Pukul 19:00 wib, Jhon pulang kerumah setelah satu hari mengawasi semua bisnis dan perusahaannya.
"Mah, Papah pulang," teriaknya saat ia memasuki rumahnya yang sangat terasa sepi.
"Mah, Glen kalian kemana sih. Bibi, Nyonya dan Glenka kemana?" teriak Jhon memanggil anak dan istrinya, karena tak ada jawaban ia mencoba bertanya kepada pelayan pelayan dirumahnya.
"Maaf Tuan saya baru dengar dari dapur, aku kurang paham Tuan tanya apa," balas kepala pelayan menghampirinya dan menanyakan kembali apa yang hendak ditanyakan Jhon padanya.
"Aduh Bi, aku tanya Nyonya sama Glen kemana?" ucap Jhon mendengus kesal kepada pelayannya ini.
"Ohh itu, tadi Nyonya keluar sebentar sama Den Glen Tuan," jawab kepala pelayan itu menjelaskan.
Jhon tidak banyak bertanya lagi, ia mengangguk dan berlalu pergi dari sana.
......................
...----------------...
(Tentang Calista dan Raysa)
"Sa cari makan dulu yuk, aku laper banget nih," Calista yang sudah merasa kelelahan dan pegal ditambah lapar ingin segera beristirahat.
"Oke List aku juga pegel banget dah," balas Raysa setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya.
Mereka berdua memutuskan untuk beristirahat sambil makan malam, didepan mereka ada sebuah Restoran sederhana saja, Raysa memarkir mobilnya dan masuk kedalam Restoran itu bersama sama dengan Calista.
"List kamu yakin kita lanjut pergi setelah ini?" Raysa rasanya mengalah satu hari penuh mereka menyusuri jalan masih juga tak sampai sampai ditujuan.
"Iyah nanti sekitar satu atau dua jam perjalanan lagi ada penginapan, lebih baik kita menginap satu malam ini disana," balas Calista sangat mengetahui jalan yang akan mereka lewati ini.
Raut wajah Raysa terlihat murung dan letih, kecapean memenuhi seluruh tubuhnya.
"Ini juga lama kali pesanan kita datang," gerutu Raysa kesal sudah capek, pegal, letih, lesu dan lapar.
"Astaga mulutmu kayak monyet marah, nyingnyingnying trus," disela sela keseriusan Raysa, Calista masih saja mengajaknya bercanda menyinyirin Raysa yang tengah kelaparan.
Raysa menatap tajam kearah Calista yang sedang tertawa lepas melihat penderitaan sahabatnya itu sangat lucu dan kasihan.
"Hahaha matamu tajam aku takut ihh," ucap Calista lagi masih menertawakan Raysa.
"Stop List stop, aku lapar tau," seru Raysa sebel kepada sahabatnya yang gila itu.
"Hehehe oke beb oke, i'am sorry," balas Calista mulai menenangkan dirinya.
Tak lama setelah itu pesanan mereka pun datang, Raysa yang sangat tidak sabar ia segera meraih makanannya dan menyantapnya dengan lahap.
"Pelan pelan beb, kamu kayak tidak makan setahun saja," lagi lagi Calista terus memancing Raysa dengan canda tawanya.
"Mending kamu tenang deh List makan saja dulu tak usah banyak protes," ucap Raysa bodoh amat, ia terus menyantap makanannya tanpa menghiraukan Calista yang nyinyirin dia sejak tadi.
...----------------...
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
(Dirumah Calista)
"Kalian dari mana Mah?" tanya Jhon yang melihat Marya dan Glenka baru pulang.
"Ehmm tadi habis dari supermarket didepan kok Pah," jawab Marya berbohong tanpa berkata jujur kepada suaminya, ia berjalan kekamar mereka untuk meletakan barangnya.
"Ohh, apa kalian dapat telepon dari Calista?" walaupun Jhon terlihat tidak menghiraukan Calista lagi tapi dibalik itu ia masih perhatian.
"Baru saja dia chat Glen kok Pah," ucap Glenka cepat menyela Marya agar ia yang menjawab duluan.
"Dia sebenarnya kemana sih Glen?" entah apa maksud Jhon menyelidiki Calista ingin kemana dan pergi kemana.
"Kurang tau sih Pah, yang terpenting dia masih baik baik saja,"jawab Glenka meyakinkan Papahnya.
Jhon mengangguk seraya asyik bermain dengan ponselnya.
"Papah sudah makan?" ucap Marya menghampiri sofa tempat duduk suaminya.
"Belum Mah, yuk kita makan tadi aku nunggu kalian," balas Jhon tak mau makan jika hanya dirinya yang ada.
Mereka pun beranjak pergi keruang makan disana memang sudah dipersiapkan semua makanan mereka diatas meja.
