Perasaan Tak Menentu

"Kenapa harus dirahasiakan Calista, Papah itu malah bersyukur jika kamu mau kuliah, dan kenapa mesti dirumah Raysa kamu nginap?" ucap Glenka sama sekali tidak setuju dengan ide itu.

Calista terdiam saat Glenka berbicara seperti itu, ia tidak tau lagi harus bilang apa.

Raysa ikut kesal karena idenya ini di tolak oleh Glenka, padahal dia ingin sekali Calista tinggal bersama nya.

"Tujuan utamaku untuk tidak mau tinggal di rumah itu lagi kak, karena Papah selalu memukul ku. Aku merasa hidupku tidak tenang jika aku terus bertahan dirumah," ucap Calista membuka suara karena kakaknya tidak mengizinkannya untuk tinggal bersama Raysa.

"Kakak memang mengerti itu List, kakak juga tidak bisa melawan Papah untuk membelamu," balas Glenka sebenarnya kasihan dengan Calista yang hampir setiap hari di pukuli oleh Bokapnya.

"Hmm ya sudah Sa aku minta maaf banget tidak mau ikut kamu kuliah, pergi jauh dari Kota ini tetap aku lanjutkan," ucap Calista pasrah kembali dengan keinginannya yang pertama.

"Kak Glen Calista minta maaf sama kakak, Calista benar benar bukan adik yang baik untuk kakak maafkan aku," ucapnya lagi menghadap kearah Glenka memohon agar Glenka memaafkannya.

"Terus kamu ingin kemana List?" tanya Raysa berasa patah hati ditinggal oleh sahabatnya.

"Lebih baik pindah Kota yang bersebelahan dari Kota ini, yang penting tidak setiap hari aku bertemu dengan Bokap ku," balasnya kepada Raysa dengan raut wajah serius.

"Jaga dirimu baik baik List, suatu saat kakak akan mengunjungimu," ucap Glenka tidak mau berlama lama disitu kesedihan telah menyelimutinya sungguh hatinya teriris dengan kepergian Calista.

"Terimakasih kak Glen, Calista pasti akan merindukan kakak," Calista dengan cepat berhamburan memeluk kakaknya, saat Glenka berdiri hendak pergi dari sana.

Rasa tidak tega mencueki adiknya, ia membalas pelukan Calista memeluk erat mencium dan mengelus pucuk kepala Calista.

"Sering sering hubungi kakak, sedih maupun senang kamu cerita yah sama kakak. Maaf kakak tidak bisa menjagamu dalam kejauhan lagi," balas Glenka memberi nasehat kepada Calista.

Calista yang masih tidak ingin melepas pelukannya, ia mengangguk angguk serta air matanya tak tertahankan.

Raysa yang menyaksikannya ikut sedih, ia bisa bayangkan jika ini terjadi padanya pasti rasanya pasti sakit.

"Sudah, kakak mau pulang dulu," Glenka melepaskan pelukan itu kembali ia mendudukan tubuh Calista di kursi, ia memandangi wajah Calista dalam dalam sambil tersenyum.

Sekali lagi ia mengusap kepala Calista lalu ia beranjak menyisakan Calista dan Raysa di dalam Caffe itu.

Mata Calista mengikuti langkah kaki kakaknya yang semakin jauh semakin menghilang.

"Tetap kuat List Tuhan berpihak padamu," ucap Raysa memberi semangat sambil mengusap pipinya menghapus air matanya.

"Makasih Sa, terus kamu bagaimana sekarang, karena kalau aku mau pergi dari sekarang agar aku tidak malam sampai ditujuan," ucap Calista tidak ingin menahan diri lagi disana.

"Aku mau ikut kamu List," jawab Raysa mantap tanpa terdengar candaan wajahnya juga serius.

"Mau bilang apa kalau Bokap mu memarahimu?" tanya Calista tidak percaya dan takut Raysa ikut terlibat padanya.

"Nanti aku harus menjelaskannya dengan baik baik, Papahku pengertian kok kamu kan sudah tau sikapnya," jawab Raysa meyakinkan hati Calista agar tidak cemas memikirkan Bokapnya.

"Ya sudah kalau kamu yakin, sekarang kita pergi biarkan aku membayar makanan kita," balas Calista meraih tas dan membuka mengambil dompetnya.

