Lamaran Kerja

Calista dan Raysa telah menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk melamar di Restor yang kemarin mereka datangi.

Dengan semangatnya mereka dan berharap nanti akan diterima disana.

"List, ponselmu bunyi tuh dari tadi dikamar," ucap Raysa yang sempat pergi kelantai atas namun tak sampai dikamar, tapi suara dering Hp sempat ia dengar.

"Tolong dong Sa angkat, lihat siapa yang nelpon," balas Calista karena lagi sibuk sibuknya menyiapkan lamaran pekerjaannya.

"Oke, aku akan lihat siapa yang menghubungimu," balas Raysa kembali menaiki tangga dan bergegas mengambil ponsel milik Calista.

Raysa meraih ponsel itu dan melihat siapa yang tak henti menghubungi.

"Kak Glenka, oh ternyata sedari tadi ia menghubungi Calista," ucap Raysa yang melihat nama dipanggilan itu.

Ia segera mengangkat karena disana sudah ada 7 panggilannya yang tidak dijawab.

(Mengangkat telepon)

"Halo kak Glen," ucap Raysa mengangkat telepon nya.

"Iyah List kok baru diangkat sih," ucap Glenka dibalik teleponya diseberang sana.

"Maaf kak ini Raysa, Calistanya lagi dibawah membuat surat lamaran kerja," balas Raysa memberitahu dengan jujur tanpa ada kebohongannya.

"Ohh gitu Raysa, apa Calista tidak ingin di ganggu?" ucapnya lagi, mungkin saja ia merindukan adiknya itu dalam beberapa hari ini, ataukah ada hal penting lainnya.

"Bisa kok kak, bentar yah Raysa kasi Hp-nya dulu sama Calista," jawab Raysa segera bergegas kelantai dasar memberi ponsel itu kepada Calista.

"List kak Glen menelponmu, nah," ucap Raysa menyodorkan ponsel itu kepada Calista.

"Ohh ya Sa, oke thank's," balas Calista menoleh kearah Raysa dan meraih ponselnya.

"Hmm halo kak," suaranya pelan berbicara.

"Ehh List maaf kakak mengganggumu," ucap Glenka merasa senang mendengar suara adiknya.

"Tidak kok kak, maaf yah tadi Calista tidak membawa ponselku dibawah jadi ketinggalan dikamar," jelas Calista kepada Glenka.

"Iyah tidak apa apa, jadi kamu sedang apa?" ucap kakaknya bertanya basa basi.

"Oh itu, lagi buat lamaran kerja kak," jawab Calista dengan suara terbata bata.

"Hem emang mau melamar pekerjaan apa List, apa kamu tidak jadi kuliah?" tanya kakaknya sedikit heran lagi padahal Calista sudah janji jika dia mau kuliah.

"Calista kuliah dong kak, maksud Calista biar ada pekerjaan sampingan setelah pulang kuliah gitu," Calista menjelaskan agar kakaknya tidak salah paham dulu apa maksudnya.

"Ohh begitu List, ya sudah kakak cuma sampaikan kalau Mamah nitip salam padamu, kalau punya waktu luang hubungi Mamah yah List," Glenka hanya ingin Calista tidak melupakan Kakaknya dan Mamahnya yang masih selalu tulus menyayanginya.

"Oh oke deh kak, jika aku pulang nanti malam aku akan menghubungi Mamah," balasnya kepada Glenka.

"Ya sudah kakak matikan yah," akhir kata Glenka lalu ia memutuskan sambungan teleponnya.

Calista kembali fokus dengan surat surat lamarannya setelah kakaknya mengakhiri sambungan teleponnya.

"Kak Glen bilang apa List," Raysa yang kepo banget rasa ingin taunya lebih menguasai pikirannya.

"Tidak ada sih Sa, cuman kak Glen meminta agar aku menghubungi Mamah aku, mungkin saja dia kangen.

"Oh gitu, hm apa punyamu sudah siap semua ?" Raysa mengalihkan pembahasan kembali membahas tentang surat lamaran perkerjaan mereka disana.

"Sudah nih, semua ku kerjakan dengan sepenuh hati semoga saja kita diterima," ucap Calista sembari meregangkan tangannya kedepan.

"Mudah mudahan saja deh List," sahut Raysa ikut mendoakan agar mereka berdua diterima nanti.

