Sutradara

Sreppppphh

Kain putih yang menutupi sofa besar di ruang tamu akhirnya ditarik juga oleh si penjaga rumah.

“Nah akhirnya bisa ada tempat ini bokong buat duduk juga.” Ucap Roni lega, karena daritadi kakinya sudah pegal berdiri saja.

“Akhirnya, kaki gak berdiri terus.” Sambung Ara lega juga.

“Ayo guys mari duduk.” Itu Gabby yang bersuara

“Eh, sudah boleh duduk kan mang Ujung?” sambung Gabby melihat tatapan datar dan dingin mang Ujun padanya, seolah pria itu belum memberi izin.

“Silahkan.” Jawab mang Ujun singkat tapi tetap dirasa dingin

Setelah sudah tersibak kain putih tadi, maka 5 orang plus mang Ujun sudah sama-sama menduduki sofa empuk yang masih bertahan meski sudah dimakan usia lama.

“Youtuber? Itu sejenis apa?” mang Ujun sebelumnya mendengar istilah itu diawal perkenalannya dengan 5 pemuda-pemudi itu.

“Itu orang yang mengambil video mang lalu disiarkan kepada orang banyak.” Jawab Roni dengan tampang meremehkan karena menganggap mang Ujun sungguh kolot.

“Hei, kau ini jawab biasa aja.” Bisik Raisa, ia memaklumi usia mang Ujun yang tidak tahu perihal dunia teknologi saat ini.

“Ooh mereka yang mengambil video, dengan apa? Lalu tujuan kalian apa menyiarkannya.” Tanya mang Ujun menuntut jawaban mereka.

“Dengan kamera ataupun ponsel mang, dan tujuan kami adalah ingin memberi tahu khalayak jika kebenaran cerita rumah ini benar adanya dan mencari tahu misteri tersembunyi di dalamnya.” Hendy yang menjelaskan pada mang Ujun dengan susunan kata yang sederhana agar mudah dipahami.

“Begitu. Jadi kalian ini memberi tahu misteri rumah ini? padahal kalian saja tidak tahu kejadian apa saja yang terjadi di sini.” Ucap mang Ujun mencibir semuanya.

“Maka dari itu mang kami mau mamang cerita dulu apa saja yang pernah terjadi di sini, baru kami yang membuktikannya sendiri.” Roni dengan nyolotnya mengambil alih. Memang tidak cocok jika ia beradu argumen dengan orang seperti mang Ujun.

“Sabar kenapa sih, biasa aja lagi, gak sopan banget.” Sembur Ara menilai sikap Roni yang tak bisa mengontrol diri.

“Ya kan aku kasih tahu ke orangnya, penjaga doang tapi seperti pemilik rumah, padahal tugasnya sudah jelas melayani para tamu.” Roni tak mau kalah ketika disalahkan oleh orang-orang ketika ia merasa sikapnya sudah benar menurutnya.

“Sttt sudah sudah, kita datang baik-baik, jadi Roni, diem aja deh.” Hendy menegur Roni, dan suasana kondusif lagi.

Mang Ujun menatap tajam pada Roni dan sebaliknya Roni membalas serupa.

“Jadi mang, kami ingin tahu cerita apa saja yang pernah terjadi di rumah ini sampai tidak ada yang mau menempatinya lagi sampai sekarang.” Ujar Hendy sekaligus mempertanyakan misteri rumah ini.

“Baiklah jika kalian ingin tahu cerita di rumah ini....”

“Rumah ini dulunya adalah milik seorang sutradara terkenal, Abimanyu namanya......”

Cerita dimulai.....

“Yes, akhirnya rumah ini bisa ditempati juga olehku setelah sekian lama menunggunya.” Pria bernama Abimanyu, berusia 38 tahun, sutradara ternama Indonesia yang dikenal sebagai duda keren dan sukses di masanya.

“Selamat sayang, aku turut bangga atas pencapaianmu ini.” seorang wanita berusia 29 tahun, berparas cantik, pakaiannya tak kalah seksi, bibir merona dan di tangannya menggenggam segelas anggur merah memuji keberhasilan Abimanyu.

“Terima kasih juga, Clara. Kau juga turut ambil bagian dalam kesuksesanku ini.” Abimanyu mendekat dan merengkuh tubuh Clara, wanita yang tadi memujinya.

“Aku hanya artis biasa, Abi. Kau yang sudah membuatku sebesar ini, jadi sudah sepatutnya aku membantu dan mendukung semua pekerjaanmu.” Balas Clara merendahkan dirinya.

Mereka adalah artis dan sutradara, terlibat skandal layaknya di dunia perindustrian perfileman. Di mana sutradara akan menjalin asmara bersama artisnya.

