ayah Zeline?

sebuah mobil sport terkini melaju dengan kecepatan sedang. Cuaca yang gerimis membuat jalanan sedikit lenggang. Mobil itu berhenti tepat di pelataran sebuah restoran.

tiga pria tampan yang sama-sama mengenakan jas formal itu keluar dari mobil. Namun sebelum itu mereka melepas jas masing-masing menyisakan celana dan kemeja. Setelah itu mereka berlalu menuju restoran yang sepertinya sedang tutup, tapi ada seorang gadis yang sedang berdiri di depan pintu seperti sedang menunggu sesuatu.

"permisi" ucap Sky.

Gadis itu menoleh, dan tersenyum ramah ketika mendapati tiga pria tampan sedang berdiri di sampingnya.

"restoran udah tutup mbak?" tanya Varo.

"hari ini restoran tutup mas"

"mbak karyawan nya kan? Kalo tutup ngapain disini?"

"he,,, tadi mengantarkan beberapa pesanan pelanggan mas" jawab Dea.

"loh, Dea?" ucap Enda yang memang datang belakangan sebab ia ingin berganti kaos terlebih dahulu.

"loh, mas Enda?" ucap Dea terkejut.

"lu kenal?" tanya Varo.

"tetangga gua di kampung itu" jawab Enda sumringah.

"kamu disini kerja?"

"iya mas"

"sejak kapan?"

"sekitar satu bulan lah mas"

"ohhh,,, pantesan aku ngga tau karena aku udah lama ngga kesini"

"kok lu ngga bilang sih kalo ada tetangga gua yang kerja di resto Zeline" ucap Enda menyikut perut Sky.

"ya mana tau gua kalo itu tetangga lu"

"iya juga sih"

"ahh lu emang minta di sleding" seru Varo menoyor kepala Enda.

"tapi Zeline ada di dalem?" tanya Sky.

Dea terdiam, Zeline memang ada di dalam bersama Yuni chef lagi masak untuk pesanan nanti malem. ini pun Dea di suruh di luar sebab ada seseorang yang nanti akan datang dan mengambil pesanan.

'duh aku harus jawab apa?' batin Dea.

"halo! Mbak!" seru Sky melambaikan tangan nya ke wajah Dea.

"Dea...!" seru Enda dengan suara agak keras.

"eh, i-iya..."

"Zeline ada?"

"a-ada.. Ehh enggak ada"

Ketika pria itu mengernyit, heran dengan jawaban ganda Dea. Wajah gadis itu pun terlihat ragu-ragu. Mereka bertiga jadi menebak kalo Zeline ada di dalam.

"jadi ada atau enggak?" tanya Sky tegas memandang tajam ke arah Dea.

Dea menelan saliva nya kasar. Ia sungguh takut dengan tatapan pria tampan yang kemarin sore juga datang ke restoran. Ingin berkata iya, tapi takut di marahi oleh Zeline sebab tadi Zeline sudah berpesan bahwa ia tak ingin di temui oleh pelanggan apapun alasannya.

"se-sebenar nya kak Zeline ada. Cuma tadi kak Zeline pesan kalo ada yang nyari suruh bilang ngga ada"

"jadi Zeline di dalam?" tanya Sky memastikan.

Dengan ragu-ragu akhirnya Dea mengangguk. Melihat wajah sedikit takut Dea, membuat Sky melirik kedua teman nya. Dan kedua teman mengangguk seperti mengerti kode yang di berikan oleh Sky. Sky pun berlalu ke belakang.

Seperti dugaan nya, pintu dapur tak di kunci. Itu berarti memang Zeline sedang ada di dapur restoran. Sky melangkah kan kaki nya ke dalam. Ia bisa melihat gadis yang mampu menarik perhatian nya sedang menghias sebuah kue ulang tahun bersama Yuni. Tak jauh dari mereka seorang pria yang tidak muda tapi juga tidak tua terlihat sedang memainkan wajan dengan lihai.

"ekheem..."

Mereka bertiga yang ada di dapur menoleh ke arah sumber suara. Zeline dan Yuni terkejut sementara pak chef lebih terkejut.

"Sky" gumam Yuni.

