Gadis Yang Tak Tersentuh

Gadis Yang Tak Tersentuh

Safira Zeline Maheswari

Saat ini aula hotel bintang lima telah ramai di isi oleh mereka para mahasiswa yang siang tadi resmi mendapat gelar sarjana. Rata-rata mereka adalah mahasiswa dari jurusan ekonomi, desain dan informatika.

Di kursi yang ada di sudut ruangan, segerombolan pria sedang berbincang asik membahas hendak kemana mereka setelah menyediakan sarjana mereka.

"kalo Sky sih udah pasti langsung jadi CEO muda lah ya, secara kan bokap doi punya perusahaan sendiri" celetuk Varo, sahabat Sky.

"Yoi udah pasti. Dan nanti jangan lupa gue harus jadi sekeras lu ya Ky" sahut Enda, sahabat nya juga.

Di meja itu di isi oleh lima orang pria yang bersahabat. Namun, dua di antara nya asal sahabat yang bertemu di kampus. Sementara Enda dan Varo adalah sahabat dari kecil.

"gampang deh, tapi nanti lu kalo kerja sama gua kagak gua gaji ya" goda Sky.

"anjir, ya kali gua kerja berat tanpa gaji berasa kerja rodi jaman penjajah aja" sewot Enda.

Mereka pun terkekeh mendengar jawaban Enda. Mereka kemudian menatap ke arah meja lain yang dimana terdapat tiga gadis yang penampilannya menyilaukan mata.

Para gadis itu adalah Sherly the geng. Dengan penampilan yang super cetar dengan aksesori yang terlihat di leher, telinga dan pergelangan tangan. geng itu memang suka menjadi pusat perhatian. Terlebih ada geng Lexa yang menjadi target mereka, lebih tepat nya terger Sherly sebab dua teman nya hanya menjadi antek dan pesuruh saja.

Sherly tersenyum bangga ketika di lihat nya di pojok sana target utama menatap ke arah nya. Meskipun dengan tatapan datar tapi yang terpenting adalah pria tampan itu menatap ke arah nya.

Sedangkan di meja belakang Sherly ada dua gadis yang dengan santai menikmati camilan yang telah di sediakan. Dan sebenarnya pandangan mata Sky menatap ke arah sini bukan ke arah Sherly.

"gi*la... Enak banget kue ini Zel, lu mesti coba dan pajang di toko lu" ujar Yuni, sahabat dari Zeline.

"lu liatin siapa?" tanya Varo mengikuti arah pandang Sky.

"yaelah Ky, gua kira lu liatin cewek menor di depan sana ehh tau nya liatin cewek kulkas" seru Varo yang akhirnya tau jika sang sahabat memandang wanita paling dingin di kampus mereka.

"cewek kulkas?" tanya Sky.

"iya. Masa lu kagak tau sih. Kemana aja elah, perasaan kampus nya juga sama. Dan gua inget lu milih jurusan informatika kan." kata Varo.

"dia juga sama, satu jurusan sama lu" lanjut Varo.

"siapa sih?" sela Enda kepo.

"cewek dingin, kulkas berjalan" jawab Varo.

Enda, Bara, dan Andra pun mengedarkan pandangan mencari gadis yang di maksud. Dan ternyata gadis itu berada tepat di belakang Sherly and the geng.

"duhh,,, mereka tamvan tamvan banget siih" seru Aurel lebay.

"iya, emang pesona kita tuh nggak ada dua nya. Masa iya mereka natap kesini terus. jadi gemes" sahut Bella.

Sementara Sherly hanya tersenyum bangga. terang saja ia merasa semakin cantik ketika kelima pria tampan menatap ke arah mereka. Tanpa mereka sadari bahwa lima pria tampan itu sedang menatap ke arah belakang mereka.

"lu ngga tau Ky sama cewek itu?" tanya Enda.

Sky hanya menggeleng, ia merasa tak pernah berjumpa dengan gadis itu. Entah ia yang tak mengenal atau memang mereka yang tak pernah bertemu.

