Apocalypse Virus

Apocalypse Virus

Bab 1: Teror di Mal Surabaya

Malam itu, Surabaya terasa lebih sunyi dari biasanya. Lampu-lampu di jalan raya yang biasanya gemerlap, sekarang redup dan hampir mati. Ari dan adiknya, Siti, berjalan melewati jalan yang sepi menuju mal terbesar di kota ini, Tunjungan Plaza. Mereka berdua telah menghabiskan beberapa hari terakhir di dalam rumah mereka yang terletak di pinggiran kota, berusaha untuk menghindari kerusuhan yang terjadi di pusat kota. Namun, mereka tidak bisa tinggal di sana selamanya, persediaan makanan mereka mulai menipis.

Ari yang memegang tangan adiknya mencoba tersenyum untuk memberikan keberanian. "Kita akan segera sampai, Siti. Semua akan baik-baik saja."

Namun, ketika mereka tiba di depan pintu masuk mal, pandangan mereka berubah. Biasanya, mal ini ramai dengan orang-orang yang berbelanja, tertawa, dan menikmati waktu mereka. Namun, sekarang suasana sangat berbeda. Mal yang seharusnya gemerlap kini tampak gelap dan menakutkan.

Ari memutuskan untuk masuk melalui pintu belakang, berharap akan lebih aman. Mereka berdua melangkah ke dalam mal yang sepi. Itu adalah mal besar dengan lantai marmer yang mengkilap dan deretan toko yang berjajar di sepanjang lorong. Pada malam ini, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar. Ini bukan tempat yang mereka kenal.

Mereka berdua berjalan menuju pusat mal, mencari toko swalayan untuk mendapatkan persediaan makanan. Tapi ketika mereka tiba di sana, pemandangan yang mereka temui mengguncang mereka. Rak-rak yang seharusnya dipenuhi dengan makanan kini kosong. Barang-barang berserakan di lantai, dan pintu-pintu freezer terbuka dengan makanan yang terbuang.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah yang tidak wajar. Langkah-langkah itu bergema di koridor mal, terdengar seperti langkah kaki yang tidak manusiawi. Ari merasa bulu kuduknya berdiri, dan dia memegang erat tangan adiknya.

Ketika mereka berbalik untuk melihat, pandangan mereka mematung. Ada sosok-sosok yang berjalan dengan lambat menuju mereka. Sosok-sosok itu buram dan pucat, dengan mata yang kosong dan wajah yang terluka. Mereka tampak kelaparan dan kehausan.

Ari segera menyadari bahwa mereka tidak menghadapi manusia biasa. Mereka menghadapi zombie. Sesuatu yang hanya terdengar dalam cerita horor dan film. Tetapi ini adalah kenyataan yang mengerikan.

"Ayo, Siti," bisik Ari sambil menarik adiknya menjauh dari gerombolan zombie yang semakin mendekat. Mereka berlari melewati lorong-lorong mal yang terdengar gemuruh langkah kaki zombie yang tak berujung. Mereka mencari tempat persembunyian dan berharap ada tempat yang aman dalam mal yang begitu besar ini.

Inilah awal dari perjalanan mereka di dalam mal yang dulu mereka kunjungi dengan sukacita, sekarang menjadi tempat yang menakutkan dan dipenuhi oleh ancaman yang tak terbayangkan. Ari dan Siti akan berjuang untuk bertahan hidup di tengah-tengah malam yang kelam di Surabaya, mencari tempat yang aman dan mungkin, jawaban atas pertanyaan mengapa semua ini terjadi.

Ari dan Siti berlari sekuat tenaga, mencoba menghindari serbuan beberapa zombie yang semakin mendekat. Mereka menyusup masuk ke toko sepatu yang terbuka, lalu melalui pintu belakang menuju lorong yang lebih tenang. Detak jantung mereka berdua berdegup keras, dan mereka berusaha menjauh dari zombie yang kelaparan itu.

Setelah melarikan diri selama beberapa menit, Ari dan Siti tiba di depan pintu darurat yang mengarah ke luar mal. Ari mendorong pintu itu, dan angin malam yang sejuk menyambut mereka. Mereka keluar dan berlari menuju rumah kosong yang terlihat di seberang jalan. Itu adalah rumah kosong dengan pintu dan jendela yang terbuka. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan terbaik untuk bersembunyi sejenak dan merencanakan langkah selanjutnya.

