mau jadi kakak aku?

Jeje menyelesaikan makan nya dengan gembira. entah mengapa nasi goreng itu terasa pas di lidah nya.

"besok-besok Jeje mau lagi di ajak kesini ya kakak" seru Jeje.

Sky hanya tersenyum kecil, ia kemudian mengedarkan pandangan mencari seseorang. Dan ketika Dea muncul dan melihat ke arah nya Sky mengangkat tangan nya. Dea yang paham dengan itu segera menghampiri Sky.

"ada yang bisa di bantu kak?" tanya Dea.

Sky mengernyit, Dea biasanya memanggil dirinya dengan sebutan pak. Kenapa kali ini memanggil kak. tapi Sky abai dengan itu. Sky meraih plastik yang berisi es cincau tadi. Ia menyisihkan dua untuk dirinya dan Jeje, takut jika bocah itu ingin es cincau lagi karena ketika pulang mereka tak akan lewat jalan tadi lagi.

"tolong bawa ini ke dalam ya, berikan satu untuk Zeline" ucap Sky menggeser kresek itu.

"ambil lah"

"eh, iya. terima kasih kak"

Dea membawa kresek itu menuju meja kasir.

"kenapa de?" tanya Zeline.

"ini kak, ada es dari kakak yang itu" jawab Dea sembari berbalik dan menunjuk ke arah Sky.

Zeline tersenyum ketika mendapati Sky tengah melihat ke arah nya.

"kamu bawa ke belakang aja" perintah Zeline.

"katanya satu buat kak Zeline" Dea mengeluarkan satu cup es cincau.

"makasih ya, kamu bawa ke belakang aja. Kamu juga boleh minum dulu kok, kamu belum istirahat kan?"

Dea menggeleng, ia merasa belum lelah sebab ini masih belum terlalu siang. Ia justru akan merasa sungkan jika harus istirahat lebih awal. Dea membawa kresek itu dan membawa nya ke dapur.

"bawa apa de?" tanya Yuni yang sedang menata hidangan di nampan.

"es cincau kak, di kasih sama temen kakak yang tadi." jawab Dea.

"ohh,, ya udah taro di freezer aja ya. Sekalian punya Zeline tadi. Nanti istirahat kita minum sama-sama. Atau kamu mau minum dulu?"

"enggak kak, nanti aja sama-sama" Dea pun berjalan menuju freezer dan meletakkan es cincau itu ke dalam nya.

Dea menghitung ada enam cup pemberian Sky, di dalam freezer sudah ada lima cup milik Zeline. Dea tiba-tiba teringat dengan adik nya, seandainya ia mampu membelikan es cincau seperti ini, mungkin adiknya akan bahagia. Mungkin nanti Dea akan bertanya kepada Zeline dimana membeli es cincau ini.

"kenapa?" tanya chef menepuk punggung Dea.

Dea berjingkat kaget kemudian menoleh dan mendapati chef yang hendak mengambil daging dari freezer. Ia melihat sekeliling ternyata Yuni sudah tidak ada di ruangan itu.

"kamu lagi ada masalah?"

"enggak chef, aku lagi inget sama adekku"

"Dea,, jadikan adik kamu semangat untuk kami terus giat bekerja"

Dea tersenyum, sebenarnya adik nya memang sudah menjadi penyemangat hidup nya. Tapi melihat adik kecil yang sedang minum es cincau dan makan di restoran membuat Dea teringat adiknya yang belum pernah mengalami itu..

"ngelamun lagi?"

"Dea juga ke ingat, adik Dea belum pernah minum es cincau seperti ini chef. Mungkin nanti Dea akan tanya sama kak Zeline beli es nya dimana. Adik Dea pasti merasa senang kalo Dea pulang bawa es" ucap Dea dengan gembira.

Chef tersenyum, gadis muda seperti Dea yang baru saja lulus SMA harus berjuang menghadapi sang adik karena kedua orang tua kabur entah kemana meninggalkan banyak hutang yang membuat Dea harus rela rumah dan pekarangan mereka yang di kampung di jual.

"terus semangat de, yakin kalo kamu bakal bisa sukses"

Dea mengangguk, ia pun berjalan mengikuti Chef untuk membantu memasak. Hal yang ia lakukan jika Yuni sudah bisa menghandle pesanan pelanggan.

"ternyata lu hampir senasip sama Zeline ya de" gumam Yuni yang berdiri bersandar di dinding.

Ia hendak masuk kembali dan mengambil pesanan lain, tapi mendengar cerita Dea membuat ia berhenti karena takut Dea akan merasa minder dan malu.

***

"yuk bayar, habis itu ke mall katanya mau main di Timezone" aja Sky.

Jeje mengangguk, entah mengapa ia merasa betah disini. mungkin karena suasana nya yang nyaman atau mungkin karena ada gadis cantik di sana yang sudah ia klaim sebagai calon kakak baru untuk nya.

Jeje turun dari kursi dan berjalan ke arah kasir. sedang Sky yang melihat itu hendak mengikuti namun urung karena ia penasaran dengan apa yang akan di lakukan oleh adiknya.

"kak...." panggil Jeje.

Zeline yang sedang duduk di kursi kasir tak melihat Jeje sebab tinggi Jeje masih sepaha orang dewasa. Sedang tinggi meja kasir adalah sebatas dada orang dewasa. Apalagi ketika Zeline duduk Jeje semakin tak terlihat.

"kakak..!!!" seru Jeje.

Sky terkekeh melihat tingkah konyol sang adik. Ia pun berjalan pelan karena melihat Zeline sudah berdiri.

"ohh,, Jeje manis rupanya. kenapa dek?" tanya Zeline.

"Jeje mau bayar kak" ucap Jeje.

Zeline mengernyit, namun ia kemudian melirik ke arah Sky yang berjalan ke arah nya.

"ATM Jeje di bawa sama kak kyky, kata mama Jeje masih kecil jadi belum boleh bawa ATM sendiri"

"hei bocil emang kau tau ATM itu apa?" tanya Sky mengejek.

"tau, ATM itu yang suka di pake mama buat bayar kalo lagi belanja. Kakak kan juga di kasih sama papa"

Sky menggeleng kan kepalanya, tak mengerti dari mana adiknya tau padahal usianya masih lima tahun.

Sky merogoh saku nya dan mengambil dompet kemudian mengeluarkan ATM milik nya.

"naahh itu kan dari papa" seru Jeje.

"sembarangan, ini punya kakak sendiri tau"

Jeje mendengus. namun tak bisa melakukan apapun. Sky tersenyum melihat es cincau di atas meja Zeline sudah di minum meskipun belum habis tapi Sky tau kalo Zeline sudah meminum nya sebab tutup cup itu sudah hilang dan es nya tinggal separoh saja.

"terima kasih...." ucap Zeline.

Sky tersenyum dan mengangguk, ia menggandeng tangan adiknya sembari membawa dua es cincau tadi.

"eh tunggu dulu kak" pekik Jeje membuat Sky menghentikan langkah nya. bahkan Zeline yang hendak duduk pun tak jadi.

Jeje mengulurkan tangan nya meminta di gendong oleh Sky. Sky menghela nafas kasar namun tetap menggendong Jeje. Sedang Zeline hanya menggeleng-gelengkan kepalanya merasa takjub dengan sikap Jeje.

"tunggu kak!!"

"kenapa?"

"Jeje mau ngomong sesuatu sama kak Zeline" seru Jeje menghentikan langkah Sky yang akan keluar.

"mau ngomong apa?" tanya Sky.

"kakak ngga perlu tau, cepet, aku pengen ngomong sama kak Zeline"

Sky pun menurut, ia kembali mendekat ke meja kasir Zeline.

"kak Zeline, Jeje mau nanya sesuatu boleh?" tanya Jeje polos, matanya mengerjap lucu membuat Zeline gemas.

"mau tanya apa?"

"kak Zeline mau nggak jadi kakak Jeje? Biar Jeje punya dua kakak?"

Zeline mengernyit, ia pun memandang ke arah Sky, sedang Sky melihat ke arah lain.

apa ini ?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!