kulkas mulai menghangat 2

Varo, Enda dan Sky menuju ke kostan Enda dan Varo. karena malam ini weekend jadi mereka bertiga berencana menghabiskan waktu dengan quality time ke sebuah cafe atau mall. Sebenarnya Sky ingin berkunjung ke restoran Zeline karena sudah tiga hari ia tak datang kesana.

Tapi acara keluarga kali ini di sponsori oleh Varo yang baru saja mendapat bonus sehingga Sky tak bisa menolak ajakan mereka.

"gimana kelanjutan hubungan lu sama Zeline ky?" tanya Varo.

Sky menoleh kemudian menatap ke depan.

"masih stagnan di tempat"

"kagak ada perubahan?"

Sky menggeleng, rasanya kali ini ia sudah menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang Sky Adresn. karena untuk pertama kali Sky menspam chat seorang wanita dan hebat nya spam chat itu tak ada yang di balas sama sekali. Ia berulang kali menelpon tapi tak pernah di angkat. padahal jika dengan perempuan lain tanpa harus repot chat duluan atau telpon duluan, sudah banyak notifikasi yang muncul di hp nya.

"gua denger dari si Yuni, katanya dulu Zeline ngga kayak gitu" sahut Enda yang kebagian menyopir mobil saat ini.

"jadi sebenarnya Zeline ngga dingin?" tanya Varo.

Enda mengendikan bahu, ia hanya pernah mencuri dengar saja.

"entah lah, waktu itu gua ngga sengaja denger Yuni ngomong sama seseorang kalo Zeline berubah sebab teman nya orang itu. dan Yuni menuntut sebuah pertanggungjawaban" jawab Enda.

"kagak jelas lu" ucap Varo menumpuk kepala Enda dengan tangan nya.

"astoge Varo, kalo gua geger otak begimane"

"bodo amat"

Sky memilih diam dan meresapi ucapan Enda. Beberapa waktu lalu Sky sempat stalking akun media sosial Zeline. Semua fotonya terkunci tapi ada satu foto yang mungkin lupa tidak di privasi atau entah lah. foto Zeline sedang bersama sahabat nya, Yuni.

Mereka berfoto di sebuah balkon rumah mewah. Sky sempat bertanya-tanya rumah siapa itu. Sebab yang ia dengar baik Zeline atau pun Yuni adalah mahasiswi penerima beasiswa.

"ky" panggil Varo.

"hm"

"lu ngga mau turun?"

Sky melihat sekeliling dan ternyata mobil nya sudah berhenti bahkan Enda dan Varo sudah keluar dari mobil. Rupa nya ia terlalu sibuk melamun.

"ngelamun apa sih?" tanya Enda.

"Zeline ya" ejek Varo.

Sky tak menggubris kedua temannya dan justru langsung masuk ke dalam kostan Enda.

***

Di restoran, Yuni dan Zeline sedang bersiap menutup restoran nya. hanya tinggal menunggu dua pelanggan yang hendak menyelesaikan pembayaran. tulisan di depan pintu pun sudah di ganti dengan tulisan 'close'.

"kita jalan yuk, nongki ke cafe. Atau sekedar ke taman. Udah lama banget kita ngga ke taman buat nyicip bakso mercon mang Asep"

"oke"

Setelah tadi sore Dea izin pulang lebih dulu, Zeline memutuskan menutup restoran lebih awal. Lagipula penjualan mereka hari ini sudah cukup. Maka itu menutup lebih awal tak akan membuat mereka rugi.

Yuni berdiri di depan pintu restoran menunggu Zeline yang sedang mengunci dapur. Ketika Yuni sedang berdiri sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan Yuni. Tak lama seorang wanita setengah baya keluar dari mobil itu dan memandang ke arah restoran.

Raut kecewa jelas tergambar di wajah nya ketika tau bahwa restoran bread and butter telah tutup.

"dek" panggil wanita itu kepada Yuni.

Yuni yang mendengar pun mendekat ke arah wanita itu.

"iya Tante ada yang bisa di bantu?" tanya Yuni.

"iya. saya mau tanya restoran nya udah tutup ya?"