Sementara Zeline hanya menatap sekilas kemudian melanjutkan aktivitas nya. Bukan karena malas bertemu Sky tapi ia malu berjumpa dengan Sky tapi keadaan nya seperti ini.

Sky memandang datar ke arah Zeline. Bahkan gadis itu hanya melihat ke arah nya selama tiga detik. Sadar dengan tatapan horor Sky, Yuni menyikut lengan Zeline dan memberi kode agar menatap Sky.

"apa?" tanya Zeline malas.

Sky tak menjawab tapi justru menarik tangan Zeline. Zeline mau tak mau pun mengikuti langkah lebar Sky. Zeline menoleh ke arah Yuni bermaksud meminta tolong tapi Yuni justru menyikapinya dengan tangan dua berlambang oke. Membuat Zeline mendengus kesal.

Sky membawa Zeline masuk ke mobil sport milik nya tiga orang yang sedang duduk di bangku parkir hanya menatap ke arah mereka berdua.

"masuk" ucap Sky setelah membuka pintu mobil.

Zeline menurut saat melihat tatapan maut Sky.

Sky ikut masuk ke dalam mobil, ia mengambil sebuah kotak yang ia beli di jalan sewaktu menuju kesini tadi.

"hadap sini" ucap Sky.

Zeline menghadap ke arah Sky, namun gadis itu menunduk. Sky menghela nafas kasar kemudian mengangkat dagu Zeline. Gigi Sky bergemeletuk ketika melihat memar biru di sudut alis Zeline, pipi yang memerah dan sudut bibir yang terlihat pecah.

"sakit?" tanya Sky lembut.

jantung Zeline berdegup kencang, entah mengapa perasaan nya menghangat. Matanya tiba-tiba berembun. Air mata yang ia tahan sejak tadi, meskipun Yuni mencerca nya dengan pertanyaan tapi Zeline bisa mengontrol emosi nya untuk tidak menangis. Tapi di depan pria ini.

"Zel, aku sayang sama kamu. aku ngga bisa lihat kamu terluka kayak gini. Ini pasti sakit kan?" tanya Sky lembut.

"sshh..." Zeline meringis ketika jari telunjuk Sky menyentuh pipi nya yang terlihat sedikit bengkak.

Sky mengambil sesuatu dari dalam kotak yang di pegang nya. Sky mengeluarkan kain yang ternyata membungkus sebongkah es batu. Di letakkan nya es batu pada pipi Zeline. Meskipun agak terlambat tapi mungkin bisa sedikit menetralisir rasa sakit.

Zeline memejamkan matanya menikmati sensasi dingin yang menjalar di area pipi nya. Mampu mengurangi rasa nyeri yang sejak tadi di tahan nya. Perlahan ia membuka matanya dan melihat manik mata tajam itu sedang menatap lekat ke arah nya.

"siapa dia Zel?" tanya Sky.

"siapa?"

"pria kemarin sore"

Zeline menghela nafas pelan, berulang kali untuk mengurangi rasa sesak di dada nya.

"Zeline?" panggil Sky.

"ayah ku" jawab Zeline menunduk hingga bongkahan es itu mengenai rambut nya.

Sky mengangkat dagu Zeline dan kembali menempel kan bongkahan es di pipi Zeline.

"aku ngga tau harus ngomong apa untuk menanggapi hal ini Zel, yang jelas aku marah kepada siapa pun yang melukai dirimu. Bahkan bila itu adalah ayah mu, aku akan mendatangi nya dan membuat ia merasakan apa yang kau rasakan" ucap Sky marah namun nada suara nya pelan.

"jangan...." larang Zeline.

"kenapa?" tanya Sky menatap tajam Zeline.

"aku udah enggak apa-apa"

"enggak apa-apa, lihat Zel motor kamu bahkan di ambil sama pria bajin*an itu!"

"ka-kamu tau?"

"bukan aku, tapi Enda dan Varo yang tau"

Zeline terdiam. Sesuatu yang di tutupi nya akhirnya di ketahui juga oleh Sky. Tiba-tiba ingatan masa lalu memutar di ingatan Zeline. Ia memandang Sky dengan air mata yang sudah jatuh di pipi nya.

"Zel, kenapa?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!