Dilema

Raysa memarkir mobilnya tepat didepan Caffe yang di tunjukan Calista padanya, mereka turun bersama dan memasuki Caffe itu.

Mereka memesan makanan dan minuman, sambil meneruskan obrolan mereka.

"List aku kecewa sumpah, kok kamu main pergi begitu saja sih," ucap Raysa masih dengan hati yang kecewa dan kesal kepada Calista yang katanya mau pergi dari Kota itu.

"Terus aku harus bagaimana Sa," balas Calista merasa gelisah antara ingin pergi tapi tidak tega dengan Raysa.

Raysa mengerutkan keningnya menatap raut wajah Calista dengan menggit bibir dan mengetuk ngetuk meja dengan jari jarinya, otaknya sedang berjalan untuk mendapatkan ide yang cemerlang.

"Kamu harus kuliah disini List, tinggal bareng sama ku dirumah kami," ide Raysa yang mampir dipikirannya, entah itu masuk akal Calista atau tidak.

"Aku tidak yakin, pasti Papahku nyuruh aku pulang unjung unjungnya," balas Calista tidak masuk akalnya.

Rasa dilema tengah Calista rasa, antara ingin kuliah, ingin pergi dari Kota itu, dan apa ingin kembali saja kerumah orang tuanya.

"Sa, tolong berikan aku pilihan yang tepat agar aku sedikit merasakan hal berbeda dari sebelumnya," ucap Calista yang masih resah menerka nerka pilihan hatinya.

"Kalau aku beri usulan, kamu lebih baik pulang dan berbaikan kepada orang tuamu agar semua membaik," ide yang kembali singgah di otak Raysa tidak tau apa pilihan yang ia berikan kepada Calista diterima atau tidak.

"No, aku tidak ingin pulang lagi," tolak Calista sama sekali tidak terima dengan ucapan Raysa.

Akhirnya Raysa kehabisan akal, ia terdiam dan tidak tau lagi harus memberi ide apa kepada sahabatnya itu.

Calista juga tak ambil pusing lagi, ia meraih gelas jusnya dan meneguk sedikit minumannya.

Begitu juga dengan Raysa sesaat mereka terdiam entah apa yang mereka pikirkan lagi tentang Calista.

"List kita kuliah saja dikampus kak Glenka, nanti biarkan kakakmu membantumu agar tidak ketahuan dengan Bokap mu," ide yang tiba tiba terlintas dipikiran Raysa setelah diam beberapa saat.

"Hmm tapi aku tinggal dimana?" balas Calista sedikit masuk akal tapi harus memikirkannya lebih dalam agar tidak ada masalah dimasa depan.

"Tinggal dirumah ku saja, beritahu juga sama kak Glen agar ia bisa merahasiakan ini semua," jawab Raysa meyakinkan Calista agar mau menerima idenya.

Calista diam dan menyimak semua yang dikatakan Raysa padanya, sedikit masuk akal tapi ia masih terkencar kencar bagaimana jika kakaknya tidak mau dengan usulan ide itu.

"Bagaimana List, kamu mau?" tanya Raysa memastikan karena Calista terdiam.

"Mau sih tapi aku harus bujuk kakakku dulu, " balas Calista menjawab serba salah.

"Ya sudah hubungi saja sekarang," ucap Raysa sudah tidak sabar mendengar kepastiannya.

"Hmm baiklah," jawab Calista pasrah.

...----------------...

(Glenka yang terus memantau Calista)

Sejak saat Raysa dan Calista bertemu, Glenka mengikuti mereka sampai saat ini berada di Caffe yang sama dan mengumping apa yang sedang mereka rencanakan.

Saat ia mendengar Raysa menyuruh Calista menghubunginya ia segera beranjak dari duduknya keluar di dalam Caffe itu.

TING-TING-TING!!!

(Dering ponsel Glenka berbunyi)

Glenka berlari kecil disudut bangunan yang tidak jauh dari Caffe itu, ia meraih ponsel dari sakunya dan segera mengangkat telepon dari Calista.

"Hallo List," suara Glenka memalas dibuat buatnya.

"Hallo, kak Glen tidak sibuk?" ucap Calista dengan perasaan takut karena setaunya kakaknya Glenka masih marah kepadanya.

"Kenapa?" balas Glenka singkat.