Mereka masuk ke dalam rumah kosong itu, dan Ari segera menutup pintu dengan hati-hati. Mereka berdua duduk di lantai yang berdebu, mencoba untuk menenangkan diri mereka sendiri. Siti bergetar, dan Ari merangkulnya erat.

"Aku tahu ini menakutkan, Siti, tapi kita harus tetap tenang," kata Ari dengan suara pelan. "Kita akan istirahat sejenak di sini dan mencari tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya."

Siti menatap kakaknya dengan mata penuh ketakutan. "Kenapa ini terjadi, Ari? Kenapa semua orang berubah menjadi seperti itu?"

Ari merenung sejenak sebelum menjawab, "Aku tidak tahu pasti, Siti, tapi kita harus mencoba bertahan hidup. Itu yang terpenting sekarang. Kita harus menjauhi zombie-zombie itu dan mencari tempat yang aman."

Mereka berdua merenung dalam keheningan. Suara langkah kaki zombie yang menyeramkan terdengar redup dari luar. Ari mencoba memikirkan rencana. "Aku pikir kita perlu mencari senjata, sesuatu yang bisa melindungi kita dari zombie. Dan kita juga harus mencari makanan dan air."

Siti mengangguk setuju. "Tapi bagaimana kita bisa melakukannya, Ari? Semua toko tampaknya telah dirampok, dan kita tidak tahu bagaimana cara menggunakan senjata."

Ari mengusap rambut adiknya dengan lembut. "Kita harus mencari solusi, Siti. Pertama, kita perlu mencari toko yang belum dirampok. Mungkin ada beberapa barang yang tersisa. Kedua, kita perlu mencari senjata dan belajar cara menggunakannya. Aku akan melindungimu, Siti, tidak peduli apa."

Mereka berdua menghabiskan beberapa saat untuk merencanakan langkah selanjutnya. Setelah itu, mereka keluar dari rumah kosong itu dengan hati-hati, memastikan tidak ada zombie yang terlihat. Mereka memutuskan untuk mencari toko swalayan terdekat yang mungkin belum dirampok.

Saat mereka berjalan-jalan di jalan-jalan yang sunyi, mereka melihat pemandangan yang mengejutkan. Bangkai-bangkai mobil terbengkalai di jalan, dan tumpukan barang-barang tergeletak di mana-mana. Kota yang pernah mereka cintai sekarang hancur dan penuh dengan kehancuran.

Mereka akhirnya tiba di toko swalayan kecil yang terletak di sudut jalan. Ari berharap ada persediaan yang tersisa di dalamnya. Mereka berdua masuk ke dalam dengan hati-hati, senjata improvisasi yang mereka temukan di rumah kosong tadi siap digunakan jika diperlukan.

Mereka merasa sedikit lega saat melihat beberapa rak makanan yang belum dirampok sepenuhnya. Ari dan Siti mulai mengumpulkan makanan dalam tas plastik sambil berbicara tentang rencana mereka selanjutnya.

"Tadi aku melihat toko perlengkapan rumah tangga di sebelah sini," kata Ari. "Mungkin kita bisa menemukan beberapa alat yang berguna di sana, dan kemudian kita perlu mencari tempat yang lebih aman untuk bersembunyi."

Siti mengangguk dan menambahkan, "Dan kita juga harus mencari orang lain, Ari. Mungkin ada yang masih selamat dan bisa membantu kita."

Mereka meninggalkan toko swalayan dengan persediaan makanan yang mereka butuhkan dan berjalan menuju toko perlengkapan rumah tangga. Namun, mereka belum tahu bahwa perjalanan mereka di dunia yang dilanda virus zombie ini hanya akan semakin berbahaya dan penuh tantangan.

Terpopuler

Comments

StarRai

StarRai

gendre zombie cukup baru, gw sebenernya mls baca, tapi gw pengen tahu kedepan nya novel ini, semangat bang kali aja dapet kontrak.
menulis itu sangat sulit apalagi menulis tanpa ada yang menghargai.

