Ingin Mandiri

"Kakak buatkan kamu susu sebentar, tunggu dimeja makan," ucap kakaknya segera berjalan kerah lemari dan meraih gelas dan menyeduhkan susu untuk Calista.

"Kakak kenapa baik sekali sama Calista?" Calista merasa senang diperhatikan dan dipedulikan oleh kakaknya seperti itu.

"Iyah karena Calista adik kakak, dan karena Papah tidak menyayangi kamu setidaknya kakak masih bisa List," jawaban Glenka membuat Calista bersorak gembira dalam hati mendengar itu.

Calista tersenyum memandang kearah punggung kakaknya yang sedang membuatkan susu untuknya.

"Makasih kak, Calista bahagia punya kakak seperti mu walaupun aku tidak mendapat kasih sayang kepada Papah tapi aku bersyukur masih ada kakak Glen buat aku," balas Calista tersenyum bahagia.

Glenka kembali kerah meja makan dengan senyuman tampannya membawakan segelas susu hangat buat adiknya.

"Sudah lebih baik kamu makan yah, dan ini susunya di minum," ucapnya meletakan gelas susu itu dihadapan Calista, ia menarik kursinya ikut duduk disana.

Calista segera meraih gelas susu itu dihadapannya dan meneguk seraya meraih makanan yang ada diatas piringnya.

Glenka yang memperhatikan adiknya itu dengan pandangan yang tak terlepas keadah Calista sambil tersenyum bahagia.

"Banyak makan List, kamu harus mengisi tenaga untuk melawan cobaan yang tidak henti dari Papah," ucapnya memberi semangat kepada Calista.

Calista mengangkat wajahnya melihat kearah wajah kakaknya.

"Aku ingin pergi dari sini kak," ucap Calista dengan wajah memohon kepada Glenka.

"Kamu ingin kemana?" tanya Glenka ingin menarik cerita dari adiknya itu.

"Mau kemana saja yang penting aku keluar dari rumah ini, aku ingin mandiri tanpa terbeban kepada Papah Mamah," jawab Calista kembali meneguk susunya.

"Jangan berpikiran yang aneh aneh List, lebih baik saran kakak kamu kuliah saja," balas Glenka ingin juga yang terbaik untuk adiknya.

"Calista tidak mau kak," seru Calista segera menyela ucapan kakaknya.

"Kalau kau tidak ingin kuliah Calista Papah mencarikan suami untukmu lebih baik kau menikah," ucap Jhon yang sempat mendengar pembicaraan antara kedua anaknya.

Serentak Glenka dan Calista menoleh kearah Papah Jhon terkejut karena tiba tiba saja menyahuti pembicaraan mereka.

Glenka dan Calista saling memandang setelah itu saat Jhon ikut duduk bersama mereka dimeja makan.

"Papah mau minum teh, kopi atau susu?" ucap Glenka menyela ucapannya, seketika pecah keheningan.

"Papah mau teh Glen," jawab Jhon mengambil makanan keatas piringnya.

Calista yang terlihat gugup ia tidak bisa melihat kearah Papahnya dengan cepat ia meneruskan makanannya.

"Apa kau dengar Calista?" ucap Jhon bertanya dengan nada sedikit meninggi.

"Tapi aku tidak ingin menikah Pah," jawab Calista ketus tidak berani menatap wajah Papahnya tapi ia mampu membantah.

"Terus kau maunya apa?" balas Jhon menatap tajam kearah Calista.

Calista terdiam tidak ingin menjawab karena ia tau jika jawabannya ingin pergi dari rumah pasti Jhon akan marah lagi.

"Calista harus memikirkannya dulu," jawabnya seraya berdiri dari duduknya segera enyah dari sana.

Jhon melihat Calista tanpa segan segan meninggalkan meja makan dengan kasar rasanya tangannya gatal ingin melayangkan tamparan diwajah anak gadisnya yang sangat keras kepala itu.

