Happy City

Setalah mereka makan siang dan beristirahat sebentar untuk menghilangkan capek dari perjalanan yang sangat jauh untuk mereka tempuh, Raysa dan Calista memilih berada di satu kamar saja karena ruangan kamar yang sangat besar tidak enak rasanya jika tidur sendirian.

Raysa meminta ia tidak ingin beda kamar dengan Calista, yah tentu Calista tidak menolak ia malah senang jika tidur satu kamar dengan sahabatnya itu.

Waktu begitu cepat berputar mereka sampai tak menyadari di luar matahari sudah terbenam, lampu lampu rumah dan gedung yang indah membuat seluruh Kota tampak cerah tidak sedikit pun cahaya redup disekitarnya.

Calista terbangun dan segera duduk diatas tempat tidurnya, ia menoleh dan mendapati Raysa masih tertidur. Di dinding Jam raksasa berbunyi menunjuk pukul 19:00 wib.

"Wah sudah malam saja ternyata," Calista turun dari tempat tidurnya menghampiri pintu balkon yang telah ditutupi dengan tirai ia menarik tirai itu membuka perlahan dan memandangi pemandangan indah dihadapannya

Lampu lampu rumah dan bangunan itu membuat Kotanya menjadi indah dan ramai, perasaan Calista sangat adem dan tenang, ia membuka pintu balkon di kamarnya keluar untuk melihat pemandangan indah itu dengan jelas.

Disini hatinya terasa damai dan tenang serasa ia mendapat peluang untuk berada di surga, suasana hatinya yang sangat tenang baru ia rasakan saat ini setelah beberapa tahun tidak pernah berdamai dengan Dunia.

Doa doa terbaik ia panjatkan dalam hatinya semoga saja Tuhan mengabulkannya dan menjauhkannya di penderitaan yang pernah ia alami.

Sementara Raysa baru menyadari jika Calista tak ada lagi diatas tempat tidur, ia memandang disekeliling dan ternya pintu balkon didepan kamar itu terbuka, Raysa juga dapat melihat keindahan lampu lampu kota dari dalam kamarnya.

"Sejak kapan kamu bangun List?" tanya Raysa mengikuti Calista yang berdiri mematung di pagar yang membatasi ruangan balkon itu.

"Ohh masih tidak lama baru aja," jawabnya menoleh kearah sumber suara itu.

"Indah banget Kotanya beb, aku sangat nyaman dan betah disini," ucap Raysa berkata apa adanya saja.

"Sama aku juga begitu, aku berharap semoga aku berlama lama tinggal disini atau boleh nanti aku harus membeli rumah juga disini," balas Calista berangan angan ingin tinggal di Kota ini selamanya.

"Semoga terwujud beb, jadi kita bisa sama sama terus disini," Raysa pun mengaminkan apa keinginan Calista sebagai sahabat yang baik apa pun itu ia harus mendukung.

"Lebih baik kita mandi dan siap siap turun kebawah untuk makan malam setelahnya kita keluar jalan jalan," ide cermalang yang berjalan menghampiri pikiran Calista, ia ingin lebih dalam lagi mengenal Kota itu.

"Oke beb, ayo lah aku juga tidak sabar ingin keluar megelilingi Kota Bahagia ini," balas Raysa segera bergegas dari sana.

......................

...----------------...

...****************...

(Mengelilingi Kota Bahagia)

"Ayo Sa cepetan dong, kok lama banget sih," teriak Calista yang sedari tadi menunggu Raysa tak kunjung keluar.

"Iyah ini aku bentar," sahutnya teriak berlari dari dalam.

"Hem dasar kamu nih mau ngapain saja lama banget," gerutu Calista sebel sama sahabatnya itu.

"Heh, maaf deh lain kali aku tidak mengulanginya," balas Raysa pura pura sedih saja agar tidak diomelin terus.

"Ya sudah ayo, kita jalan kaki saja lebih enak," ajak Calista menarik tangan Raysa ingin jalan jalan ke Kota tanpa memakai kendaraan.

"Wah ini bakal seru List, i like it!" Teriak Raysa berlari senang banget.

"Tungguin aku bodoh," teriak Calista ikut berlari mengejar Raysa.

Mereka berjalan menyelusuri Kota itu dan melihat betapa indahnya semua yang ada disana, mereka berasa sangat bahagia lupa akan segala beban terutama Calista dia seketika hilang ingatan tentang penderitaannya di Kota asalnya.