2023-10-12

1

Lololiloo Kom

Lololiloo Kom

wah mantap. novel genre zombie sangat ku sukai

2023-10-09

0

Arth

Arth

bagus ceritanya

2023-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Teror di Mal Surabaya
2 Bab 2: Pertemuan dengan Pahlawan Tak Terduga
3 Bab 3: Penculikan Siti
4 Bab 4: Kehilangan dan Ketakutan
5 Bab 5: Pertarungan dengan Monster Besar
6 Bab 6: Ketegangan yang Tak Pernah Usai
7 Bab 7: Pengorbanan yang Mengharukan
8 perkenalan 3 karakter dan gambar nya
9 Bab 8: Perjalanan Menuju Jakarta
10 Bab 9: Tempat Perlindungan
11 Bab 10: Mencari Sumber Daya
12 Bab 11: Kegelapan dan Kegelisahan
13 Bab 12: Serangan Monster Berbentuk Kombinasi
14 Bab 13: Pertemuan dengan Kelompok Sanjaya
15 Bab 14: Pertempuran Melawan Monster Zombie Raksasa
16 Bab 15: Tempat Perlindungan Sementara
17 Bab 16: Kehidupan yang Tenang dan Persiapan yang Serius
18 Bab 17: Pertempuran Melawan Zombie Cepat
19 Bab 18: Kehilangan yang Menghancurkan
20 Bab 19: Perjalanan yang Penuh Tantangan
21 Bab 20: Kehilangan yang Mendalam
22 Bab 21: Perubahan Pemikiran Ari
23 Bab 22: Pertarungan Dalam Diri
24 Bab 23: Rencana Baru
25 Bab 24: Markas Penculik
26 Bab 25: Ingatan yang Hilang
27 Bab 26: Pelatihan dan Pengorbanan
28 Bab 27: Abi si tokoh utama kedua
29 Bab 28: Perjalanan Abi Menuju Markas Organisasi Gelap di Swedia
30 Bab 29: Membuat Keputusan
31 Bab 30: Perjalanan ke Singapura
32 Bab 31: Rahasia yang Belum Terungkap
33 Bab 32: Penghianatan dan Balas Dendam
34 Bab 33: pasar gelap
35 Bab 34: Pertempuran
36 Bab 35 : Kembalinya Siti
37 Bab 36 : Pemulihan ingatan
38 Bab 37: Berkas Rahasia: Menyusuri Jejak Serum
39 Bab 38: Kisah Abi: Pertempuran di Bawah Lumpur
40 Bab 39: Siti: Memahami Kekuatan Barunya
41 Bab 40: EGALITE: Perang Tanpa Akhir
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Bab 1: Teror di Mal Surabaya
2
Bab 2: Pertemuan dengan Pahlawan Tak Terduga
3
Bab 3: Penculikan Siti
4
Bab 4: Kehilangan dan Ketakutan
5
Bab 5: Pertarungan dengan Monster Besar
6
Bab 6: Ketegangan yang Tak Pernah Usai
7
Bab 7: Pengorbanan yang Mengharukan
8
perkenalan 3 karakter dan gambar nya
9
Bab 8: Perjalanan Menuju Jakarta
10
Bab 9: Tempat Perlindungan
11
Bab 10: Mencari Sumber Daya
12
Bab 11: Kegelapan dan Kegelisahan
13
Bab 12: Serangan Monster Berbentuk Kombinasi
14
Bab 13: Pertemuan dengan Kelompok Sanjaya
15
Bab 14: Pertempuran Melawan Monster Zombie Raksasa
16
Bab 15: Tempat Perlindungan Sementara
17
Bab 16: Kehidupan yang Tenang dan Persiapan yang Serius
18
Bab 17: Pertempuran Melawan Zombie Cepat
19
Bab 18: Kehilangan yang Menghancurkan
20
Bab 19: Perjalanan yang Penuh Tantangan
21
Bab 20: Kehilangan yang Mendalam
22
Bab 21: Perubahan Pemikiran Ari
23
Bab 22: Pertarungan Dalam Diri
24
Bab 23: Rencana Baru
25
Bab 24: Markas Penculik
26
Bab 25: Ingatan yang Hilang
27
Bab 26: Pelatihan dan Pengorbanan
28
Bab 27: Abi si tokoh utama kedua
29
Bab 28: Perjalanan Abi Menuju Markas Organisasi Gelap di Swedia
30
Bab 29: Membuat Keputusan
31
Bab 30: Perjalanan ke Singapura
32
Bab 31: Rahasia yang Belum Terungkap
33
Bab 32: Penghianatan dan Balas Dendam
34
Bab 33: pasar gelap
35
Bab 34: Pertempuran
36
Bab 35 : Kembalinya Siti
37
Bab 36 : Pemulihan ingatan
38
Bab 37: Berkas Rahasia: Menyusuri Jejak Serum
39
Bab 38: Kisah Abi: Pertempuran di Bawah Lumpur
40
Bab 39: Siti: Memahami Kekuatan Barunya
41
Bab 40: EGALITE: Perang Tanpa Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!