Wajahnya menunduk melihat isi di dalam tasnya ia heran tiba tiba kartu ATM yang nyangkut di tangannya.

Ia mengerutkan keningnya serta mengangkat kartu ATM itu, ia memperhatikan dengan seksama membaca nama yang tertera di kartu itu.

"Astaga kenapa kartu ATM Papahku bisa ada di dalam tas ku," Calista langsung panik, ia takut jika dituduh mencuri kartu ATM itu dan membawa lari uang di dalamnya.

Calista yakin uang di dalam ATM Papahnya pasti sangat besar jumlahnya.

Kembali ia memeriksa tasnya dengan buru buru, jantungnya sudah berdetak hebat tidak karuan rasa takut menghantuinya.

Saat meraba raba isi tasnya tangannya nyangkut meraih sebuah lembar kertas, ia segera menarik didalam tasnya dan membacanya.

"List ini kartu ATM pemberian Mamah tolong kamu gunakan untuk menyambut hidupmu sebelum kamu mendapat pekerjaan.

Uang yang ada di dalam dengan jumlah besar bisa membiayaimu kuliah, Mamah minta maaf tidak bisa menahanmu pergi.

Yang terpenting Mamah tetap menyayangimu."

Isi surat kertas itu yang memang sengaja Marya menitipnya di dalam ia juga menulis sandi ATM itu agar Calista bisa mengambil uang di dalamnya.

"Dari siapa List," tanya Raysa penasaran menunggu sejak tadi Calista memberitahunya.

"Mamah ku yang nitip Sa, rasanya aku baru lega setelah membaca isi surat ini," Calista menarik nafasnya dan membuangnya pelan, rasa ketakutannya seketika menghilang.

Calista langsung saja membayar minuman dan makanan meraka kepada pelayang Caffe disana.

Setelahnya mereka meninggalkan Caffe itu melanjutkan perjalanan mereka.

......................

......................

...****************...

(Di dalam Mobil)

"List kita mau kemana?" ucap Raysa menoleh kearah Calista saat mereka tengah berada di dalam mobil.

"Di Kota yang bersebelahan dari Kota kita ini Sa, mungkin akan memakan waktu sekitar satu hari baru kita sampai jika berkendara dengan mobil," balas Calista menjelaskan, mungkin letak Kota itu ia mengenalinya.

"Ya sudah kamu yang bawa kita, nanti kita ganti gantian jika kamu capek," Raysa menyerahkan kepada Calista setir mobilnya agar Calista yang mengambil alih berada dibalik kemudi, karena ia tau jalan kemana mereka pergi.

"Oke," balas Calista setuju mereka berpindah tempat.

"Kamu hubungi Bokap mu kasitau jika kamu tak jadi kuliah disini, bilang saja Calista pindah aku harus menyusul karena selain Calista tidak ada yang ku kenal," ucap Calista mengajari Raysa mengatakan kepada Papahnya.

"Oke, kamu tenang saja Papahku pasti tidak akan marah atau memberontak," balas Raysa meyakinkan Calista ia tersenyum senang tanpa ada rasa ragu dalam hatinya.

Calista melajukan mobilnya sudah mengambil keputusan dan hati yang tenang untuk kepergiannya ini.

"Ehh List tunggu - tunggu,!" teriak Raysa entah apa yang baru ia inga.

"Whay,!" teriak Calista membalas, segera ia menginjak rem mendadak.

"Mampir kerumahku, barang barangku coy," seru Raysa baruengingat, tidak mungkin ia pergi tanpa membawa apa apa setidaknya ia membawa pakaiannya.

"Ohh astaga Sa, kamu ini kenapa sih tidak mengingatnya sejak tadi, huh!" balas Calista kesal ia membuang nafasnya kasar dan memutar balik arah mobilnya.

Calista tersenyum kikuk menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kita balik dulu, aku harus menitip rumahku kepada para penjaga lagi disana," ucapnya baru mengingat semuanya.

"Ya sudah dari tadi kek tidak mikir, kamu sungguh terlalu menahan langkah kakiku," Calista ngomel terlihat kesal kepada sahabat gilanya itu.

Raysa hanya menunjukan senyumnya tanpa membalas perkataan Calista lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...----------------...

......................

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!