Kota Tujuan

Jalan yang mereka lewati mulai ramai dengan bangunan rumah yang padat dan bangunan gedung yang berada disekitar jalanan.

Itu menandakan bahwa perjalan mereka sebentar lagi akan sampai.

Berapa jam lagi kita sampai beb?" tanya Raysa sudah sangat tidak sabar.

"Tidak sampai satu jam lagi kita sampai di Tugu Kota nya," balas Calista padanya.

Keduanya mulai lega namun waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 12:00 wib siang hari.

"Nah itu di depan Tugu nya Sa," Calista berhenti pas di depan Tugu Kota yang bertuliskan,

"**Welcome To The Happy City**"

"Wah nama Kota yang unik List, apakah semua penghuni Kota ini rata rata bahagia," ucap Raysa sedikit lucu tapi unik membuat pengunjung penasaran dengan yang ada di Kota ini.

"Mungkin Sa, kalau penghuni Kota ini tidak bahagia tidak mungkin kan mereka menamainya begitu, sudah ih berarti kita disini akan ada kebahagiaan," ucap Calista bersemangat dengan senyum manis terpsncar diwajahnya.

"Hihihi lucu beb, oh yah bentar biarkan aku menghubungi Papahku dulu," Raysa ingat jika mereka sampai Papahnya berpesan agar dia dihubungi.

"Ahh iyah cepat jangan lama lama," balas Calista memarkir mobilnya.

Raysa segera meraih ponselnya didalam tasnya dan bergegas menghubungi Bokapnya.

TU-TU-TU!

(Suara telepon memanggil)

"Halo Pah aku dan Calista sudah sampai di Tugu Kota yang Papah bilang, dimana letak rumah yang Papah carikan untuk kami?" ucap Raysa kepada Papahnya dibalik telepon.

(..................) pemberitahuan Papah Raysa dari seberang sana.

"Oh gitu Pah oke kami akan menunggu,"

(Mengakhiri panggilan telepon.)

"List kata Papah aku kita tunggu sebenar disini, ada yang akan jemput kita," ucap Raysa memberitahukan sesuai yang dikatakan Papahnya.

"Oke deh, kita istrahat dulu kalau begitu," Calista bersandar di bahu kursi kemudi sambil meregangkan tangannya.

Sekitar 5 menit mereka menunggu dan akhirnya seorang pria paruh baya dengan menaiki motor YAMAHA NMAX menghampiri mereka.

"Permisi Nona saya disuruh Tuan Willyam untuk menjemput kalian, mari saya antarkan," ucap pria paruh baya itu sambil membungkuk memberi hormat kepada kedua anak Sultan ini.

"Ohh apakah kamu yang disuruh Papahku? Tanya Raysa masih o'on mungkin sedikit ragu.

"Ihh kan dia bilang yang disuruh Tuan Willyam berarti itu Bokap mu kan," sahut Calista memberontak karena Raysa masih ngada ngada bertanya tidak jelas.

Mereka malah berdebat dulu disana, pria paruh baya itu geleng geleng melihat tingkah mereka.

"Iyah betul Nona, kalau begitu mari ikut saya," ucap pria itu lagi segera memutar balik motornya.

"Sa tidak usah takut orang itu pasti yang disuruh Papahmu untuk mengawasi kita," Calista merasakan wajah Raysa menegang mungkin karena takut atau bagaimana, membuat Calista sedikit ngakak.

Tanpa banyak basa basi Calista segera melajukan mobilnya mengikuti pria yang mengendarai motor di depan mereka.

Mereka memasuki Kota itu semakin dalam semakin ramai, bangunan bangunan rumah megah bak Istana dan bangunan gedung yang lumayan bertingkat tinggi, pemandangan indah disekitar pesisir jalan, pantas saja Kota ini dikatakan Kota BAHAGIA, semua orang yang berkunjung merasa takjub atas kemewahannya.

"Ya Tuhan baru kali ini aku melihat Kota ini rasanya aku seperti memasuki Dunia Dongeng disini semua indah," ucap Raysa sangat kagum apa yang telah ia lihat.

"Hahah aku tidak salah memilih Kota ini Sa, aku harap kebahagiaan itu akan segera menghampiriku," ucap Calista bahagia telah sampai di tempat yang selalu ia impikan.

Pria itu membawa mereka tepat tidak jauh didepan disana terdapat rumah yang sangat mewah Raysa dan Calista mungkin tidak percaya jika rumah itu yang akan mereka tepati.

"List pria itu berhenti didepan," ucap Raysa menunjuk dengan jari telunjuknya.

"Ohh oke," Calista menginjak remnya memperhatikan didepannya.

"Ayo kita turun untuk memastikan dimana rumah yang disiapkan Papahku," Raysa segera turun dari dalam mobilnya menghampiri pria yang membawa mereka itu.

Calista juga turun mengekorinya dari belakang.

Kedua anak gadis remaja itu berjalan sambil melihat sekeliling Kota itu.

"Om mana rumah yang di siapkan Papahku?" Raysa memberanikan diri bertanya kepada pria itu.

"Ini Nona Tuan Willyam telah membeli rumah ini barusan, didalamnya sudah lengkap ditambah pelayan 5 orang sudah ada didalam membersihkan rumah," jelas pria itu menunjukan rumah yang berada di belakangnya dengan model gaya rumah Eropa Klasik modern.

Raysa dan Calista mengagah tak percaya, rumah sebesar itu sungguh mewah untuk mereka berdua.

Rumah yang tiada tandingannya dari rumah mereka yang ada di Kota asalnya, memang rumah disana besar dan mewah namun lain lagi dengan ini paling mewah dari segalanya.

"Oh my God List aku tidak percaya Papahku membeli rumah ini, sepertinya ini konyol," ucap Raysa merangkul Calista tak percaya.

"Gila Sa, kok Papahmu langsung membelinya," sahut Calista juga ikut tidak mempercayainya.

Pria paruh baya itu memperhatikan mereka, ia dibuat bingung dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi kepada kedua gadis gadis cantik ini.

"Nona Nona, apakah saya boleh permisi?" tanya pria itu membungkuk.

"Ohh tentu Om silakan, terimakasih untuk waktunya," balas Calista baru menyadari pria itu.

"Sama sama Nona," jawab pria suruhan Papah Raysa segera menaiki motornya beranjak meninggalkan kedua gadis gadis imut itu.

"Ayo Sa kita masuk kedalam, disini panas banget," ajak Calista ingin segera berteduh karena pantulan sinar matahari membakar dalam kulitnya.

"Ahmm iyah, ayo beb," jawab Raysa memegang lengan Calista berjalan menghampiri rumah itu.

CEKLEK!

(Pintu rumah itu dibuka)

Perlahan Calista membuka pintu rumah itu dari luar, dan

WOW!

Mata mereka semakin tak mempercayai akan kemewahan isi rumah itu mereka melangkah masuk, dan kagetnya lagi para pelayan dirumah itu berlari menghampiri mereka memberi hormat.

"Selamat datang Nona Nona cantik," ucap serentak para pelayan itu membungkuk memberi hormat, wanita wanita yang disebut pelayan disana masih sangat muda muda umurnya berkisar 35 tahun rata rata.

"Ohh terima kasih untuk sambutan hangat kalian Bibi Bibi," ucap Raysa dan Calista ikut membungkuk menyapa seluruh pelayan itu.

"Silakan kalian beristirahat sebentar kami akan segera menyiapkan makan siang untuk kalian," ucap salah seorang pelayan dari sana.

"Baik Bibi terimakasih," balas Calista berjalan kearah sofa dan merebahkan diri diatasnya.

Para pelayan meninggalkan mereka bergegas keruang dapur untuk menyajikan makanan diatas meja makan untuk Calista dan Raysa.

"Gila pantas saja ini dinamakan Kota Bahagia beb, orang yang berkunjung dibuat senang atas pelayanan mereka," ucap Raysa ikut mendudukan tubuhnya disofa dekat Calista.

"Papahmu ngapain menyediakan rumah semewah ini?" balas Calista aneh saja tapi rumah disekitar yang mereka lalui rata rata seperti itu semua tidak ada yang agak kecil atau bergaya biasa saja.

"Aku juga tidak tau, mungkin disini tak ada rumah sewa harus langsung dibeli," tebakan Raysa entah benar atau tidak, pikirnya semua ini nanti pasti akan ia tanyakan kepada Papahnya.

Calista tidak memperdulikan itu lagi yang terpenting perasaannya sudah membaik di Kota ini ia akan mencari kehidupan barunya.

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!