Apalagi Abimanyu adalah duda keren dan sukses sementara Clara juga wanita singel, hingga tak menjadikan mereka kesulitan menjalin hubungan meski seintim apapun itu,.

Clara meletakkan gelasnya dan membalas rengkuhan Abimanyu dengan sangat sensual, dan pria itu paham kemana arahnya.

Tentu yang berbau vulgar.

“Abi, apakah hubungan kita akan segera dipublikasikan di depan umum?” tanya Clara setelah selesai memagut habis bibir kekasihnya itu.

Abimanyu mengelap bibir Clara yang lipstiknya sudah meleber kemana-mana karena ulahnya juga.

“Apakah kau mengingingkan itu, sayang?” Abimanyu bukannya menjawab, justru bertanya pada Clara akan ucapan wanita itu sebelumnya.

“Siapa yang tidak mau menjadi kekasihmu, Abi. Seorang pria sukses dan terkenal di negeri ini.” Jawab Clara.

“Ooo, apa hanya karena aku pria sukses dan terkenal saja yang membuatmu mencintaiku, Clara?” karena ucapan Clara tadi, Abimanyu jadi mempertanyakan tujuan Clara mendekatinya.

“Ayolah Abi, seperti halnya kau bersamaku, karena aku artis terkenal dan cantik juga kan. Ada simbiosis antara kita, Abi. Jangan munafik.” Celoteh Clara melepas rengkuhan Abimanyu. Moodnya hancur seketika.

“Hei,, hei, tunggu, mau kemana?” Abimanyu mengejar Clara yang bersiap ingin pergi dari rumahnya.

“Pulang, buat apa di sini jika hanya bertengkar pada akhirnya.” Jawab Clara sebal

“Maaf, maaf atas ucapanku.” Abimanyu menarik tangan Clara lalu memeluk wanita itu erat dalam permohonan maafnya.

“Aku tulus mencintaimu Abi, hanya saja mendapatkanmu yang sekarang juga adalah bonusku, bukan?” ucap Clara merasa jika Abimanyu adalah paket lengkap sebagai seorang pria.

“Iya iya, aku paham..” kekeh Abimanyu kemudian.

“Baiklah, malam ini kau menginap di sini ya? tidak mungkin aku tidur di sini sendirian di rumah baruku, sepi, aku belum memiliki penjaga dan pembantu.” Pinta Abimanyu membujuk Clara memenuhi.

“Haruskah? Tapi aku tidak membawa baju, Abi.” Jawab Clara

“Ayolah sayang, bukankah baju adalah hal yang jarang kita gunakan jika hanya berdua saja, kan?” Abimanyu menggoda Clara dengan mengungkit kebiasaan mereka ketika hanya berdua saja.

Clara yang merasa digoda pun melayangkan cubitan di perut kiri Abimanyu, “Jangan bicara seperti itu, lihat wajahku sudah seperti kepiting rebus.” Benar saja, wajah Clara sudah memerah malu atas ucapan Abimanyu tadi.

“Hahahha, kau menggemaskan sekali Clara, betapa aku sangat mencintaimu.” Tawa keras Abimanyu menguar memenuhi kekosongan rumah besar itu.

“Sudahlah, aku malu tahu.” Clara berlari menuju ruang tengah, menghindari sifat jahil Abimanyu yang tidak akan berhenti menggodanya jika sudah seperti itu.

“Sayang, I Love You.” Teriak Abimanyu menyusul kepergian Clara dengan tawanya masih menggelegar di seantero rumah.

Baru saja langkah Abimanyu hendak mencapai ruang tengah, Clara kembali mendatanginya.

“Kenapa?” tanya Abimanyu melihat raut kesal diwajah kekasihnya.

“Mantan istrimu mengirimimu pesan lagi.” Clara menyerahkan ponsel Abimanyu pada pria itu dengan wajah masih tertekuk

“Indira? Kenapa ya?” Abimanyu malah bertanya

“Mana aku tahu, awas aja kalau kamu pergi menemuinya.” Ancam Clara tak suka, tapi Abimanyu tak menanggapi karena ia memilih melihat isi pesan mantan istrinya.

Kringggg!!!!!

Belum sempat membalas, ponsel Abimanyu sudah berteriak keras karena panggilan, dan tertulis nama Indira di sana.

“Kamu angkat, kita putus!!!” sentak Clara melirik tajam Abimanyu, tapi pria itu tak menuruti karena ia dengan langkah tegas beralih ke ruang lain dan mengangkat panggilan mantan istrinya.

“Iya Indira......” itu yang didengar Clara sebelum Abimanyu menghilang dari pandangannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!