"pria itu, bukan nya..???" gumam Varo menatap Enda.
Enda dengan pemikiran yang sama pun melihat ke arah Varo.
Mereka berdua mempertajam penglihatan mereka dan mereka yakin bahwa pria yang baru saja turun dari mobil sport itu adalah pria tadi malam yang mereka lihat.
"kalian tau?" tanya Sky.
Varo dan Enda kompak menggeleng. Sedang Sky menatap curiga ke arah kedua teman nya. Sebab ia pun merasa kenal dengan pria yang memakai pakaian kerja formal yang harga nya kisaran jutaan.
"yuk masuk" aja Sky tak mau membahas hal itu dulu.
Mereka bertiga masuk dan langsung di sambut oleh sekretaris dari kantor Acro grup. Mereka bertiga langsung di bawa ke ruang meeting yang ternyata adalah ruang CEO. Mereka naik ke lantai 5 dan langsung di arahkan ke ruang CEO. Setelah mengetuk pintu dan di persilahkan masuk mereka masuk ke ruang CEO itu.
"selamat pagi tuan Maheswari" sapa Sky terlebih dahulu.
pria yang memiliki nama Maheswari itu pun mendongak. Ia tersenyum ramah pada tiga tamu nya. tak ia sangka kalau perwakilan dari kantor Acro adalah tiga pria muda yang memiliki wajah tampan.
"silah kan duduk" ucap tuan Maheswari.
Varo, Enda dan Sky duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"na, buat kan mereka minuman dan siapkan camilan" ucap tuan Maheswari pada sekretaris nya.
Sekretaris itu mengangguk dan kemudian keluar dari ruangan.
"maaf tuan, saya mewakili papa saya yang tidak bisa hadir di pertemuan ini sebab mama meminta papa untuk menemani mama" jelas Sky.
Tuan Maheswari terkekeh, siapa tak tau dengan kebucinan seorang tuan Adersn.
"tak apa. Pertemuan ini hanya tinggal penandatanganan kontrak kerja saja" ucap tuan Maheswari.
"lalu, siapa mereka berdua" tanya tuan Maheswari.
Sky tersenyum, ia sampai lupa memperkenalkan kedua teman nya ini.
"mereka adalah kedua teman saya tuan, ini adalah Varo dan ini adalah Drenda"
tuan Maheswari mengangguk, tak lama pintu kembali terbuka dan tampak sekretaris itu yang datang bersama seorang OB.
"silah kan di nikmati"
tiga pemuda itu mengangguk dan mengambil gelas masing-masing kemudian menyesap minuman dengan aroma mint itu.
"jadi, kerja sama yang saya ajukan ke perusahaan papa kamu adalah saya akan menyetor beberapa hasil kebun milik saya ke rumah makan milik mama kamu. Saya dengar mama kamu ingin membuka sebuah restoran dengan menyediakan makanan tradisional. kebetulan beberapa kebun saya di tanami oleh sayuran dan beberapa rempah"
Sky terdiam, ia sudah di beri tau oleh papa nya tadi pagi ketika sarapan. Dan papa bilang itu memang tinggal mendengar setuju dari Sky dan tanda tangan selesai. Tapi ada yang aneh disini.
"maaf tuan Maheswari, kenapa saya harus menerima kerja sama dengan anda?" tanya Sky.
"saya menawarkan harga yang murah karena memang itu adalah hasil kebun saya sendiri. Jika melalui pasar harga kebutuhan restoran mama kamu sudah pasti harga oper. tapi jika dari saya, maka harga pihak pertama dan itu akan lebih menguntungkan untuk restoran milik mama kamu"
Sky mengangguk, ia paham dengan hal ini. Dan lagipula jika mengambil dari pasar sudah pasti akan repot karena harus menyuruh orang juga. Sementara jika dari perusahaan ini, maka pekerja lah yang akan mengantar nya sendiri"
"bagaimana?" tanya tuan Maheswari.
