Arya sengaja tak memberitahu Nayya jika Faiz akan datang untuk melamar Nayya. Arya akan membuat kejutan untuk Nayya.
"Nay, Diba, abang mau berangkat kerja dulu ya, nanti sore kayaknya temen abang mau ke sini" jelasnya membuat si kembar Nayya dan Adiba itu terheran-heran.
Tumben sekali ada teman Arya yang mau lebaran ke rumahnya, tahun-tahun sebelumnya tak ada. Apalagi sudah menginjak hari ke 10 bulan Syawal seperti ini. Sudah jarang ada orang atau saudara yang bertamu ke rumahnya untuk sekedar sungkem atau merayakan hari raya, mengingat beberapa ada yang sudah mulai masuk kerja, ada juga yang sekolah.
"Tumben banget, emang temen kerja abang yang mana?" tanys Adiba sembari mengernyitkan dahinya bingung.
"Ada deh, dia mau lamar adek kamu" bisiknya membuat Nayya membolakan matanya dan kemudian beralih menatap Nayya. Sedangkan Nayya, dirinya hanya terdiam, meskipun mereka berbisik-bisik, namun mampu terdengar oleh Nayya.
"Yaudah abang mau berangkat kerja dulu" ujarnya sembari mengalungkan tas selempang ke pundaknya dan segera menaiki motornya "assalamualaikum" lanjutnya. Usai berpamitan, ia segera melajukan motornya menuju tempat kerja.
***
Adiba yang kebetulan libur pun membantu Nayya membereskan pekerjaan rumahnya. Dari mulai cuci piring, baju, nyapu lantai, ngepel, bersihin ruangan-ruangan yang tampak berantakan, dll.
Tepat adzan dzuhur, pekerjaan rumah pun selesai, Nayya juga Adiba pun segera mengambil air wudhu dan usai Iqamah berkumandang, mereka menunaikan shalat dzuhur. Setelahnya mereka berdzikir dan berdo'a.
"Ya Allah, apa yang akan hamba lakukan nanti jika benar teman kakak hamba akan datang membawa lamaran untuk hamba, dari lubuk hati paling dalam hamba merasa belum siap jika harus menerima lamarannya, karena sampai sekarang hamba masih mencintai salah satu ciptaan-Mu, meskipun tak saling sapa namun hamba sangat berharap dia datang kembali untuk melamar hamba. Dan jika hamba menolak lamaran dari teman kakak hamba, hamba merasa tak enak hati kepada kakak hamba" lirihnya saat Adiba sudah keluar dari hamba.
'Ya Allah, kenapa aku masih belum siap menerima takdir jika seandainya mas Faiz bukan jodohku' batinnya kemudian melipat mukenanya.
"Diba, apa kita nggak beli cemilan-cemilan gitu buat tamunya abang nanti" tanya Nayya saat mendapati Adiba yang tengah makan kue lebaran yang masih ada di atas meja ruang tamu.
"Iya juga ya, kue lebaran ini juga tinggal dikit, yaudah habis ini biar Diba beliin di warung" jelasnya yang diangguki Nayya. Adiba pun segera membeli beberapa makanan ringan untuk jamuan makan nanti sore.
***
Jam menunjukkan pukul setengah empat, usai mandi, Nayya menunaikan shalat Ashar. Dan setelah berdzikir dan berdo'a dirinya menyempatkan untuk membaca Al-Qur'an sembari menunggu abangnya pulang kerja.
Tak lama kemudian
Tok... tok... tok...
"Assalamualaikum" salam Faiz dari luar.
Suara ketukan pintu juga salam itu pun menghentikan aktivitas Nayya yang tengah membaca Al-Qur'annya.
"Wa'alaikumsalam, iyq sebentar" ujarnya dari dalam dan segera melepas mukenanya juga melipatnya asal.
Dirinya segera memakai jilbab instannya dan berjalan keluar untuk membuka pintu. Betapa terkejutnya Nayya lihat siapa yang datang ke rumahnya.
Ada Faiz, Azizah, dan dua orang lelaki juga dua orang perempuan lainnya. Sepertinya dia kakak-kakaknya Faiz. Tapi untuk apa dia datang ke rumahnya?
"Silahkan masuk bu, mas, mbak" Nayya mempersilahkan tamunya untuk masuk dan juga mempersilahkan untuk duduk. Kemudian Nayya berjalan ke dalam ke kamar sang bunda untuk memberitahu jika ada tamu, dan meminta bundanya agar menemuinya, setelahnya dirinya berjalan ke dapur untuk membuat minuman.
"Siapa Nay?" tanya Adiba yang baru saja menuntaskan mandinya dan hendak menunaikan shalat ashar.
"Faiz sama keluarganya Diba, kenapa ya tumben kesini?" tanyanya bingung membuat Adiba juga berpikir hal yang sama.
"Palingan juga mau silaturahmi Nay, apa salahnya" jelasnya yang langsung mendapat anggukan dari Nayya. 'apa temannya bang Arya yang di maksud itu mas Faiz? jangan-jangan mas Faiz mau melamar Nayya lagi' batinnya dalam hati. Adiba segera masuk ke kamar dan shalat ashar.
Setelahnya Adiba pergi ke ruang tamu untuk sekedar bersalaman pada tamu yang datang. Dan tak lama kemudian dari dalam, Nayya mendengar dengan jelas suara motor Arya dari kejauhan.
Dan benar saja motor itu terparkir di depan rumahnya. Arya segera masuk dan menyambut Faiz juga keluarganya.
"Maaf Iz udah nunggu lama ya" ujarnya sembari bersalaman kepada Faiz juga keluarganya.
"Nggak lama kok mas" jelasnya mendapat anggukan dari Arya. Dan kemudian, Arya memanggil Nayya juga Adiba yang masih di dalam.
"Sini, duduk sini" pinta Arya agar Nayya duduk di dekatnya diikuti oleh Adiba yang duduk disampingnya.
"Nay, kedatangan Faiz kesini sama keluarganya mau ngelamar kamu, gimana? Apa kamu mau?" tanyanya membuat Nayya mendongakkan kepala pandangannya beralih pada Arya dengan tatapan penuh tanya.
Nayya kira yang Arya maksud temannya adalah teman kerjanya. Ternyata Faiz. Sungguh, ini di luar dugaannya, tapi ini juga adalah sebuah harapan juga do'anya dan alhamdulilah terkabul hari ini.
"Iya saya mau" jawabnya kemudian kembali menunduk.
"Alhamdulillah" ucap semua orang yang ada di dalam ruang tamu itu.
Setelahnya Azizah kembali memasangkan cincin yang sempat Nayya kembalikan karena Faiz membatalkan pernikahannya tahun lalu.
Pandangan Nayya mengitari seisi ruangan dirinya tak melihat Alifa ada di sana. Mungkin Alifa masih marah dengannya. Tapi permasalahan itu Nayya tak mengambil hati. Toh bukan salahnya. Tapi Nayya bingung jika seandainya pernikahan ini tak di setujui oleh Alifa. Dan Nayya juga takut jika Alifa terus menyimpan dendam padanya dan akan berimbas pada pernikahannya nanti.
"Jadi rencana melangsungkan pernikahannya kapan nak Faiz?" tanya Zulfa pada Faiz usai cincin itu tersemat di jari Nayya.
"Insyaallah tanggal 20 bulan Syawal ini bu, jadi sepuluh hari lagi, gimana nggak papa kan?" tanyanya meminta persetujuan ibunda Nayya.
"Nggak papa nak menyegerakan pernikahan itu baik" jawabnya dan diangguki Faiz. Faiz pun beralih menatap Nayya yang masih saja menunduk.
"Gimana Nayya nggak keberatan kan?" tanyanya memastikan. Tak selang lama terlihat anggukan dari Nayya.
Faiz bersyukur lamarannya diterima oleh Nayya. Faiz berharap agar semua acara yang akan berlangsung esok pada saat akad ataupun resepsi bisa berjalan dengan lancar.
'Bismillah lancarkanlah akad nikah kami yang akan berlangsung sepuluh hari lagi' barin Faiz kemudian menarik sudut bibirnya dan tersenyum.
'Ya Allah terimakasih, terimakasih karena Engkau sudah mengabulkan do'a hamba, lancarkanlah acara akan nikah kami, jadikanlah kelak keluarga kecil kami, keluarga yang sakinah mawadah warahmah' batin Nayya dalam hati, dirinya tak henti-hentinya bersyukur atas doa yang telah terkabul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Liaa
itu lah cinta
2023-10-17
0
Efrida
ampunnn nay kyk gk laku aja ihhh
2023-10-14
0