Dan yang lebih mengherankan adalah mengapa teman-teman nya mengatakan bahwa gadis itu dingin seperti kulkas. Padahal yang terlihat adalah gadis itu seperti gadis pada umum nya. Yang membedakan hanya lah penampilan nya yang sederhana dan dia seperti tak memiliki teman kecuali gadis di samping nya.

"Safira Zeline" celetuk Varo.

Sky menoleh menatap Varo.

"namanya Safira Zeline" jelas Varo menatap Sky.

"cewek dingin yang mampu menarik perhatian cowok-cowok kampus tapi juga mampu menolak mereka hanya dengan tatapan maut nya" lanjut Enda.

"lu berdua ngga kenal?" tanya Sky.

Ketika dua sahabat nya berbicara tentang gadis dingin itu. Dua sahabat nya yang lain justru bungkam.

Bara tersenyum tipis kemudian memandang ke arah Andra.

"siapa yang ngga kenal sama cewek yang udah sukses bikin semua pria patah hati" jawab Bara.

mendengar itu Sky menjadi semakin penasaran dengan sosok gadis berpenampilan sederhana itu. Sky menatap intens ke arah gadis bernama Safira Zeline itu.

Sama sekali tak ada yang aneh, karena ia dengan ceria mengobrol dengan gadis yang bisa di pastikan merupakan sahabat nya. tapi satu hal yang menarik Sky untuk memperhatikan lagi adalah pandangan mata gadis itu yang terkadang kosong dan tidak fokus.

"kalo lu mau deketin dia Dateng aja ke resto bread and butter. Gua denger dia kerja disana bareng sama temennya itu" kata Varo membuyarkan pikiran Sky.

"dan kalo emang lu niat mendekat gua harap lu bakal serius dan tulus sama dia. Jangan sampe ia terluka lagi" pesan Bara.

Sky, Enda, dan Varo menoleh. Ucapan Bara seolah sudah mengenal jauh dengan gadis dingin itu. Tapi mereka tak lanjut bertanya sebab Bara berpamitan ingin ke kamar mandi.

"apa maksud nya?" tanya Enda.

Mereka hanya mengendikan bahu. Kemudian mereka pun mengobrol ringan seputar masa perkuliahan mereka yang tanpa mereka sadari telah usai. dan kini tiba masa nya bagi mereka terjun ke dunia yang sesungguhnya. Dimana mereka di tuntut untuk bekerja setelah selama ini berpangku tangan kepada orang tua.

"Zel, lu ngerasa ngga sih kalo geng nya Sky sering ngeliat ke arah kita?" tanya Yuni sedikit berbisik.

Zeline melirik, tak lama hanya sekejap tapi ia tak melihat geng itu melirik ke arah mereka. Zeline melihat ke depan dan rupa nya di depan mereka adalah Sherly and the geng.

"di depan kita" jawab Zeline.

Yuni melihat dan menghela nafas lega. Ternyata ia terlalu kegeeran. Jelas saja geng cowok tampan itu melihat ke arah mereka tapi ternyata bukan mereka yang di lihat melainkan Sherly dan dua temannya. Padahal apa yang di pikir kan oleh Yuni adalah hal yang benar.

tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk ketika teman nya. Diam-diam Andra menatap sendu ke arah Zeline.

"kita pulang aja yuk Zel, gua udah pegel disini terus" rengek Yuni.

Tanpa berlama-lama, Zeline beranjak dan di ikuti oleh Yuni mereka pergi dari acara membosankan yang tidak ada satu pun yang menarik.

Melihat Zeline beranjak, Andra kemudian pamit kepada tiga sahabat nya dan berlalu keluar. Selepas Andra pergi Bara kembali dari kamar kecil.

"dimana Andra?" tanya Bara.

"pulang" jawab Varo.

Bara melihat ke bangku Zeline tadi, kosong. Dan itu berarti pulang hanya lah alibi Andra. yang sebenarnya adalah ia bermaksud mengejar gadis yang di juluki ratu dingin.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bukan kerja di sana,Tapi dia owner nya kan..

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!