"maaf tuan, boleh kan saya mendiskusikan ini dengan mama saya terlebih dahulu. Sebab papa bilang kerja sama ini akan berlangsung jika mama setuju. Sementara mama belum mengetahui hal ini"
Tuan Maheswari mengangguk, entah Strategi apa yang akan di gunakan oleh pria muda di depan nya. tapi yang jelas apa yang di bicarakan tak sesuai dengan apa yang di katakan oleh tuan Adersn dua hari lalu. tapi tuan Maheswari tak mau membahas itu.
"baik lah, saya tunggu kabar baik dari anda"
Sky mengangguk, ia melirik kedua sahabat nya dan mereka pun sama-sama berdiri. Setelah berjabat tangan dengan tuan Maheswari mereka bertiga keluar dari kantor itu.
***
"menurut lu bener ngga sih kalo pak Maheswari itu pria yang semalem?" tanya Enda berbisik di telinga Varo.
"tadi malem gelap, kita ngga tau pasti wajah pria tadi malem kayak apa. tapi dari mobilnya bukan nya sama" jawab Varo.
Sky uang mendengar kedua temannya berbisik pun menghentikan langkah nya hingga kemudian Varo menabrak punggung nya.
"elah Ky, kalo mau berhenti bilang-bilang dulu napa?" seru Varo.
"kek cewek aja lu. Bahas apa kalian?" tanya Sky.
Enda menarik tangan Varo dan Sky kemudian membawa kedua teman nya masuk ke mobil.
"apaan elah, ngga usah pegang-pegang" seru Varo.
"lu kenal sama pak Maheswari tadi?" tanya Enda pada Sky dan mengabaikan ucapan Varo.
"enggak yakin sih. tapi emang kayak nya mirip banget" jawab Sky.
"lu dimana ketemu pria mirip dia?" tanya Enda lagi.
Sky terdiam. ia menimbang apakah ia akan mengatakan yang ia lihat kemarin sore di restoran Zeline atau tidak.
"gua ngga sengaja lihat kemarin sore" Jawa Sky bohong.
"kalo gua sama Varo lihat tadi malem, dia lagi di depan kostan Zeline dan lu tau ala yang dia lakuin ke Zeline?" tanya Enda.
Sky menggeleng, entah mengapa tiba-tiba jantung nya berdebar.
"Zeline di gampar anjirr.... udah gitu masih di jambak pula" sahut Varo dengan ekspresi geram.
Sky memandang mereka berdua tak percaya. Namun, ia juga melihat bekas tamparan di pipi Zeline tadi sore. Mungkin kah malam hari nya pria itu datang lagi.
"malah ngelamun?" seru Enda.
"kagak. Gua cuma mikir. Apa hubungan pria itu sama Zeline?"
Mereka bertiga sama-sama diam mendengar pertanyaan Zeline. pertanyaan yang sama yang ada di benak mereka. Tapi kemudian mereka saling pandang dengan mata uang melebar seperti baru saja mengetahui sesuatu.
"anak!!" seru mereka bertiga bersamaan.
"tapi...." sanggah Enda ragu-ragu.
Sky dan Varo menatap Enda dengan ekspresi penasaran.
"pak Maheswari orang kaya, kenapa Zeline memilih ngekost dan bikin restoran kecil-kecilan jika memang Zeline anak tuan Maheswari. Kenapa ngga kerja disini?" tanya Enda melihat berganti ke arah dua teman nya.
Varo mengangguk setuju, benar juga apa yang di katakan oleh Enda.
"tapi yang bikin lebih bingung adalah kemarin sore pria itu datang ke restoran Zeline dengan pakaian lusuh dan mirip pengemis. Dia marah-marah di depan restoran Zeline" ungkap Sky.
"Zeline di gampar?" tanya Varo.
"gua ngga tau juga, tapi yang gua lihat ada bekas merah di pipi Zeline dan sudut bibir Zeline berdarah"
"serius lu???" tanya Varo.
"yang gua lihat kemarin malam sama gi*laa.... Zeline juga di dorong keras sampe dahi nya nabrak dinding dan gua yakin pasti berdarah" lanjut Varo.
"kenapa lu ngga bantuin kampret"
"gua takut kalo Zeline bakal ngehindar dari kita kalo kita mergokin Zeline lagi di apa-apain sama pria itu"
Sky terdiam, dalam hati ia membenarkan apa yang di katakan oleh Varo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments