"Kak Mia kelakuan Tuan Nathan kok aneh banget?" Calista rasanya geram dengan sikap Bos mereka yang sudah diluar batas itu menurutnya.
"Padahal dia tidak seperti itu kepada karyawan baru lainnya loh, kak Mia juga heran samanya hari ini," balas Mia emang kali ini ia baru melihat sikap Bos mereka itu berbeda.
"Emang bagaimana dia biasanya?" tanya Calista yang sedang istrahat setelah pekerjaannya telah selesai.
"Dia tidak suka jahili karyawan apa lagi yang baru masuk, terus dia tidak pernah mengganggu perempuan," jelas Mia memberitahukan faktanya.
Calista rasa ia sengaja dijahili oleh Nathan, "Tapi apa maksudnya?" batin Calista.
Hari pertama Calista bekerja sudah tidak nyaman rasanya apa lagi hari hari kedepannya lagi.
"Kamu bisa istirahat pekerjaanmu selesai, nanti jika ada piring kotor lagi langsung cuci jangan biarkan menumpuk," ucap Mia yang bekerja sebagai pengawas yang bekerja, atau apa pun pekerjaan dapur ia selalu membantu.
Sementara Raysa di luar yang di tugaskan sebagai pelayan, sudah mulai ramah kepada customer dan pekerjaannya tidak ada yang mengusik.
Tak terasa mereka bekerja sudah sore, sementara Restoran semakin ramai banyak pengunjung yang datang disana para pekerja sangat sibuk melayani, memasak, menyediakan apa pun pesanan dari customer customer.
Sementara Calista tetap lanjut mencuci piring setiap pelayan di depan mengantar piring piring kotor dari luar.
Nathan hari ini masih betah berada dalam ruangannya padahal hari hari yang lalu ia jarang satu hari penuh mengawasi Restorannya.
......................
"Kelihatannya kamu sangat serius bekerjanya," suara yang tiba tiba terdengar dibalik punggung Calista, saat ia mendengar itu ia tak menghiraukan karena ia yakin jika itu adalah Bos gilanya lagi yang datang.
"Wah sombong banget," ucap sumber suara itu lagi, mau tidak mau Calista menoleh kearah itu karena penasaran.
Saat itu Calista baru tahu yang sedang berbicara itu bukan Nathan melainkan seorang Chef, Calista bisa menebaknya dari seragam yang ia kenakan.
"Ohh maaf aku tidak mendengarmu," balas Calista kearah pria itu.
"Tidak apa apa, aku mengerti," balas pria itu tersenyum kepada Calista.
Calista menerka nerka pria itu sepertinya baik dan ramah kelihatan dari wajahnya dan cara ngomongnya.
"Maaf aku karyawan baru disini, sama sekali aku tidak mengenalmu," ucap Calista karena pria itu masih berada disana.
"Ohh gitu pantas saja aku baru melihatmu hari ini, kenalin aku Radit seorang Chef di Restoran ini," balasnya kepada Calista memperkenalkan dirinya.
"Ehm iyah namaku Calista, senang bertemu denganmu kak Radit," balas Calista tersenyum dan mengangguk kepada Chef Radit.
"Tentu aku juga senang bertemu dengan Calista, ngomong ngomong kok kamu pilih dibagian Dishwasher?" Radit salah satu Chef yang ramah disana dan suka sekali mengajak karyawan karyawan yang baru ia kenal mengobrol bersamanya.
"Tuan Nathan yang mempekerjakanku dibagian ini," jawab Calista menjelaskan.
"Ohh sayang sekali, padahal dibagian asisten Chef masih kekurangan anggota," niat Chef Radit ingin menjadikan Calista sebagai asistennya karena asistennya yang lama sudah berhenti bekerja
"Aku juga tidak tahu kenapa Tuan Nathan memperkerjakan aku di bagian ini," sahut Calista lagi, berharap Chef Radit ini membantunya untuk memindahkan Calista sebagai asistennya.
"Biar aku bantu untuk mengatakan ini kepada Tuan Nathan, aku ingin sekali punya asisten yang membantuku saat pesanan menumpuk," ucapnya seperti telah mendengar isi hati Calista.
"Terimakasih kak Radit, semoga Tuan Nathan mendengarmu," harapan Calista ingin bekerja dibagian yang layak dan bisa mengambil pengalaman bukan malah menyuci piring, anak kecil saja pun bisa nyuci piring.
