Perlahan Tapi Pasti

Zeline merenung menatap langit-langit kamar kostan nya. hari ini tepat ia berumur 23 tahun, ia baru saja lulus kuliah. Seharusnya itu adalah kado yang paling membahagiakan.

Zeline menoleh menatap kado pemberian Sky, ia bangkit dan meraih kotak itu lalu membuka nya. Sebuah kalung dengan bandul hati dan permata berwarna biru di tengah-tengah nya. Sangat bagus dan cantik. saat Zeline meraih kalung itu ada kertas yang jatuh.

*happy birthday Zeline, si gadis dingin yang terkenal karena kecuekan nya. Mungkin kamu bakal berpikir kalo aku cowok pengecut. Karena cuma bisa berbicara lewat surat, karena untuk berbicara langsung aku merasa terintimidasi oleh tatapan mata indah mu.

Zeline bisakah kau mengurangi kadar dingin mu, aku ingin mengenal mu lebih dalam lagi*

Zeline terdiam, ia menerawang wajah pria yang memberi nya hadiah. Tampan, hidung mancung, rahang tegas, badan nya tinggi gagah, kulit nya bersih, pria itu juga selalu wangi dengan penampilan yang rapi. Dan yang ia dengar dari Yuni Sky merupakan anak seorang pengusaha kaya raya.

Tapi kenapa ia tertarik dengan gadis dingin seperti ku, apakah ini permainan hati lagi? Tanya Zeline dalam hati.

Ia meletakkan hadiah dari Sky dan beranjak tidur karena waktu sudah lewat tengah malam.

____

Pagi hari menjelang, pukul setengah enam Zeline sudah siap dengan seragam nya. Meskipun tadi malam ia tidur larut tapi tak membuat nya bangun siang. Terlebih sejak seminggu yang lalu restoran buka pukul setengah delapan lagi.

Zeline memacu motor nya dengan kecepatan tinggi karena ia harus sampai di restoran untuk menyiapkan bahan kue. Setelah mengendarai motor selama kurang lebih 10 menit Zeline sampai di restoran dan disana sudah ada chef dan Yuni yang menunggu.

"maaf telat, udah lama?" tanya Zeline.

"belum mba, baru aja" jawab chef dan di angguki oleh Yuni.

Zeline pun membuka restoran dan bersiap memulai harinya dengan semangat. Yuni mengernyit ketika sekilas ia melihat sesuatu di leher Zeline. sedang di tangan gadis itu ada gelang couple pemberian dari Yuni dan Yuni sendiri juga memakai nya.

Zeline langsung ke dapur dan menakar bahan-bahan kue sementara nanti chef lah yang akan membuat sebab kalo pagi hanya kue dan roti yang di buat. Setelah selesai Zeline membantu Yuni mengepel lantai. tepat pukul tujuh karyawan baru telah datang. Ia langsung mengambil alih menatap kursi dan meja. tepat setengah delapan tulisan close pun telah di ganti open.

Tak perlu waktu lama, beberapa orang yang hendak ke kantor ataupun ke sekolah mampir untuk membeli kue di restoran itu. Ramai nya pelanggan membuat Zeline tak melihat seorang pria yang berdiri tak jauh darinya dan sedang menatap dalam ke arah nya. Bibir pria itu menyunggingkan senyum ketika melihat jika benda pemberian nya di pakai langsung oleh Zeline.

"selamat pagi" sapa pria itu yang tak lain adalah Sky.

Zeline mendongak ia pun tersenyum hangat, senyum manis di pagi hari yang mampu menaikkan rasa semangat Sky.

"pagi..." jawab Zeline.

senyum Sky melebar ketika untuk pertama kalinya sapaan nya di jawab oleh Zeline. Jantung nya menjadi berdebar-debar.

"aku ingin membayar"

Zeline mengangguk dan menerima ATM Sky. Setelah selesai ia pun mengembalikan ATM Sky.

"terima kasih" lirih Zeline ketika Sky akan berlalu.

"terima kasih untuk apa?"

"hadiah nya"

Sky tersenyum dan mengangguk, ia berjalan cepat keluar dari restoran. Sungguh ia tak sabar ingin memberitahu kan kabar gembira ini kepada dua teman nya.

