Berkepala Batu

"Aku mau kuliah tapi tidak ingin tinggal dirumah ini," Ucap Calista setelah keheningan berakhir.

Semua padangan mata tertuju padanya menyimak apa yang ia ungkapkan.

"Lalu kamu ingin tinggal dimana sayang?" balas Marya cepat.

"Aku mau cari tempatku sendiri, uang kuliah ku biar aku yang cari," jawabnya kepada Mamahnya.

Jhon yang sedari tadi hanya diam mencoba menenangkan diri agar tidak terbawa emosi dengan kata kata Calista.

"Kalau kau bersikeras ingin pergi dari rumah ya sudah Papah izinkan, tapi kau tinggal di apartement agar kau tetap aman," Sahut Jhon masih saja ia melakukan yang terbaik agar Calista tetap jadi anak yang berguna.

"Tapi Pah apa tidak apa apa Calista tinggal di apartemen sendiri sedangkan dia kuliah, Calista mau makan apa?" tanya Marya tercengeng ia tidak tau bagaimana jalan pikiran Calista ini, semua yang berada disitu geram padanya tapi mereka tetap menahan emosi.

"Papah sudah janji kalau Calista kuliah, Papah menyerahkan satu perusahaan agar ia kelola untuk menyambut hidupnya jika ia keluar dari rumah ini," balas Jhon kepada istrinya.

Jhon pernah mengatakan jika Calista kuliah ia memberi satu perusahaannya untuk Calista, dan janjinya itu pun ia ungkapkan lagi.

"Calista tidak mau menerima itu semua dari Papah, aku ingin mandiri biarkan aku kerja dengan usahaku," lagi lagi Calista menolak dan sama sekali tidak bergeming dengan ucapan Papahnya.

"Ya sudah Papah mengalah tidak akan mempertahankanmu lagi Calista, mau kuliah atau tidak Papah lepas tangan, mau pergi dari rumah silakan, mau cari kerja silakan. Papah tidak peduli lagi denganmu!" jelas Jhon yang sudah emosi namun kali ini dia mencoba untuk tidak memukul Calista, supaya perasaan Calista semakin dalam ada penyesalan.

Jhon bersikap baik biar pun Calista membantahnya, tujuannya ia memberi kesan agar Calista menyesal atas ucapannya.

"Baik Pah terimakasih atas izinmu," balas Calista cepat tanpa berpikiran panjang.

Ia berdiri dari duduknya dan hendak kembali lagi kekamarnya.

Marya dan Glenka tertegun menatap Calista tak percaya.

"Calista," seru Glenka ikut berdiri menarik lengan Calista saat ia berbalik pergi dari sana.

"Apa lagi kak?" jawab Calista santai.

"Kakak kecewa sama kamu, selama ini kakak peduli dan sayang sama kamu tapi pikiranmu masih saja berlagak bodoh!" jelas Glenka merasa patah hati dengan sikap adiknya yang sangat egois, rasa penyesalannya tubuh melihat Calista tidak menghargainya.

Sementara Glenka selama ini tetap melakukan yang terbaik untuk adiknya agar Calista berubah, sedikit menunkan egoisnya dan meninggalkan hati yang sekeras batu itu.

Tapi Calista tidak menghiraukan malah ia mengada ngada ingin pergi jauh dari mereka.

"Benar Calista Mamah ikut kesal dan kecewa padamu, kesalahan yang sebenarnya berasal dari kamu bukan dari Papah kamu. Mamah tidak akan memperdulikanmu lagi!" sahut Marya, perasaannya bercampur aduk marah, kecewa, dan sedih.

Calista terdiam mendengar kata kata dari kakaknya dan Mamahnya, wajahnya menunduk serta kedua tangannya yang ditautkan.

Pikirannya mulai bekerja menyadari keegoisannya, tapi ia masih bodoh amat tidak peduli.

"Pah, Glen lebih baik kita keruang makan, Mamah terasa lapar melihat perilaku Calista ini," Marya kali ini sangat marah kepada Calista perasaan benci secara cepat tumbuh dalam hatinya karena sikap Calista yang tidak mau di atur.

Marya beranjak dari duduknya dan segera enyah dari sana, diikuti oleh Jhon dan Glenka.

Mereka sama sekali tidak peduli lagi dengan Calista.

Calista yang masih terdiam berdiri mematung disana menyisakan dirinya sendiri, perasaan sakit hati yang teramat dalam dengan ucapan Marya tanpa ia tahan air matanya menetes membasahi pipinya.

Dengan tangisnya ia berlari menaiki tangga dan cepat mengunci pintu kamarnya.

Sementara Jhon, Marya dan Glenka tengah duduk dikursi meja makan.

Keheningan terjadi selain suara langkah kaki dari pelayan pelayan yang menyajikan makan malam mereka.

"Silakan Tuan dan Nyonya, makan malam semua sudah disajikan," ucap seorang kepala pelayan rumah, menunduk dan mempersilakan mereka segera makan.

Jhon dan Marya mengangguk dan mulai menyantap hidangan dinner yang telah dipersiapkan oleh para pelayan dirumah.

Semua masalah Calista seakan mereka lupakan dan tidak peduli lagi.

Mau dia pergi malam ini atau besok, mau kuliah atau tidak mereka tidak menahan Calista lagi.

...----------------...

...----------------...

(Calista)

Calista dengan keras ia membating pintu kamarnya dan menguncinya, ia menghempaskan dirinya diatas tempat tidur menenggelamkan wajahnya diatas bantal dan guling empuk miliknya.

Kemarahan yang masih ia tahan ia merasa tersakiti dengan ucapan Marya, ia tidak habis pikir bahwa mereka semua seperti Jhon sama sama tidak peduli sepenuhnya dengannya.

Tapi kalau dipikir pikir sebenarnya kesalahan terbesar itu datang dari Calista seorang bukan salah orangtua atau kakaknya melainkan semua terjadi atas kesalahannya.

Ia menangis untuk mengeluarkan amarahnya, kecewanya dan kekesalannya.

Penyesalan mulai tumbuh tapi nasi sudah jadi bubur mau tidak mau ia harus melakukan tindakannya walaupun ia tau akan membuatnya tersiksa.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

(Diruang makan)

Semua hening menyantap makanan tanpa ada pembahasan sedikit pun lagi tentang Calista, selain suara gemercik sendok dan garpu yang beradu diatas piring yang memecahkan keheningan dimeja makan.

"Apa masih ada jadwal kuliah mu besok Glen?" tanya Jhon secara memecahkan keheningan.

Marya dan Glenka memandang kearah Jhon secara bersamaan.

"Besok Glen tidak ngampus kok Pah, kebetulan tidak ada jadwal kuliahnya," balas Glenka sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Kalau begitu awasi Calista besok kemana saja ia pergi," ucap Jhon sekali pun ia mengatakan tidak peduli lagi dengan Calista tapi unjung unjungnya ia masih saja menyuruh Glenka untuk mengawasi.

"Tapi jangan sampai kamu diketahui sama Calista, jika besok dia pergi ikuti saja," tambah Jhon memberi kewaspadaan agar Glenka wanti wanti tidak sampai diketahui Calista.

Glenka masih memandang kearah Jhon menyimak kata kata Papahnya sambil menyuap dan mengunyah makanannya.

"Baik Pah serahkan semua pada Glen," jawabnya mantap memberi kepercayaan kepada Papahnya.

"Hm," jawab Jhon dengan deheman dan mengangguk.

"Ohh iyah Mah walaupun Calista tetap bersikeras seperti itu biarkan dia menjalani dulu sesuai yang ia inginkan, tapi besok jika ia pergi Mamah coba tawarkan dia kartu ATM tabungan Papah yang pernah aku berikan sama Mamah," jelas Jhon memberi pengertian kepada Marya, juga agar ia mengasihi Calista.

"Iyah Pah aku akan melakukannya besok, tapi jika Calista tidak mau Mamah tidak akan memaksanya," jawab Marya mengiyakan tapi tidak memaksa.

"Ya sudah terserah, yang penting lakukan yang terbaik untuknya agar Calista ada rasa penyesalan," tujuan Jhon bersikap lembut ternyata untuk membuat Calista menyesal mengambil keputusan yang salah.

Kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing masing saat obrolan singkat tentang Calista mereka akhiri untuk membahas.

Jhon yang terlihat santai dan biasa biasa saja tidak tau apa yang sedang ia pikirkan tentang anak gadisnya Calista, sementara ia telah mengundang Sahabat lamanya untuk datang bertamu besok siang sambil memperkenalkan Calista kepada anak Sahabatnya itu.

Entah alasan apa yang akan ia buat untuk menolak kedatangan sahabatnya besok atau mungkin sebaliknya Jhon menahan Calista lagi agar tetap menuruti keinginannya?

Marya dan Glenka bahkan pembaca dan author tidak tau, yang penting kita saksikan di episode selanjutnya.

😁😁😁

BERSAMBUNG...

......................

......................

......................

......................

......................

Teruntuk pembaca yang tersayang terimakasih sudah mampir di novel yang baruku, tetap berikan semangat kepada author yah.

Author butuh dukungan kalian, tolong tinggalkan jempolmu, komentarmu, vote untuk author dan subscribe.

Terimakasih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Salam dari penulis

~ Gadis Nias ~

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!