"Ini Pah tehnya," ucap Glenka meletakan gelas teh dihadapan Jhon.

"Glen, kau bawa Calista dikampusmu daftarkan dia disana," perintah Jhon, mau tidak mau Glenka harus menuruti karena kalau tidak akan berabe.

"Tapi bagaimana kalau Calista tidak mau Pah?" tanya Glenka ragu karena ia tau apa keputusan Calista tidak bisa dibantah.

"Kau coba saja dulu Glen, kalau tidak Papah pasti akan menikahkan dia dengan pria pilihan Papah!" jawab Jhon, ia meneguk tehnya dan menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

Glenka menghembuskan nafasnya kasar tidak tau harus berkata lagi. "Ehm kalau begitu Glen pamit dulu Pah," ucap Glenka menyalami tangan Papahnya dan mencium punggung tangan itu.

"Hem, kamu hati hati!" jawab Jhon singkat sambil mengangguk.

Glenka ikut mengangguk dan segera melangkahkan kakinya dari ruang makan.

...----------------...

...----------------...

(Membujuk Calista)

"List kata Papah kamu ikut kakak untuk mendaftar dikampus kakak," ucap Glenka menyampaikan apa yang diperintahkan Jhon padanya.

"Tapi kak, Calista tidak mau kuliah!" tolak Calista tidak berminat untuk kuliah.

"Tapi ini perintah Papah dan katanya jika kamu tidak kuliah kamu nikah Papah nyari calon suami untukmu. Dengarin kakak List atau kamu mau jika kakak dimarahi sama Papah," balas Glenka menakuti Calista agar mau dengan ajakan kakaknya.

" Tidak akan kak semua itu pasti akal akalan Papah saja. Kak Glen lebih baik pergi kekampus saja sendiri nanti kakak terlambat," balas Calista bersikeras tidak mau diperintahkan sama sekali.

"Tapi List,!" ucap Glenka kembali seperti ada rasa geram sendiri kepada adiknya namun ia menahannya.

"Biar Calista ngomong berdua saja sama Papah kak," balas Calista tersenyum meyakinkan kakaknya.

Glenka terdiam dengan pandangan kearah Calista, ia ragu rasa takut menghampirinya.

Kalau sampai Calista tidak menuruti pasti unjung unjungnya ini akan menjadi masalah dan Calista pasti kena pukulan.

"Kakak pergi gih nanti terlambat," Calista mendorong lengan Glenka yang tengah berdiri mematung didepannya.

"Ya sudah kalau begitu kakak pergi, ingat kamu berbicara baik baik sama Bokap agar tidak dipukul. Kakak tidak bisa ada untukmu hari ini," walaupun demikian, Glenka tetap membaik baiki omongannya kepada adiknya walau sedikit kesal dengan sikap keras kepala Calista.

"Oke Bosku," jawab Calista kembali mendorong kakaknya.

...----------------...

(Jhon dibuat emosi)

Jhon selesai kegiatan makannya ia beranjak meninggalkan ruang makan pergi keruang utama untuk memastikan apakah Calista sudah ikut Glenka atau belum.

Calista masuk setelah ia mengantar kakaknya diluar tempat parkiran motor kakaknya, dengan wajah santai ia sempat melihat Jhon diruang utama namun ia bersikap berani dan biasa saja.

"Calista," teriak Jhon saat calista masuk kedalam rumah.

Calista memandang kearah Bokapnya dengan penuh percaya diri ia menghampiri dan ikut duduk disofa yang berbeda di hadapan Jhon.

"Iyah Pah," Calista masih saja memberanikan diri mau berhadapan dengan Jhon meski ia tau semua ini pasti unjung unjungnya ia dimarahi dan dipukuli.

Jhon terlihat wajahnya memerah emosinya menguap melihat Calista seperti memancingnya terus.

Lama lama ia bisa dar tinggi dibuat anaknya yang satu ini.

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!