Dengan senyum yang terus mengembang di bibir nya. Sky memacu mobil nya dengan cepat. Ia ingin lekas sampai di kantor.

Cukup memerlukan 20 menit Sky telah sampai. Suasana kantor sudah ramai sebab jam masuk nya adalah pukul 08:00.

Sky langsung menuju ruangan nya dan menghampiri kedua temannya yang satu ruangan dengan nya.

"widih, si bos pagi-pagi udah senyum-senyum aja. Abis kesambet apaan lu!" seru Varo yang sedang menunggu kedatangan Sky.

Sky belum menjawab dan jajanan yang ia beli sudah di ambil alih oleh Varo. Akhirnya Varo dan Enda pun memakan itu membuat Sky mendengus.

"minimal dengerin gue dulu lah" sungut Sky duduk di bangku nya.

"sorry Ky, kita laper. Kita ngga sarapan karena bangun telat" keluh Enda.

"jadi ini alesan lu nyuruh gue beli kue?"

"hee,, iya lah. tapi lu mau kan"

"iya sih"

"enak. lu mau?"

"eh si kampret, jangan di habisin juga kali" seru Sky langsung menyerobot kresek itu.

"anjir, habis di makan dua orang doang" ucap Sky sinis karena kue yang di beli nya hanya tersisa tiga potong saja.

Varo dan Enda hanya terkekeh mendengar Sky. memang jika kebanyakan anak pengusaha bersikap dingin maka berbeda dengan Sky yang sangat hangat dan berkepribadian ramah. Ia bahkan tidak sombong dan tidak malu berteman dengan kedua sahabat nya yang hanya dari keluarga sederhana.

"untung gua lagi bahagia" gumam Sky.

"hah apa?" seru Enda yang mendengar gumaman Sky.

"gua lagi bahagia elah"

"nah kan, berarti lu harus sering-sering mampir ke restoran Zeline karena itu bisa bikin lu happy" usul Varo dan sepertinya di setujui oleh Sky.

"jadi ada apaan?"

"kalung dari gua di pake anjir sama Zeline. Gua happy banget" seru Sky dengan ekspresi berbinar.

Varo dan Enda saling tatap kemudian terkekeh.

"mimpi lu" ucap Varo dan Enda bersamaan.

"Yee,, kagak percaya. Kesono deh kalian kalo mau liat"

"boleh juga, nanti lu yang bayar ya" ucap Enda.

Sky hanya menggeleng kan kepalanya, tapi ia tak bisa menolak. Ia harus banyak-banyak bersyukur masih mendapat uang saku dari kedua orang tua nya meskipun ia sudah bekerja. Sementara kedua temannya justru menjadi tulang punggung untuk keluarga mereka di kampung. Sama seperti Yuni, mereka berdua adalah perantau. Hanya saja dulu saat mereka kecil Sky pernah tinggal di kampung mereka dan akhirnya mereka bersahabat.

Dan atas kebaikan papa Sky juga lah, mereka berdua bisa kuliah di kampus yang sama seperti Sky.

"kerja, jangan ngoceh Bae" ucap Varo.

Mereka pun kemudian mengerjakan pekerjaan mereka dengan riang.

***

Sementara di sebuah perusahaan yang memproduksi makanan instan seperti jajanan yang di edarkan ke seluruh Nusantara. Pagi hari terjadi kehebohan karena putri dari pemilik perusahaan tengah memarahi seorang karyawan yang tanpa sengaja menyenggol lengan nya.

"mata lu dimana hah?!" sentak wanita itu menunjuk perempuan yang sedang menunduk.

"eh lu bisu ya, di tanyain malah diem aja!" sentak nya lagi.

"maaf non" lirih perempuan itu.

"lu tau kan siapa gua? Bisa aja lu gua pecat tau nggak!" sentak nya kemudian berlalu.

wanita yang memakai kemeja pendek di masukkan ke dalam rok span yang panjang nya hanya sebatas lutut itu berlalu meninggalkan perempuan yang menurut nya bod*oh karena menyenggol lengan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!