Rumah Sakit

Sesampainya di rumah, dirinya masuk dan berjalan menuju kamar Nayya juga Adiba untuk memberitahu jika Faiz kecelakaan.

Arya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu terlebih dahulu saat melihat Nayya yang menangis sesenggukan juga Adiba yang berusaha menenangkannya.

Arya pun segera masuk dan menanyakan pada Adiba apa yang terjadi.

"Kenapa?" tanya Arya sembari menaikkan alisnya bingung.

"Itu bang, ternyata yang kecelakaan tadi sore itu Faiz. Nayya liat beritanya di Instagram" jelasnya kemudian, Arya pun mengisyaratkan agar Adiba mundur dan membiarkan Arya untuk menenangkan Nayya.

"Udah Nay jangan nangis, abang yakin Faiz pasti bisa lewati ini semua. Ini adalah salah satu ujian sebelum pernikahan. Kamu yang sabar ya, banyak-banyak berdo'a supaya Faiz segera pulih seperti semula. Abang memang belum tau kondisinya, cuma kata pak Ridwan, pedagang bakmi seberang masjid itu lukanya cukup parah, ya semoga nggak ada yang serius. Oh iya, rencananya abang mau jenguk Faiz, apa Nay mau ikut?" tawarnya yang langsung diangguki oleh Nayya sembari mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Iya bang, Nayya ikut" ujarnya sedikit serak.

***

Melihat cukup parahnya luka akibat kecelakaan yang Faiz alami, alhasil Faiz tetap dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, dokter melakukan CT Scan karena Faiz terus saja merasa kesakitan di bagian lututnya hingga tak mampu ia gerakkan sedikitpun.

Dan dari hasil CT Scan, kaki Faiz mengalami patah tulang, sehingga dokter pun menyarankan untuk segera melakukan tindakan operasi.

"Keluarga Nauval Faiz?" tanya seorang dokter sembari menutup pintu IGD.

"Gimana keadaan Faiz dok? Kami semua keluarganya" jawab Alifa, kakak kandung Faiz. Ya, setelah mendapat kabar dari Azizah jika Faiz kecelakaan, Alifa dan suami beserta anaknya segera menuju ke rumah sakit.

"Karena luka pasien cukup parah, akhirnya kami melakukan CT Scan pada lutut pasien, dan hasil CT Scan yang sudah keluar menunjukkan jika tulangnya ada yang patah akibat benturan yang keras. Maka dari itu kami pihak rumah sakit menyarankan agar dilakukan tindakan operasi pada lutut pasien"

"Itu nanti gimana dok, nggak diamputasi kan?" tanya Alifa kemudian.

"Tidak diamputasi, hanya saja nanti di pasang platina / pen di lutut pasien, nanti tulang yang patah dengan sendirinya bisa tergabung lagi, dan setelah tergabung platina / pen itu bisa dilepas. Mungkin satu bulan sampai dua bulan pasien belum bisa jalan seperti biasa" jelasnya yang diangguki oleh Azizah, Alifa juga sang suami.

"Gimana bu, mau?" tanya Alifa meminta persetujuan Azizah.

Hanya anggukan dari Azizah yang Alifa anggap sebagai persetujuan.

"Ya sudah dok, lakukan tindakan operasi saja"

"Baik, segera urus administrasinya dulu ya, selebihnya nanti saya infokan lagi, kalau begitu saya permisi dulu" pamit seorang dokter itu kembali masuk ke dalam IGD.

Alifa segera mengurus administrasi supaya Faiz segera ditangani dengan baik. Untung saja mereka punya BPJS, sehingga biaya administrasinya lebih ringan.

Usai menyelesaikan administrasi, Alifa segera kembali ke ruang IGD, dan menunggu kabar selanjutnya dari dokter yang menangani Faiz.

Tak selang lama derap langkah memecah keheningan di lorong IGD. Alifa mendongakkan kepalanya mencari sumber suara. Nayya dan Arya baru saja sampai setelah mendapat kabar dari teman Faiz.