"List ayo kita coba makanan yang dijual dipinggir jalan itu rasa nya enak harumnya wangi banget," ucap Raysa menghampiri pedagang itu.

Calista pun mengikutinya tertarik dengan wangi makanan itu, mereka pun membeli dan mencobanya.

"Seumur umur baru kali ini aku mencoba makanan ini, rasanya enak banget weh," ucap Raysa sangat menikmati jajanan itu sambil terus berjalan.

"Santai saja kali Sa, bukan cuma kamu aku juga kok baru memakannya," balas Calista menikmati memang tapi tidak seheboh Raysa.

"Sa kita mampir ke Restoran mewah itu sana yuk, besar banget pasti di dalamnya lebih keren lagi," ucap Calista menunjuk sebuah bangunan besar yang sangat mewah dihadapan mereka yang bertulisan.

"***Restoran Nathan Alexander***"

"Oke, makananku habis nih bentar mau usap wajahku dulu," Raysa yang segera menghabiskan jajanannya itu sampai makan belepotan seperti anak kecil.

"Wajah ku tidak ada sisa makananku juga kan Sa?" tanya Calista juga memastikan agar disana mereka tidak memalukan diri mereka sendiri.

"Tidak ada, wajahmu manis," balas Raysa sembari memberi pujian,"

Calista mendengus memutar bola matanya sebel tidak mau dipuji puji seperti itu.

Mereka pun berjalan lagi kedepan menghampiri Restor mewah yang mereka tuju.

Dengan langkah yang masih santai tak mau buru buru karena niatnya juga mereka harus mengetahui semua yang ada di Kota itu.

Keinginan Calista sendiri ingin mencari pekerjaan sambil kulian agar ia tidak boros memakai uang yang diberikan Marya padanya, ia juga memiliki tabungan sendiri namun tak seberapa dari yang diberikan Marya padanya.

"Sa, aku sekalian tanya tanya di sana nanti jika diterima yang kerja, aku mau kerja sambil kuliah," ucapnya kepada Raysa setelah banyak yang ia pikirkan.

"Wah ngapain kerja lagi List kan bisa minta uang jajan sama Mamah Papahmu nanti kan?" balas Raysa emang tidak ada niatnya untuk bekerja ia hanya ingin kuliah dan menikmati tempat ini.

"Tidak Sa aku tidak mau membebani diri kepada keluarga ku, aku harus mandiri," jawabnya lagi membuat Raysa sedikit tersentuh dengan ucapannya.

"Hem oke kita akan kerja sambil kuliah, pokoknya aku ngikut kamu saja selagi itu hal yang positif," setelah Raysa pikir pikir ada benarnya juga mereka jangan menyusahkan keluarga, rela keluar dari rumah berarti siap menghadapi tantangan terberat apa pun.

"Apa kamu yakin ingin ikut aku kerja?" tanya Calista ragu, tau taunya Raysa hanya mengikutinya doang tanpa berpikir.

"Tentu saja, karena jika dipikir pikir katamu ada benar semua," balasnya mempercayai kata kata Calista.

"Ya sudah deh, kita intip disana dulu siapa tau ada lowongan pekerjaan," ajak Calista memegangi tangan Raysa berjalan bersama.

Mereka sampai di depan pintu Restor itu secara tidak sengaja mata Raysa melihat Penguman lowongan pekerjaan yang dipajang di dinding pintu masuk Restor.

"Ehh List coba lihat ini deh, ayo kita baca dulu," ajak Raysa menarik tangan Calista.

Calista segera konek mendekati dan membacanya dari atas sampai kebawah.

Disana tertulis menerima pekerja sebagai

Koki

Penerima Tamu

Pelayan Restoran

Dishwasher

Dan Waiter

Mereka membacanya dan berminat memberi lamaran pekerjaan disana.

"Besok kita antar lamaran pekerjaan kita disini saja List, kayaknya aku tertarik dengan Restoran ini," ajak Raysa yang melihat lowongan pekerjaan itu.

"Oke kita coba dulu besok ,foto dulu dah apa syarat lamarannya biar kita siapkan," sahut Calista setuju dengan apa yang Raysa katakan.

Raysa menuruti ia memotret pengumuman lowongan pekerjaan itu agar mereka bersiap siap untuk membuat surat lamaran keesokannya pasti mereka kembali lagi.

......................

...----------------...

...****************...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!