Pesta tadi malam telah usai, seorang perempuan memakai pakaian seksi baru saja keluar dari kamar hotel dengan pakaian berantakan. mulut nya merutuk kesal pada dua teman yang entah kemana keberadaan nya. Tadi malam ia mabuk sampai larut dan tadi pagi saat bangun ia sudah berbaring di ranjang bersama seorang lelaki. bisa di pasti mereka telah melalui panjang bersama meski dalam keadaan sama-sama tak sadar.
Dengan berpegang pada dinding, perempuan itu berjalan sempoyongan. Rasa pusing sebab minuman tadi malam masih jelas terasa. beruntung disaat ia gi*la minum squad Sky sudah pulang. jadi ia tetap bisa menjaga image jika di depan mereka.
***
Berbeda lagi dengan seorang perempuan yang di wajah nya tidak ekspresi apapun. Pagi ini seperti pagi-pagi biasa ia sudah sibuk di dapur restoran untuk membuat beberapa kue dan camilan yang akan di pajang di etalase restoran. Dengan di bantu oleh sang sahabat pekerjaan membuat kue nya dengan cepat selesai. Ketika jam menunjukkan pukul 10 pagi. Restoran yang memiliki nama bread and butter itu telah di buka. Tak menunggu waktu lama para pelanggan dan ada beberapa orang baru yang baru datang masuk ke restoran.
sahabat wanita itu menyambut dengan ramah para pelanggan yang datang. melayani mereka dengan sepenuh hati. Sebab orang-orang yang datang biasanya adalah ibu-ibu rumah tangga yang baru pulang menjemput sang anak dari lembaga sekolah paud. Ada beberapa penjual yang akan menjajakan kembali kue-kue itu berkeliling komplek.
Ada juga anak-anak muda yang memiliki jam kuliah siang, dan juga ada petugas dari perusahaan yang bertugas mencarikan camilan untuk waktu break karyawan. Yuni, wanita yang sedang memakan pakaian ala pelayan itu dengan senyum ramah melayani satu per satu pelanggan.
Yuni memberikan catatan pesanan dan di berikan oleh Zeline. Zeline dengan cekatan membungkus pesanan mereka dan meletakkan di atas piring untuk pesanan yang di makan di tempat. Lalu Yuni akan mengantar kan kembali pesanan itu. Mereka saling bekerja sama karena memang restoran itu hanya di kerjakan oleh mereka berdua. sebab mereka masih merasa sanggup menghandle pekerjaan itu.
Begitulah keseharian dua gadis sederhana yang setiap hari harus membuat kue, menjual kue secara online, melayani pelanggan yang datang, membereskan kembali tempat yang di gunakan. yang membuat berbeda adalah mereka tak lagi di bingung kan membagi waktu antara menutup restoran padahal masih sore atau mengabaikan tugas kuliah yang menumpuk dan menerima hukuman dari dosen.
Karena mereka telah lulus kuliah jadi mereka bisa menutup restoran kapan pun ia mau.
"kaya nya besok kita bisa buka restoran pagi-pagi deh Zel" ucap Yuni.
Zeline memandang ke arah pelanggan yang sedang menikmati kudapan dengan di temani minuman pesanan mereka. Zeline mengangguk kecil.
"boleh juga Yun, tapi kita harus berangkat lebih pagi. atau kalau enggak kita siapin bahan nya sore atau malem" jawab Zeline.
"iya. semoga aja tetep ramai kayak gini ya restoran kita. Gua pengen cepet-cepet nabung" seru Yuni.
Zeline hanya mengangguk kecil. Yuni tak marah,, sebab ia mengenal Zeline. Zeline yang sekarang bukan lah Zeline yang di kenal nya dulu. Sebab karena sebuah insiden yang membuat Zeline berubah menjadi gadis dingin. Dan yang membuat Zeline menjadi kulkas berjalan adalah seseorang yang saat ini sedang berjalan masuk ke dalam restoran mereka.
Yuni malas menyambut, tapi colekan di lengan nya membuat ia menatap Zeline kemudian menatap ke arah dua pria yang baru datang. Yuni mendengus, mau tak mau ia harus profesional sebab di dalam restoran masih banyak pelanggan yang belum pulang.
"selamat datang" ucap Yuni ramah.
Dua pria yang baru datang itu tersenyum tipis. satu pria mengedarkan pandangan nya ke arah perempuan yang sedang duduk di kursi kasir. Pria itu tersenyum tipis, berjalan menuju ke arah Zeline.
"jangan melebihi batas anda pak." seru Yuni pelan namun tegas.
pria itu menoleh, ia mendapat tatapan tajam dari Yuni. Ia kemudian menghela nafas dan duduk di bangku yang tersisa.
"silah kan di pesan" ucap Yuni meletakkan buku menu di meja.
"gua nasi goreng sama cappucino milk panas. lu?" tanya Bara kepada Andra.
"samain aja"
tanpa mengulang Yuni sudah berlalu membuat Bara mendengus. Yuni segera ke dapur dan mengatakan pesanan mereka kepada chef. memang jika hari sudah siang akan ada seorang juru masak yang datang sebab restoran mereka bukan hanya menyediakan kudapan tapi juga makanan tradisional. Hanya saja makanan itu bisa di pesan jika sudah memasuki jam makan siang seperti ini.
***
Berbeda lagi dengan tiga sekawan lain yang baru saja selesai dengan pekerjaan nya. Wajah mereka terlihat sedikit kusut sebab belum terbiasa mengerjakan sesuatu di depan komputer selama seharian penuh. tapi setidaknya mereka bersyukur berkat pertemanan mereka dengan seorang Sky, setelah lulus kuliah mereka tak perlu repot-repot menyebar surat lamaran pekerjaan. Sebab kantor milik papa Sky siap menampung mereka.
"elah, capek bener duduk terus yak" celetuk Varo.
"ya elah, baru juga kerja setengah hari udah ngeluh aja lu" sahut Enda menyenggol kasar lengan Varo membuat pria itu mengaduh kesakitan.
"tapi bisa kan lu ngerjain, bulan ini kita harus ngerjain proyek minuman baru. Makanya sibuk banget" jelas Sky.
"ya ampun, baru juga masuk kerja eh udah di suruh ngeluarin produk baru aja" keluh Varo.
"udah deh, mending kita cari tempat makan siang. Jam satu kita Udah harus sampe sini lagi" seru Sky.
"lu yang traktir!" ucap Varo dan Enda bersamaan.
Sky mendengus namun akhirnya mengangguk juga. Varo dan Enda pun tersenyum lebar. Ia menggeret Sky masuk ke mobil dan tanpa memberi tahu mereka melajukan mobil membelah jalanan yang panas namun tak terlalu macet.
setelah beberapa perjalanan, mereka sampai di tempat tujuan. Kini mereka berdiri di depan sebuah restoran yang memiliki tulisan besar 'bread and butter'.
"ngapain kesini?" tanya Sky.
Tak salah ia bingung, sebab di lihat dari nama jelas restoran itu hanya menyediakan sejenis kue dan kudapan. Sedangkan mereka butuh amunisi makanan berat sebab akan kembali bekerja sampai sore.
"udah ikut aja!" seru Enda lagi-lagi menarik tangan Sky masuk restoran.
mereka telah masuk ke dalam restoran dan mengedarkan pandangan, mereka pun duduk di kursi kosong yang dekat dengan kasir. Tatapan mata Sky terpaku pada seorang wanita yang duduk di kursi kusir dan sedang melayani mereka yang hendak membayar. Perempuan itu tak sadar jika tengah di perhatikan oleh Sky.
"lu suka kan disini?" tanya Varo menggoda Sky.
Sky menoleh dan dengan senyuman ia pun mengangguk. Seperti nya ia akan sering-sering datang kesini. ia merutuki dirinya yang terlambat tahu ada seorang bidadari dingin di bumi ini. dan dia adalah Zeline.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Restoran kan bukan kios?? Restoran utu besar lho,Mana ada yg namanya Restoran pegawai nya cuman 2 org doang,paling minim 5 orang..
2024-01-21
0