu?"

Sky menggeleng, ada sedikit mendung dari wajah nya.

"dia menolak mu?"

"enggak pa. Bahkan Sky belum bilang kalo Sky suka sama dia"

"cinta kamu bertepuk sebelah tangan?"

"enggak juga pak. Cuma aku sungkan mau ngomong suka sama dia"

Tuan Adersn terdiam. Ia memandang sang putra kemudian menepuk pundak Sky.

"lekas tidur, besok papa minta kamu sama kedua teman mu menggantikan papa rapat ke Acro grup"

Sky mengangguk, ia mendengar langkah kaki sang papa semakin menjauh. setelah beberapa saat Sky pun menyudahi ngadem nya dan beranjak tidur.

***

Sedang di kost an Zeline, seorang pria sedang berdiri berkacak pinggang di hadapan Zeline.

"kamu itu malu-maluin tau nggak!!" seru pria itu.

"sekarang cepat berikan uang kepada ku"

"apakah anda tidak malu meminta uang kepada saya?"

Plak..

"beruntung kamu udah aku besarin. Sekarang waktu nya kamu balas Budi"

"balas Budi dalam hal apa?"

"dasar anak tidak tau di untung!" sentak pria itu kemudian menjambak rambut Zeline.

"aku sudah menyekolahkan kamu dari SD sampai sekarang lulus kuliah. Sampai kamu bisa mendirikan restoran. uang dari mana kalo bukan dari aku hah!!!"

"aku tidak pernah meminta uang kepada anda. Dan restoran itu di bangun atas uang ku sendiri"

"auuu..." Zeline meringis ketika jambakan di rambut nya semakin kencang.

"kamu pikir ketika kamu bayi kamu ngga di kasih makan hah!!"

"kamu ngga inget ketika kamu bayi kamu begitu merepotkan aku bahkan harus menyewa baby sitter untuk mengurus mu. Banyak uang yang aku keluar kan untuk mu dan sekarang kau menolak balas Budi"

pria itu semakin mengeratkan jambakan pada rambut Zeline, membuat gadis itu meringis bahkan sampai mengeluarkan air mata.

"sakit pa...." lirih Zeline.

"beri aku uang keuntungan restoran mu. anggap sebagai balas Budi padaku. Ingat aku adalah papa mu, sudah seharusnya seorang anak memberikan uang kepada ayah nya"

Pria itu melepas kasar jambakan pada rambut Zeline dan mendorong tubuh gadis itu. Pria itu langsung masuk ke kost an Zeline dan beberapa saat kemudian ia keluar kembali dengan membawa kontak motor Zeline.

"motor ini akan papa jual, karena kamu menolak memberikan uang pada papa"

Zeline hanya mampu menangis melihat motor yang ia beli dari hasil jerih payahnya di bawa begitu saja oleh pria be*at yang sayang nya adalah papa nya sendiri.

tanpa Zeline sadari, dua pria yang tak sengaja melintas ke arah situ melihat adegan tadi. sampai Zeline masuk ke dalam kostan dengan keadaan kacau pun mereka melihat nya.

Mereka saling lirik kemudian mendorong motor mereka yang macet.

***

"cepat bersiap gaes, bokap nyuruh kita buat meeting ke Acro grup" ucap Sky kepada kedua temannya.

Varo dan Enda hanya mengangguk dan menyiapkan berkas yang di perlukan. Diam nya kedua sahabat membuat Sky heran.

"yuk berangkat" ajak Sky.

Varo dan Enda mengikuti Sky dari belakang. Kedua pria itu tampak saling lirik dan saling sikut membuah Sky berhenti dan menoleh ke belakang.

"ada apaan sih sama lu pada?" tanya Sky.

Varo dan Enda kompak menggeleng. Tak mau memikirkan itu, Sky pun melanjutkan langkah kaki nya menuju parkiran.

suasana dalam mobil begitu sepi, baik Enda atau pun Varo tak ada yang berbicara. Itu mengundang rasa penasaran Sky. Biasanya kedua sahabat nya adalah badut yang terbiasa membuat lawakan dimana pun berada.

"kalian berdua berantem?" tanya Sky.

"enggak" jawab Enda dan Varo bersamaan.

"lagi sariawan?"

"enggak"

"terus kenapa elah, berasa semobil sama patung gua kalo diem-diem bae begini"

Varo dan Enda saling lirik. mereka sama menghela nafas kasar.

"sebenarnya kami melihat sesuatu tadi malam" ucap Varo akhirnya.

"apaan?"

"kita bahas nanti aja, kita fokus buat meeting dulu sekarang" ucap Enda.

Varo dan Sky mengangguk.

***

Di restoran, sedang terjadi kehebohan. Yuni dan Dea berteriak histeris ketika melihat wajah lebam Zeline. Chef pun membuat kan nasi goreng seafood dan segelas teh hangat manis karena Zeline terlihat pucat.

"Zeline, lu oke?"

Zeline mengangguk lemah, mereka segera masuk ke restoran dan menutup kembali. Untuk hari ini mungkin mereka akan buka resto agak siang melihat keadaan Zeline.

"siapa yang bikin lu kayak gini Zel"

Yuni mengangkat dagu Zeline dan melihat luka memar di sudut alis Zeline. Ada merah bekas tamparan di pipi kiri Zeline.

"sakit?"

Zeline hanya mengangguk, melihat luka Zeline, Yuni tau siapa pelaku nya. tapi ia tak mungkin marah-marah di depan Dea yang tidak tahu apapun.

"Dea tolong ambil kotak p3k ya di laci meja kasir itu"

Dea mengangguk, ia berjalan mengambil kotak p3k kemudian menyerahkan nya kepada Yuni.

"kamu ke belakang ya, siapin makanan yang udah di masak sama chef. Kalo udah nanti bawa kesini"

Dea mengangguk, ia langsung ke belakang. Sedangkan Yuni duduk di sebelah Zeline dan mulai mengeluarkan kasa dan obat merah. Meskipun agak terlambat tapi paling tidak itu akan membuat luka Zeline sedikit lebih baik.

"pria breng*ek itu lagi?" tanya Yuni.

Zeline mengangguk lemah, matanya berkaca-kaca. Sungguh ia lelah jika harus seperti ini terus.

"motor ku di ambil"

tangan Yuni terkepal marah, ia tahu motor matic itu meskipun sederhana tapi di beli dari uang hasil Zeline bekerja part time selama masa kuliah. Dan sekarang justru di ambil oleh pria yang seharusnya merawat Zeline.

"kapan dia datang?"

"semalem, pas aku baru sampe kostan"

"mulai malam ini lu pindah kostan gua aja Zel, meskipun agak jauh tapi mungkin lebih aman karena pria breng*ek itu ngga tau kostan gua"

Zeline mengangguk, sepertinya kali ini ia harus menurut pada Yuni. Tak lama Dea datang membawa nampan berisi sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat.

"tolong meja sama kursi nya di tata ya de, maaf kakak ngga bisa bantu dulu" ucap Yuni.

"iya kak, Dea bisa kok"

"sekarang makan dulu" ucap Yuni memberitahukan sepiring nasi kepada Zeline.

***

"busyet, besar juga nih kantor" seru Varo berdecak kagum melihat bangunan tinggi di depan nya.

"tiap hari juga lu masuk di kantor kayak gini Varo"

"ya, tetep aja gua kagum En"

"ya udah yuk masuk. kelarin rapat nya terus juga bahas masalah tadi" ucap Sky.

Mereka bertiga berjalan menuju lobby. tapi, baru dua langkah mereka berjalan. sebuah mobil berhenti telah di depan teras kantor itu. tampak seorang pria baru keluar dari mobil sport itu.

"pria itu....."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!