"Sampai juga akhirnya" ujar Alifa dengan tatapan sinis dan kembali menatap handphone yang ada di genggamannya. Entah kenapa Alifa mendadak benci dengan Nayya. Apa karena Faiz habis mengantar baju ke rumah Nayya? Tapi ini bukanlah sepenuhnya kesalahan Nayya, bahkan tak ada sangkut-pautnya dengan Nayya dan Nayya pun tak tau jika Faiz akan datang kerumahnya untuk mengantar baju.

"M-maaf" hanya itu yang keluar dari mulut Nayya. Sedangkan Faiz hanya mengusap-usap pelan punggung Nayya, setelahnya dirinya berjalan dan mendekat ke ibunda Faiz 'Azizah'.

"Maafkan kami bu, karena Faiz mengantar baju ke rumah Nayya, Faiz jadi kecelakaan" ujarnya pada Azizah yang masih tampak terdiam dan mendengar penuturan yang keluar dari mulut Arya.

"Untung Faiz nggak kenapa-kenapa, gimana kalau sampai mati"

"Alifa!" sentak Azizah pada putrinya ini. Entah kenapa watak Alifa berbeda dari sebelumnya.

"Ini bukan salah Nayya, ini musibah nak, jadi berhenti salahin Nayya, Nayya tak tau apa-apa" jelas Azizah kemudian.

"Ya kalau Faiz nggak ke rumah Nayya, nggak mungkin ini terjadi kan bu" timpalnya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Sudah stop, dari awal sebenarnya ibu sudah ada firasat buruk, dan ibu juga udah menyarankan besok pagi aja ke rumah Nayyanya, tapi Faiz tetep kekeh mau ke rumah Nayya buat antar baju, jadi yang salah siapa" jelasnya lagi. Ini bukan soal membela anak kandung atau membela orang lain tapi perihal mana yang benar dan mana yang salah.

"Ibu kok malah belain dia sih bu, yang anak ibu tuh siapa" nadanya sedikit meninggi membuat sang suami menengahinya.

"Sudah sayang jangan begitu, ini juga salah kamu, kamu nggak boleh menghakiminya, bagaimanapun ini musibah, kita nggak ada yang tau, maafkan ucapan Alifa ya bu, Nay, mas" ujarnya kemudian membuat Alifa mendengus kesal. Azizah, Nayya juga Arya pun hanya mengangguk.

"Bagaimana keadaan Faiz bu?" tanya Arya kemudian berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Tadi dokter sudah keluar dan katanya tulang yang di lututnya Faiz patah, jadi mau di operasi" jawab Azizah.

"Separah itu bu?" tanyanya lagi yang langsung diangguki oleh Azizah.

"Jadwal operasinya kapan bu?" tanya Nayya kemudian.

"Belum tau, tadi Alifa baru di suruh ngurus administrasinya" jelasnya yang diangguki Nayya juga Arya. "Maaf ya mungkin akad kalian di undur dulu" lanjut Azizah sembari mengelus pundak Nayya.

"Tak apa bu" jawabnya sembari tersenyum.

Tak selang lama pintu terbuka lebar menampakkan beberapa perawat juga brangkar yang berisi orang diatasnya. Sepertinya itu adalah Faiz.

Alifa dan sang suami segera berdiri dan mendekat, begitu juga dengan Azizah, Nayya juga Arya yang turut melihat keadaan Faiz.

Tak terasa air mata Nayya yang sedari tadi terbendung pun tumpah saat dirinya melihat Faiz 'calon suaminya' masih terbaring lemah dan senantiasa memejamkan mata.

"Bu, pasien akan kami bawa ke ruang rawat terlebih dahulu, dan sudah mulai puasa dari sekarang" ujar dokter itu sembari melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. "Enam jam kemudian operasi dilaksanakan" ujarnya, kemudian dokter ber name tag Panji itu meminta perawat agar segera membawa Faiz ke ruang rawatnya.

Mereka semua mengangguk paham dan segera mengikuti perawat itu menuju ruang rawat untuk Faiz.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!