"iya Tante, kebetulan kami tutup lebih awal karena karyawan izin"

"ohh,,,"

Wanita baya itu terlihat menatap sendu, ia mendengar dari teman-teman sosialita nya bahwa kue di restoran ini sangat enak. dan kebetulan ia baru saja pulang dari acara arisan lalu ingin mampir.

"kenapa Yun?" tanya Zeline menghampiri Yuni.

"ini Zel, kaya nya Tante ini mau mampir ke resto tapi kita udah tutup"

"hai Tante, selamat malam. Ada yang bisa di bantu?" tanya Zeline.

Wanita itu menoleh dan menatap Zeline. Lalu pandangan nya terpaku di leher Zeline yang memakai kalung bandul hati dengan permata biru di tengah nya.

"Tante..." panggil Zeline.

"Oh iya dek, saya mau nyobain kue disini atas rekomendasi teman-teman saya. tapi ternyata sudah tutup"

Zeline tersenyum, dan senyum nya terlihat sangat manis.

"maaf dengan sangat ya Tante, karena kami tutup lebih awal. dan kami tidak menyediakan kue untuk stok. Karena kami membuat kue berdasarkan target penjualan. Dan kalau pun ada sisa maka akan di berikan kepada chef atau sebagai bonus pembeli"

"sayang sekali ya, padahal saya ingin membeli kue ulang tahun untuk putra saya"

"maaf sekali lagi Tante, khusus kue ulang tahun kami hanya menerima pesanan H-1 acara. bukan mendadak"

"baik lah, sebenarnya saya ingin memesan kue itu untuk ulang tahun putra saya besok malam"

Zeline hendak menolak namun lengan nya di senggol oleh Yuni.

"terima aja Zel, lumayan kan dapet duit"

Zeline terdiam menimbang, kemudian ia pun mengangguk.

"baik Tante, Tante bisa datang besok pagi untuk memilih kue yang Tante ingin kan. Kami akan berusaha menyelesaikan pesanan Tante"

"baik dek,.kalau begitu saya permisi"

Zeline dan Yuni mengangguk, Yuni tersenyum lebar. tentu ia bahagia karena ia akan mendapat bonus nanti nya.

"yuk pergi, keburu malem"

Mereka pun naik motor milik Zeline dan menuju taman untuk membeli bakso mercon favorit mereka.

Setelah beberapa menit mereka sampai di tempat tujuan. Taman terlihat ramai dengan pasangan muda-mudi yang sedang menghabiskan waktu weekend. Yuni dan Zeline berjalan ke arah gerobak yang bertuliskan 'Bakso mang Asep'.

"mang, bakso kayak biasa ya dua porsi" ucap Yuni.

"siap neng"

Yuni dan Zeline duduk di bangku kosong. Sementara seseorang yang tak jauh di belakang mereka menoleh ketika mendengar suara Yuni.

"samperin" ucap orang itu.

Dua pria itu pun beranjak dan menghampiri Yuni dan Zeline. bahkan tanpa izin mereka duduk di hadapan Zeline dan Yuni.

Zeline yang sedang membuka chat dari Sky pun mendongak. sontak wajah nya menjadi datar dan dingin. Ia pun mengalihkan pandangan nya ke arah lain tanpa mau bersitatap dengan pria di hadapannya.

"gimana kabar kamu Fir?" tanya pria di depan Zeline.

"nama gua Zeline" ucap Zeline dingin.

"dari dulu aku selalu manggil kamu Safira"

"stop bikin Zeline ngga nyaman Andra!" sentak Yuni.

Di sebrang jalan sana, tepat nya di kedai es Boba tiga pria sedang memperhatikan mereka. Entah mengapa tiga pria itu tiba-tiba ingin mencicipi minuman yang sempat viral itu.

"ngga nyaman gimana coba?"

"kalo lu cuma mau ribut mending lu pergi" ucap Yuni ketus.

"Safira...." panggil Andra.

Zeline menoleh ke arah lain, dan tanpa sengaja matanya bersitatap dengan pria di sebrang sana. Zeline tercengang, tapi kemudian ia beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!