Hari hari telah berlalu, tak terasa sudah satu setengah bulan semenjak pernikahannya dengan Faiz.
Saat ini dirinya tengah duduk di ruang tamu sembari mengetikkan sesuatu di laptopnya. Ya, Nayya tengah melanjutkan menulis novelnya.
Dan betapa terkejutnya Nayya saat lampu rumah tiba-tiba mati semuanya. Gelap gulita, tak ada cahaya sedikitpun.
"Lhoh kok tiba-tiba mati, bukannya kemarin mas Faiz baru aja isi token listriknya ya" gumamnya masih terduduk di ruang tamu. Kemudian dengan pelan-pelan Nayya berdiri dan berjalan membuka pintu.
Namun dari belakang ada pria bertopeng yang menyelinap masuk dari pintu belakang, pria itu berjalan sembari memegang kacu yang sudah di beri obat tidur.
Pria bertopeng itu membekap mulut juga hidung Nayya hingga Nayya kesusahan bernapas dan pingsan.
"Bawa dia ke kamar, saya mau nyalain saklarnya dulu" perintah seorang perempuan yang juga memakai topeng itu.
Pria itu segera membawa Nayya dengan membopongnya ke kamar sedangkan perempuan itu kembali keluar untuk menyalakan saklar listrik. Dan kemudian kembali ke kamar dimana Nayya ditidurkan.
"Kerudungnya itu naikin dikit biar kelihatan lehernya. Kalau nggak, buka aja kaitan penitinya. Terus kamu tidur tengkurap di atasnya. Oke udah gitu" perintah perempuan bertopeng itu, setelahnya perempuan itu mengambil beberapa foto. Dan, tiba-tiba saja handphone itu berbunyi. Tertera di sana 'Mas Radit' memanggil.
Kring... Kring... Kring...
"Mas Radit pake nelpon segala lagi" Alifa mendengus kesal dan segera keluar menuju ruang tamu untuk mengangkat telepon dari sang suami.
'Main sebentar boleh ya cantik' batinnya sembari menurunkan celana jeansnya dan menyingkap rok hitam plisket milik Nayya hingga terlihat paha mulusnya yang berwarna putih.
"Hey, apa-apaan kamu, saya cuma minta kamu tidur di atasnya, bukan menidurinya beneran" geram perempuan bertopeng itu saat melihat lelaki itu akan memasukkan senjatanya ke dalam lubang milik Nayya.
Untung saja perempuan bertopeng itu sudah selesai berbincang dengan suaminya via telepon. Bagaimana kalau dirinya terlambat sedikit, pria itu mungkin sudah melakukan hal tak senonoh sama wanita yang ada di bawahnya itu.
"Maaf bos, udah nggak tahan soalnya tapi bos tenang aja soalnya saya belum apa-apain dia" jelasnya membuat Alifa menganggukkan kepalanya dan memijit pelipisnya.
"Ya sudah ayo keluar, nanti keburu ketauan" ajak perempuan bertopeng itu, namun saat dua orang itu hendak hendak membuka pintu, dikejutkan dengan lenguhan Nayya yang sepertinya akan sadar dari tidurnya.
Namun mereka berdua tak menghiraukannya dan segera membuka pintu untuk bisa keluar dari kamar itu.
Nayya membuka matanya tepat saat dua orang itu sudah berada di luar kamar dan melanjutkan langkahnya keluar dari rumah itu.
"Kok Nayya ada di kamar ya, kayaknya tadi Nayya ada di ruang tamu deh" gumamnya sembari mengucek matanya.
Saat Nayya hendak beranjak dirinya melihat rok hitamnya sedikit tersingkap, dan ini seperti di sengaja. Dan juga celananya sedikit turun, bahkan kaitan penitinya lepas, membuat jilbabnya sedikit turun dan tampaklah rambutnya.
Tanpa pikir panjang dirinya segera keluar, melihat pintu yang terbuka lebar.
"Mas, mas Faiz, ibu" panggil Nayya setengah berteriak. Nayya pun segera mencari kedua orang itu namun tak menemukannya di dalam rumah.
"Siapa yang masuk tadi dan kenapa aku bisa di kamar" Nayya mulai ketakutan, pikirannya sudah mulai berkelana kemana-mana, dan tanpa terasa air mata turun begitu deras membasahi pipinya.
Dirinya takut sesuatu buruk terjadi padanya saat dirinya tertidur. Nayya takut jika Faiz mengetahui kejadian ini dan akan memarahinya.
Nayya pun berpikir sejenak, dan alhasil dirinya memutuskan untuk tak membuka mulut tentang kejadian ini. Membiarkan dirinya sendiri yang tahu akan hal ini.
***
"Nih, bayaran buat kamu, ingat jaga mulut jangan kaya ember bocor" jelas Alifa seraya menodongkan uang senilai satu juta.
"Oke, siap bos, saya pergi dulu" ujar seorang pria bertopeng itu yang tak lain adalah orang suruhan Alifa.
"Tinggal tunggu waktu yang pas buat kirim fotonya ke Faiz, habis itu Nayya di usir deh, aduh kasihan banget" Alifa telah melancarkan aksinya malam ini yang sempat tertunda karena kesibukannya yang tak bisa di tinggal.
Alifa pun segera kembali ke rumahnya.
***
Rumah Faiz
"Assalamualaikum" ujar Faiz juga Azizah hampir berbarengan, karena kebetulan Azizah baru pulang dari masjid.
"Wa'alaikumsalam, bu, mas. Udah pulang?" tanya Nayya sembari menyalami keduanya. Setelahnya Azizah segera pergi ke kamar karena sudah ngantuk.
"Udah dek" jawab Faiz kemudian ditatapnya wajah sang istri yang sedikit sembab.
"Kok kaya habis nangis gitu dek, kenapa?" tanya Faiz penasaran. Sedangkan Nayya hanya nyengir.
"Habis buat seblak hehe, jadi kepedasan" alibinya menutupi sesuatu yang baru saja terjadi. Kemudian Nayya berjalan ke dapur untuk membuatkan minum suaminya.
"Ni mas minumnya" Nayya pun duduk di samping Faiz dan menyandarkan kepalanya di pundak sang suami.
"Nayya nggak mau kehilangan mas Faiz" gumamnya dan Faiz juga mendengar itu.
"Iya mas juga nggak mau kehilangan kamu dek, mas udah sayang banget sama kamu" jelasnya membuat Nayya tersenyum.
Namun dengan sekejap senyum itu pudar dari wajahnya dan berganti raut kesedihan. Kenapa saat Nayya mengingat kejadian tadi hatinya begitu sakit. Sungguh Nayya takut jika kejadian itu adalah awal dari kehancuran pernikahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Adiba Shakila Atmarini
smoga faiz g lngsung percya dngn vdiox
2023-10-18
0
Hernita
kelanjutannya mn min
2023-10-15
0