"Oh yah kita pergi jam berapa kesana?" Calista melihat jam dilayar ponselnya sudah jam 11:35 wib.

"Setelah makan siang saja, kalau sekarang pasti tidak sempat kita juga belum makan," ide Raysa, karena pikirnya kalau datang di jam istrahat mereka bakal tidak meladeni nanti.

"Ya sudah, ayo kita makan dulu kalau begitu," ajak Calista merapikan semua berkas berkas untuk lamarannya sebelum mereka bergegas ke meja makan.

......................

...----------------...

(Mengantar Lamaran)

"Sa apa kamu tidak deg degan?" ucap Calista saat mereka sebentar lagi sampai di Restoran yang mereka lamar.

"Gugup dan deg degan memang lagi bercampur aduk sih List," sahut Raysa yang sedang menenteng tas yang berisi maap tempat lamarannya.

"Sama dong aku juga gugup nih belum lagi kalau HDR nya bersikap dingin, huhh," balas Calista berjalan mundur menghadap kearah Raysa.

Tanpa ia sadari saat mulai dekat di pintu masuk Restoran, jalannya yang masih mundur tak menyadari seorang pria berada di belakangnya ingin memasuki Restoran itu juga.

"List awas," teriak Raysa menghentikan Calista.

Calista yang tidak menyadarinya kaget dengan cepat ia berbalik namun ia malah menabrak pria itu.

BRUKKKK!

(Suara tabrakan)

"Owwh..!" teriak Calista kepalanya terbentur di otot lengan padat milik pria itu.

Pria yang memasuki Restoran itu juga tidak menyangka jika seseorang dari sampingnya menabraknya.

Ia menoleh kearah Calista, badannya yang tinggi tidak sejajar dengan tubuh Calista yang setinggi ketiaknya ia menundukan wajahnya untuk melihat wajah Calista.

"Apa kamu tidak punya mata berjalan tidak melihat?" ucapnya sedikit kesal langkah kakinya dihalangi oleh kurcaci itu.

"Jangan sembarangan ngomong kamu, aku tidak sengaja itu saja dipermasalahkan," sahut Calista mengomel bagaikan suara kereta api.

Pria itu dengan style cool nya dan wajahnya yang tampan serta tubuhnya yang tinggi dan gagah, sebenarnya tidak ingin mencari masalah kesiapa pun karena ia tidak mau beradu mulut apa lagi menyangkut wanita.

"Jangan memancing emosiku, ada baiknya kamu minta maaf dan masalahmu padaku akan selesai," balas pria itu masih santai.

"Idih ogah banget aku minta maaf lagian tubuh mu tidak ada yang lecet," tolak Calista memberontak tidak mau mengatakan maaf, lagian tidak ada yang parah parah kali pikirnya.

"Lengan ku sakit karena kamu menabraknya," ucap pria itu masih menunggu kata maaf kepada Calista.

"Aduh pria macam apa dirimu ini, lagian yah sebenarnya kepalaku tuh yang sakit karena otot besar mu itu, kok kamu yang malah bilang sakit," Calista dengan mulut besarnya tidak mau mengalah sedikitpun.

Pria itu dibuat geram dengan omongan Calista kecil kecil tapi cabe rawit, ia berdiri tegap di hadapan Calista dengan menundukan wajahnya memperhatikan Calista, pandangannya beralih ditangan Calista, sebuah maap yang pastinya berisikan surat lamaran.

Tiba tiba saja ia menaikan sebelah bibirnya menunjukan senyum sinisnya kepada Calista, sorot matanya yang lekat tak lepas dari Calista.

"List lebih baik kamu minta maaf saja deh, jangan mengundang masalah," tegur Raysa takut melihat pria didepan mereka sangat serius memandangi Calista.

"Tidak mau Sa, ngapain sih masalahnya dibesar besarkan pria ini bertubuh gagah tapi kok cemen banget," balas calista dengan bisikan namun masih terdengar oleh pria itu, Calista malah menghina nya lagi.

Entah apa yang terlintas di pikiran pria itu saat ia melihat maap yang ada di genggaman Calista, ia tidak memaksakan Calista minta maaf lagi, ia berbalik badan tanpa patah kata pun ia berlalu enyah dari sana dan kembali memasuki Restoran itu.

......................

...----------------...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!