Chef Radit dengan penuh senyuman mengangguk kepada Calista. " Aku tinggal dulu Calista, nanti aku coba ngomong sama Tuan Nathan,"ucap Chef Radit berlalu meninggalkan Calista disana.
Calista kembali menyelesaikan pekerjaannya setelah Chef Radit berlalu pergi dari sana, harapannya semoga saja Chef Radit bisa mengangkatnya sebagai asisten.
"List kamu tidak capek?" ucap Raysa yang menghampirinya dengan membawa piring kotor dari luar.
"Lumayan capek sih Sa, tapi mau bagaimana lagi," balas Calista mengedikan bahunya.
"Padahal pekerjaan disini masih ada yang kosong dibagian penerima tamu pun di luar List," Raysa sebetulnya diluar mondar mandir melayani sebagai penerima tamu sekalian jadi pelayannya.
"Hmm ini semua gara gara Bos gila itu, kayak nya sengaja menjahiliku deh Sa," ucap Calista sangat benci dengan Nathan.
"Sabar saja jangan hiraukan dia, bekerja disini sebenarnya menyenangkan List karyawan disini ramah," Raysa juga berkenalan dengan karyawan dan Chef yang bekerja disitu mereka semua ramah dan baik.
"Sudah deh Sa sana kembali di luar, nanti kena omel lagi sama Bos gila itu," Calista malah terus terusan memanggil Nathan adalah Bos gila, bisa berabe lagi jika ia mendengar panggilan Calista itu padanya.
"Ahmm oke deh, aku tinggal dulu yah List," Raysa segera berlari kecil pergi keluar menyisakan Calista yang masih bekerja mencuci piring.
Takdir selalu berpihak kepada Calista, di Kota yang ia tinggalkan merasakan hal buruk, Kota yang ia datangi mendapat hal buruk lagi.
Kapan Calista senang, apa selamanya seperti ini terus?
Jeritan hati Calista berperang dengan pikirannya lagi, perasaan bosan hidup pun terlintas dipikirannya.
"Enak kan nyuci piring?" lagi lagi sumber suara terdengar oleh Calista, kali ini ia yakin yang datang itu pasti Nathan terdengar saja dari omongannya.
Calista tidak mau pedulikan dia, ia terlihat santai mencuci piring tanpa ia mengambil hati omongan yang terdengar barusan.
"Benar benar kamu gadis yang tuli," ucapnya lagi seperti ingin memancing emosi Calista yang ia pendam sedari tadi.
"Tolong jaga omonganmu, jangan mentang mentang kamu seorang Bos disini bisa menghina seenakmu!!" seru Calista dengan suara meninggi, ia berbalik menghadap Nathan yang berada di belakangnya.
Nathan malah tersenyum menang melihat Calista emosi lagi. "Makanya jangan seenak jidat kamu menghinaku juga tadi," balasnya semakin mendekati Calista.
"Apa maksudmu," sahut Calista masih dengan suara meninggi.
"Apa tidak ingat?" balas Nathan singkat.
"Halahh gitu saja masih dipermasalahkan," Calista baru mengingat apa maksud dari omongan Nathan, ternyata saat mereka bertabrakan tadi, Calista memang telah berkata menyinggungnya tadi disana.
"Kamu minta maaf barulah aku memindahkanmu bekerja dibagian yang lain," ucap Nathan berdiri tegap dengan menyilangkan tangan didada, dan senyuman yang manis dibibirnya.
"Sepertinya kamu ini Bos yang gila gila hormat," balas Calista dengan kata menohok semakin melawan.
"Aku suka gadis yang keras kepala," Nathan malah tertawa dan memuji sikap Calista yang sangat keras dan suka membantah.
"Terserahmu," ucap Calista kembali dengan kerjanya.
"Sekarang kamu ikut aku diruanganku," entah apa lagi yang direncanakannya untuk menjahili Calista dengan tiba tiba saja memanggil untuk menghadap keruangannya.
Calista menghentikan gerakan tangannya mencuci piring ia menarik nafas dan menghembuskannya kasar.
"Apa maumu, jelaskan sekarang," balas Calista kembali menghadap wajah Nathan.
"Maksudku memanggilmu keruanganku, iyah itu maksudku," sahut Nathan berbalik badan meninggalkan Calista dengan wajah arogannya.
Calista terdiam mematung disana menatap punggung Nathan yang berlalu meninggalkannya disana, rasanya sangat berat ia langkahkan kakinya untuk mengikuti Bosnya yang sudah benar benar gila itu.
...****************...
...----------------...
......................
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments