Teriksa Tangis

"Kak," suara Calista serak menangis sesenggukan terharu dengan sikap Glenka yang menyayanginya.

"Sudah Calista disini kamu aman, tidak usah takut kakak akan membelamu," jawabnya dan memeluk adiknya ia mengusap kepala Calista lembut menenagkan agar Calista merasa baikan.

"Terimakasih kakak sudah sayang sama Calista, hikks, hikss," balas Calista menangis tersedu sedu.

"Kakak tidak mau kalau Papah menyakiti kamu terus Calista, kamu dan Mamah perempuan yang paling berharga bagiku, tidak ingin melihat kalian disakiti sekali pun Papah yang melakukannya,"

ucap Glenka sedikit emosi melihat perlakuan Papanya yang sangat kejam itu, ia sebenarnya ingin melawan namun karena Jhon selaku orang tua ia tidak ingin dikatakan seperti anak durhaka kepada orang tua sendiri.

"Kakak sebaiknya pergi kebawah lihat Mamah, Calista takut jika Papa memukulnya," Calista juga tidak tega melihat Marya selalu terlibat dengan masalahnya karena selalu membela.

"Ya sudah Calista tenang yah, kamu sebaiknya istirahat dan jangan lupa pintunya di kunci," balas Glenka mendudukan adiknya ditepi ranjang mengusap kepala sekali lagi setelah itu ia berlalu meninggalkan Calista sendiri dikamar.

Calista mengangguk ia duduk dan memeluk kedua lututnya air matanya susah untuk di cegah tangisnya sangat terharu melihat kakaknya itu, walaupun sebesar apa pun kesalahan yang Calista perbuat kakaknya tetap berpihak padanya.

...----------------...

(Keesokan paginya)

"Kakak kuliah hari ini?" Tanya Marya kepada anaknya Glenka yang sedang menyantap sarapannya.

"Kuliah nanti siang Mah," balas Glenka sambil mengunyah makanan dalam mulutnya.

"Ohh astaga sayang, Calista jam segini masih belum turun," Marya yang baru teringat dengan anak gadisnya itu, Calista yang sehabis dipukuli oleh Papanya dari kemarin sore dan malam masih belum juga kelihatan pagi ini.

"Calista kayaknya masih tidur deh Mah, semalam Glen dengar dia terus menangis pengen samperin tapi tidak enak," balas Glenka yang memang mengetahui Calista terus menangis sedari sore hingga malam.

"Kasihan sekali anak itu, biarkan Mamah bangunkan dulu yah sayang," ucap Marya meninggalkan meja makan tempat Glenka sedang duduk disana.

TOK-TOK-TOK!!

(Mengetuk pintu)

"Calista sayang," seru Marya dari luar sambil mengetuk ngetuk pintu.

"Calista, dek!" panggil Marya lembut sekali lagi.

Sementara Calista yang baru ketiduran sekitar jam 5 pagi masih tidak menyadari jika pagi ini sudah menunjukan pukul 09:00 wib.

Marya terus mengedor pintu kamar namun tidak ada suara sahutan terdengar dari dalam.

"Aduh kenapa anak ini masih saja tidak bangun," ucap Marya bertanya sendiri, ia berdiri bengong sambil mengerutkan kening didepan pintu kamar anak gadisnya.

Karena tidak ada sahutan Calista akhirnya Marya kembali kebawah menghampiri Glenka.

"Kak coba hubungi nomor Calista siapa tau dia terbangun mendengar dering ponselnya nanti," ucap Marya punya ide sendiri kepada Glenka.

"Ohh oke Mah bentar," sahut Glenka segera meraih ponselnya dan menghubungi nomor adiknya.

TING-TING-TING!

(Dering ponsel berbunyi)

Glenka menghubungi nomor Calista beberapa kali tapi ia tak kunjung mengangkat atau ia terbangun.

"Calista tidak menjawabnya juga Mah," ucap Glenka berhenti untuk menghubungi.

"Aduh anak ini, Mamah khawatir adik kamu sakit kalau jam segini belum makan," Marya terlihat cemas memikirkan Calista dari sore sampai malam dan pagi ini lagi ia tak makan sedikit pun.

"Kita tunggu saja ia bangun, bagaimana lagi membangunkannya kamarnya juga sudah dikunci," balas Glenka tidak tau harus berbuat apa.

...----------------...

(Calista di dalam kamarnya)

 Calista menggeliat dan mengucek ngucek matanya serta merenggangkan tangan dan pinggangnya.

Mata yang masih tidak ingin dibuka dengan berat ia memaksakan untuk membuka, matanya sedikit menyimpit lalu ia mengulurkan tangannya membuka nakas yang terletak di samping ranjangnya dan meraih ponselnya.

Calista menyalakan ponsel itu dan melihat sudah jam berapa. "Astaga ternyata sudah jam 10:00 wib," ucap Calista, kembali meletakan ponselnya.

Ia mendudukan tubuhnya ditepi ranjang tempat tidurnya, ia menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkannya sangat pelan.

Ia berjalan kearah Walk in closet disana terdapat cermin besar hampir memenuhi tubuhnya dapat terlihat dicermin itu.

Ia sedikit berkaca dan melihat matanya yang sembab karena menangis sepanjang malam. Ia mengusap wajahnya seraya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

...----------------...

(Sehabis mandi)

Calista telah berpakaian setelah selesai dengan kegiatan membersihkan diri, lalu ia keluar kamar ingin keruang utama untuk memastikan apakah orang rumah masih ada disana.

"Kakak mau kuliah?" tanya Calista saat melihat Glenka sedang memakai sepatunya.

"Eh iyah List, kakak ada mata kuliah siang ini," jawab Glenka tersenyum ke arah adiknya.

"Ohh begitu kak, terus Mamah kemana?" ucap Calista lagi sambil mendudukan tubuhnya di sofa tempat kakaknya berada.

"Mamah mungkin lagi mandi, kamu sebaiknya sarapan List Mamah cemas sedari tadi padamu," balas Glenka menyuruh adiknya untuk segera sarapan.

Ia juga memperhatikan wajah adiknya terlihat pucat dan mata yang sembab.

Calista masih terdiam tanpa menjawab ucapan kakaknya, pandangan nya lurus sambil memegang ponselnya.

"List, kamu dengar kakak kan?" tanya Glenka sekali lagi memukul pelan lengan Calista.

"Ahm iya kak, Calista dengar kok," jawabnya dengan suara terbata bata.

Glenka tersenyum lalu ia beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya kearah Calista.

"Ayo kakak temani kamu makan," ajaknya kepada Calista.

"Ehm tapi bukannya kakak mau pergi kuliah juga?" tanya Calista ragu ragu.

"Iyah sih tapi kakak pengen saja temani kamu makan, kita ngobrol ada yang kakak tanya padamu," balasnya masih dengan wajah tersenyum dan tangan yang terulur kepada adiknya.

"Ya sudah, okeh," jawab Calista semangat, ia tersenyum dan menyambut uluran tangan kakaknya. Ia beranjak dari duduknya dan segera pergi keruang makan bersama kakaknya.

Calista merasa hatinya adem saat kakaknya terus bersamanya, perasaannya sebenarnya tidak ingin jauh jauh dengan kakak terbaiknya itu, namun terkadang ia muak berada dalam rumah itu karena perilaku Papahnya yang terlalu keras padanya.

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!