"Ehm aku-aku boleh minta kakak untuk temui aku di Caffe yang tidak jauh dari rumah, ada yang ingin Calista beritahukan," jelas Calista dengan gugup, ia tidak tau pasti jika Glenka mau dengan ajakannya atau sebaliknya ia menolak.

"Mau ngapain kakak kesana?" masih dengan suara datar Glenka bertanya singkat.

"Kebetulan Raysa bertemu denganku ia ingin menjumpai kakak," ucapnya dengan Raysa yang menuntunnya berkata seperti itu.

"Apakah ada hal penting?" Glenka makin berkata dingin agar Calista masih takut dan merasa bersalah padanya.

"Iyah kak ini sangat penting, Calista mohon," jawab Calista dengan suara berat dan terdengar kasihan.

"Baik, kalian tunggu," akhir kata Glenka mengiyakan, padahal ia sengaja berbasa basi, sebenarnya ia telah mendengar segala percakapan Calista dan Raysa barusan.

(Memutuskan hubungan telepon)

Glenka yang berada tidak jauh diluar Caffe itu berjalan mondar mandir, jika ia langsung masuk pasti mereka curiga karena sangat cepat.

Namun berada diluar sana terlalu lama bisa bisa orang disekitar itu mencurigainya.

Ia menarik ulur layar ponselnya seraya menunggu menit agar ia memasuki Caffe itu.

Tanpa terasa, ia mondar mandir seperti orang gila disana waktu 13 menit ia lewati, ia merapikan diri menyisir rambut dengan jari jarinya.

Ia menarik nafas seraya mengeluarkannya pelan pelan.

Dengan langkah santai ia memasuki Caffe.

Glenka pura pura memandang sekeliling ruangan Caffe untuk mencari keberadaan Calista dan Raysa.

Raysa yang tidak sabar menunggu kedatangan Glenka, pandangannya selalu diluar pintu Caffe untuk menantikan kakak Calista yang tampan itu.

"Sa jaga sikapmu sama kakakku nanti jangan coba coba menggodanya," bentak Calista menegur Raysa, karena sejak dulu Raysa mengagumi kakak sahabatnya itu.

"Kamu tenang saja List, ehh itu dia," sahut Raysa dengan suara meninggi berdiri melambaikan tangannya kearah Glenka.

Calista ikut menoleh melihat kakaknya yang berjalan kearah mereka, ia merasa deg degan dan takut karena melihat raut wajah kakaknya datar dan dingin dari kejauhan.

"List, kakakmu makin tampan saja yah," ucap Raysa tersenyum senang melihat ketampanan Glenka yang sudah bertambah.

"Jangan centil Sa, kakak ku tidak suka perempuan seperti itu," bentak Calista kembali menarik Raysa agar duduk dan tenang.

Glenka dengan wajah datarnya menarik kursi dan ikut duduk ditempat Raysa dan Calista berada.

"Hey kak Glen, apa kabar?" sambut Raysa mengulurkan tangan kearah Glenka dengan wajah yang ceria.

"Hey Raysa, iyah kabar kakak baik," jawab Glenka menyambut uluran tangan Raysa.

Calista masih takut tidak berani menatap kearah kakaknya rasa gugup menguasai dirinya.

"Ada apa List, kenapa kamu memanggil kakak kesini?" tanya Glenka tanpa basa basi.

Calista memberanikan diri menatap kearah kakaknya dengan jantung dag dig dug berdetak hebat.

Ia menoleh kearah Raysa menaikan kedua alisnya memberi isyarat agar Raysa yang menjawab pertanyaan kakakknya.

"Ahh iyah kak Glen, sebenarnya aku yang meminta Calista memanggil kakak kesini," ucap Raysa dengan cepat menyela ucapan Glenka.

"Ohh kamu perlu apa Raysa?" balas Glenka beralih pandangan kearah Raysa.

"Ehm itu loh kak, aku minta Calista untuk kuliah dia mau tapi tidak mau pulang kerumah kalian, jadi aku menawarkannya tinggal dirumahku makanya kami minta kakak merahasiakan itu kepada Bokap kalian," jelas Raysa panjang kali lebar seperti air mengalir tiada henti.

Glenka terdiam memperhatikan bibir Raysa yang terus berbicara dan menyimak apa yang sedang ia jelaskan itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...----------------...

......................

BERSAMBUNG

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!