"Apa Mamah sudah memberinya ATM seperti yang Papah bilang kemarin?" tanya Jhon sambil mengambil makanannya.
"Sudah dong Pah cuman Calista tidak mengetahui pas Mamah kasi di dalam ditasnya tadi pagi," jawab Marya sambil menyuap makanan kedalam mulutnya dengan padangan kearah suaminya.
"Loh maksud Mamah memberinya diam diam?" ucap Jhon bisa memikirkan jika ide istrinya masuk akal.
"Yah betul Pah dan Mamah menulis surat agar dia tidak merasa khawatir tentang ATM itu," jawab Marya tersenyum merasa percaya diri dengan apa yang di lakukannya.
Jhon mengunyah makanannya sambil mengangguk kearah istrinya.
"Oh yah Pah kemarin Papah bilang ada yang bertamu kesini sahabat Papah, kok tidak jadi?" Marya mengingat kemarin suaminya berpesan ada yang bertamu, satu hari Marya menanti namun tak kujung datang.
"Ahh iyah sahabat Papah menghubungi kembali bahwa anaknya tidak bisa pulang hari ini, katanya mungkin tahun depan mereka baru kesini," balas Jhon menjelaskan kepada istrinya
"Hmm begitu, anak nya kerja apa Pah?" Marya penasaran dengan keluarga sahabat suaminya ini, karena tidak pernah kenal dari sebelumnya.
"Katanya punya bisnis sendiri, dia punya restoran yang sangat besar di kota yang bersebelahan di Kota kita ini.
"Wah tajir pula, mending saja kemarin kita tahan Calista," ucap Marya, entah kenapa malah kepikiran untuk ikutan menjodohkan Calista.
"Astaga Mah tumben ngedukung?" Sahut Glenka merasa ngeri saja mendengar suara Marya barusan.
"Heheh, kenapa Glen?" Marya malah tertawa entah ia menyadari atau bagaimana, Jhon dan Glenka memandang kearahnya keherangan.
"Calista sudah janji sama Glen Mah, Pah dia kuliah kok ditempat ia tuju itu," jelas Glenka agar tidak berprasangka buruk kepada Calista lagi.
"Ya sudah kita tunggu saja sampai Calista selesai dengan kuliahnya baru nanti kita jodohkan dia dengan anak sahabat Papah itu," secara kebetulan pun ide menjodohkan Calista terlintas dipikiran Jhon dan Marya.
"Ahh ide bagus tuh Pah, hehe Mamah jadi tak sabar,"
Seputar pembahasan tentang Calista mereka bicarakan dimeja makan, Jhon Marya terasa lega saat Glenka memberitahu mereka jika Calista akan kuliah.
Tiba tiba saja satu hari ini Jhon berhati malaikat hari ini tanpa ada suara bentakannya dan keluar emosinya, hari ini wajahnya cerah dan berprasangka baik kepada Calista.
...----------------...
......................
(Calista dan Raysa mencari penginapan)
"List kamu nyetir saja yah, kamu kan tau dimana ada penginapan disini," ucap Raysa saat mereka tengah habis makan di dalam restoran sederhana disekitar desa yang cukup ramai itu.
"Ya sudah ayo langsung saja kita OTW," ajak Calista tanpa ragu segera duduk dibali kemudi dan melajukan kembali mobilnya.
Seperti yang ia katakan dalam perjalanan mereka lebih dari satu jam, mereka bertemu disebuah penginapan sederhana terlihat sangat biasa saja.
"Tuh Sa didepan penginapannya, lebih baik kita pesan satu kamar untuk satu malam ini, aku tidak sabar ingin istrahat," ucap Calista menunjuk penginapan yang berada di depan mereka.
"Let'se go Calista, " ajak Raysa yang sudah tak sabar, tanpa ragu ia memasuki penginapan itu.
Mereka pun disambut oleh pelayan disana dan menunjukan satu kamar untuk mereka tepati satu malam itu.
Tak butuh waktu lama mereka mengikuti seorang pelayan wanita penginapan menunjukan satu kamar untuk mereka.
"Ayo Sa kita masuk," ajak Calista membuka pintu kamar itu setelah mereka berterimakasih kepada pelayan penginapan.
"Ohh thank's God, akhirnya aku bisa merebahkan diriku diatas tempat tidur," seru Raysa menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur yang tidak terlalu besar itu.
"Ihh mandi dulu Sa, mana nyaman kalau belum mandi," tegur Calista yang segera memasuki kamar mandi karena terasa sangat gerah.
"Ya sudah kamu duluan mandi List," balas Raysa bodoh amat dah.
Calista memutar bola matanya dan memanyungkan bibirnya menyinyirin Raysa kembali, sambil ia langkahkan kakinya kedalam kamar mandi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
......................
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments