Sesampainya di rumah Faiz, Nayya segera meletakkan tasnya di samping lemari. Kemudian duduk di tepi ranjang sembari mengutak utik handphonenya, membalas pesan yang berisi ucapan selamat atas pernikahannya. Entah dari keluarga besarnya atau teman-temannnya.
Setelahnya diletakkan kembali handphone itu di atas nakas dan mulai melepas kaitan peniti yang ada di jilbabnya. Kemudian dilepasnya kerudung itu dan tampaklah rambut hitam pekat se bahu.
Faiz baru pertama kali ini melihat Nayya melepas jilbabnya. Cantik, anggun, begitulah yang ada di benak Faiz. Faiz segera mendekat dan di usapnya rambut yang halus itu, seraya mengucap "Maasyaallah cantiknya istriku, kalau keluar-keluar tetap di pakai ya kerudungnya, mas nggak mau ada orang lain atau lelaki lain yang melihat kecantikanmu, lebih-lebih lagi tak memakai kerudung" ujarnya sembari tersenyum dan duduk di samping Nayya.
"Iya mas Nayya pasti istiqomah pakai kerudungnya" jelasnya membuat Faiz tersenyum.
Kemudian Nayya mengganti bajunya dengan baju baby doll pendek dan kemudian merebahkan dirinya di atas kasur. Sedangkan Faiz, dirinya mulai berjalan menuju pintu dan dikuncinya pintu kamarnya itu, setelahnya Faiz berjalan dan mendekat ke arah Nayya.
"Nayya udah siap?" tanya Faiz memastikan, harap-harap Nayya sudah siap melakukan Sunnah yang biasa dilakukan pasangan suami istri saat malam pertama usai pernikahan.
"Siap apanya mas?" tanya Nayya sembari mengubah posisinya menjadi setengah duduk.
"Masa Nayya lupa, tadi Adiba bilang apa coba, waktu mas sama kamu sampe sana?" Faiz mencoba mengkode Nayya dengan ucapan Adiba tadi.
"Adiba" gumamnya. Setelah ingat dirinya mulai paham apa yang Faiz maksud. Nayya mengangguk ragu.
"Tapi kalau memang Nayya belum siap nggak papa, kapan-kapan aja kalau Nayya udah siap" ujarnya kemudian mendapat gelengan dari Nayya.
"Nayya mau, Nayya siap kok, bagaimanapun kan ini juga kewajiban seorang istri memberikan haknya pada suami. Dan Nayya nggak mau jadi perempuan yang nggak patuh sama suami kecuali ajakan suami itu melenceng dari syariat" jelasnya membuat Faiz tersenyum, Faiz bersyukur memiliki istri yang paham agama seperti Nayya.
"Mas makin sayang deh sama Nayya" ujarnya kemudian mencubit pipi gembul Nayya yang tampak sedikit berwarna merah muda.
"Ishh sakit tau mas" Nayya mendengus sembari mengusap pipinya.
"Yaudah ayo" ajaknya yang diangguki Nayya. Alhasil mereka pun melakukan Sunnah malam pertama bagi suami istri
***
Jam 03:00 tepat Nayya terbangun dari tidurnya karena suara alarm handphonenya berbunyi. Ia matikan alarm itu dan mengucek matanya.
Nayya bangun dan beranjak dari tempat tidur, dirinya mengambil handuk yang masih di dalam tas besarnya kemudia berjalan ke kamar mandi.
Nayya merasakan di beberapa bagian tubuhnya sedikit pegal apalagi di bagian bawah '**** *' terasa sedikit sakit dan perih. Mungkin saja karena semalam Nayya habis berhubungan badan sama suaminya.
Faiz terbangun kala mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Dirinya menoleh ke kanan melihat Nayya sudah tak ada di sampingnya, kemudian Faiz bangun dan duduk di tepi ranjang, sesekali dirinya menguap dan mengucek matanya yang tampak masih ingin terpejam itu.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka menampakkan Nayya dengan rambut yang dibalut dengan handuknya.
"Mas, udah bangun? mandi gih sekalian wudhu, habis ini sholat tahajud ya" ujarnya mendapat anggukan dari sang suami.
Faiz pun segera beranjak mengambil handuknya dan kemudian masuk ke kamar mandi.
Sedangkan Nayya, dirinya sudah memakai mukena dan mengambil Al-Qur'an, kemudian dibacanya ayat-ayat tersebut sembari menunggu sang suami usai menuntaskan mandinya.
Pintu kamar mandi terbuka, Faiz mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuknya dan kemudian mengambil sarung juga baju koko, setelah memakainya dirinya menyisir rambutnya sedikit supaya tak berantakan dan meraih peci yang ada di gantungan belakang pintu. Setelahnya mereka berdua menunaikan shalat tahajud berjamaah.
"Assalamualaikum warahmatullah" Faiz menoleh ke kanan dan juga ke kiri sebagai penanda akhirnya shalat.
Faiz menghadap ke belakang menyalami sang istri 'Nayya' dikecupnya kening Nayya yang kedua kali. Setelahnya Faiz kembali menghadap kiblat. Mereka berdzikir berdo'a bermunajat kepada Allah di sepertiga malam.
Usai berdzikir dan berdo'a, Faiz kembali menghadap ke belakang dan Nayya pun mendekat, menidurkan kepalanya di paha sang suami.
Mereka telah menemukan cintanya. Seolah tak ada yang menghalangi mereka berdua untuk bahagia, tapi apakah pernikahannya akan mulus-mulus saja? Seperti apa yang mereka harapkan? Ah entahlah yang mereka pikirkan saat ini adalah menjalani kehidupan mereka bersama-sama melewati setiap suka dan duka yang datang dalam kehidupannya.
Sholawat tarhim terdengar begitu merdu tepat pukul empat, kemudian adzan subuh mulai berkumandang saling sahut menyahut.
Usai Iqamah berkumandang mereka berdua shalat berjamaah dan dilanjut dzikir dan doa seperti biasa.
Setelahnya Nayya pergi ke dapur untuk memasak. Karena malas belanja, dan mengingat pagi ini mereka akan pergi ke Jogja, alhasil Nayya cuma membuat nasi goreng.
Dirinya mulai mengupas bawang putih, bawang merah. Setelahnya ditumbuk dengan halus dengan cabai merah keriting. Setelahnya Nayya mulai menyalakan kompor, dan mulai memasak nasi goreng untuk suami juga mertuanya.
"Mmm enak banget kayaknya" gumam Azizah sembari menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju dapur.
"Faiz mana, belum bangun?" tanya Azizah membuat Nayya sedikit terkejut pasalnya sedari tadi memasak hanya ada dirinya sendiri di dapur.
"Udah bu, tapi masih di dalam" ujar Nayya kemudian melanjutkan masaknya, setelah menambahkan bumbu-bumbu juga rasanya pas, Nayya sajikan di atas mangkok besar. Kemudian meletakkannya di atas meja. Setelahnya mengambil tiga piring untuknya, Faiz juga mertuanya.
"Mas, ayo makan" panggil Nayya dari luar.
"Iya" sahut Faiz dari dalam.
Faiz segera keluar dan duduk bersama kedua wanita itu. Setelahnya mereka mulai sarapan.
Hening tak ada suara, hanya dentingan piring dan sendok yang saling sahut menyahut.
Usai makan dan meneguk minumannya hingga tandas, Nayya segera mencuci peralatan makan yang sudah di gunakan dan mengembalikannya di rak seperti semula.
"Siap-siap sekarang aja ya, keburu siang panas nanti" ujar Azizah yang langsung diangguki oleh pasangan suami istri itu.
Mereka pun segera bersiap dan berangkat menuju Jogja dengan menaiki bus. Sedangkan kakak-kakak kandung juga kakak ipar Faiz yang lainnya, mereka menyusul dengan mengendarai motor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments