Sahabat Setia

"Cepat turun Sa kemas barangmu, " teriak Calista saat mobil mereka sampai didepan rumah Raysa.

"Ihh tunggu dulu sabar, lagian tidak ada yang menghalangimu pergi," balas Raysa kesal segera turun dari mobil berlari masuk kedalam rumah.

"Huhh dasar sahabat o'on," ucap Calista ngomel sendiri, ia tidak lagi masuk kedalam rumah Raysa ia malas kalau banyak pembahasan disana.

Raysa segera berlari melewati beberapa lantai hingga sampai ke kamarnya, rumah bagaikan Istana itu tapi sayang sekali tak ada yang huni selain pelayan dan penjaga rumah itu.

Cepat cepat ia memungut semua barangnya, untung saja dalam dua hari ia sampai, barangnya tak dikeluarkan semua dari koper cuma beberapa pakaian yang dipakainya saja dalam dua hari itu.

"Bi,,,Bibi!" Raysa berlari menyeret kopernya kelantai bawah sambil meneriaki pelayan pelayan di rumahnya.

"Bibi kalian kemana sih,?" teriak Raysa kembali memanggil pelayan pelayan disana.

Seorang perempuan paruh baya berlari dari dapur menghampiri Raysa.

"Iyah non, iyah iyah, kami kurang mendengar dibelakang," ucap pelayan itu ngos ngosan.

"Yaampun kalian ini, bagaimana kalau aku ini tadi maling masuk kerumah yang belum dikunci apa kalian sempat melihat, tidak kan?" bentak Raysa marah kepada pelayan pelayan yang tidak becus itu.

Pelayan itu takut ia menundukan kepalanya tidak berani menjawab.

"Lain kali kalian itu jangan di dapur semua kalian berpencar, rumah sebesar ini akan kemalingan atas kelalaiyan kalian," bentak Raysa lagi kepada pelayan pelayan itu.

"Iyah non kami minta maaf, mulai sekarang kami akan membagi bagi tugas tidak kedapur semua," balas pelayan dengan suara terbata bata takut dan gugup.

"Aku mempercayakan pada kalian menjaga rumah ini, jangan ditinggal dan tetap dibersihkan. Aku tidak jadi tinggal disini aku akan pindah," jelas Raysa memberi nasehat kepada pelan rumahnya serta memberitahukan jika ia tak jadi tinggal dirumahnya.

Pelayannya mengangguk tanpa menjawabnya lagi, ia juga tidak mempertanyakan Majikannya itu pindah kemana, yang terpenting mereka disuruh menjaga rumah itu dan melakukan kewajiban layaknya sebagai pembantu walaupun dirumah tidak ada majikan.

Raysa menyeret kopernya dan bergegas meninggalkan rumahnya.

"Dasar kamua yah Sa, lama banget baru nongol," ucap Calista saat ia melihat batang hidung sahabat gilanya itu.

"Sabar lah List, aku baru memerintahkan pelayan rumah agar mereka tetap menjaga rumah walaupun kami tidak ada," balas Raysa memasuki mobil saat kopernya ia masukan kedalam bagasi mobil.

"Ya sudah ayo jalan," ucapnya lagi menutup pintu mobil.

Calista menoleh kearahnya memastikan sahabatnya sudah aman ia kemabali melajukan mobilnya menuju tempat yang mereka inginkan.

"Jangan lupa hubungi Bokap mu Sa," Calista kembali mengingatkan Raysa agar nanti ia tidak kena marah atau tidak jadi di perbolehkan kuliah.

"Sudah aku chat List, nah lihat," jawab Raysa menunjukan isi chatnya kepada Papahnya dihadapan Calista.

Calista melihat sekilas sambil melajukan mobil, ia sempat membaca jika orang tua Raysa tidak keberatan kemana saja ia kuliah yang penting ia tidak sekedar menghamburkan uang atau berfoya foya.

"Orang tua mu baik banget Sa, aku pengen banget punya orang tua seperti mereka," rasa iri tumbuh dalam hati Calista melihat sikap baik orang tua sahabatnya, seandainya orang tuanya seperti itu hidupnya tidak sesedih itu.

"Bagaimana mereka tidak menyayangiku, lagian cuma aku anak perempuan satu satunya dalam keluarga, dan aku tidak pernah melawan dan mengecewakan mereka," balas Raysa bangga memiliki keluarga yang baik dan harmonis seperti keluarganya.

Calista menoleh kearahnya sambil mengangguk tersenyum, ia tidak bisa habis pikir kenapa keluarganya malah jauh sekali berbeda dengan Raysa.

"Sudah lebih baik kamu fokus nyetir kita sudah aman kok, lagian aku suruh Papahku untuk menghubungi kenalannya disana untuk mencari tempat yang layak untuk kita," ucap Raysa memberi semangat dan meyakinkan Calista.

"What?" Calista malah kaget mendengar sahabatnya meminta Papahnya untuk mencari rumah untuk mereka disana,

"Iyah tak usah kaget kaget gitu juga kali, Papah ku setuju kok dia lagi menyuruh orang untuk menyiapkan rumah dan sebagainya." Papah Raysa dengan cepat mengiyakan apa saja yang dikatakan Raysa padanya seberat apa pun ia tetap memenuhi keinginan anaknya itu.

"Stop Sa, jangan lagi kamu suruh Papah mu buat cari kampus untuk kita lebih baik kita yang mencarinya nanti," tolak Calista ia tidak ingin merepotkan orang lain dengan hal gila mereka seperti ini.

"Ya sudah, tidak usah melototi ku seperti itu lagi," balas Raysa diam tidak lagi mengatakan ini itu kepada Papahnya.

Mereka pun terus melanjutkan perjalanan mereka hingga sampai nanti ditempat yang mereka tuju.

...----------------...

......................

(Setengah perjalanan lagi)

Hampir dalam 5 jam Calista menyetir mobil walaupun sesekali mereka berhenti untuk sekedar istrahat atau mengisi minyak mobil.

Tidak terasa sore telah menghampiri mereka, perjalanan yang masih jauh membutuhkan waktu satu malam lebih baru sampai.

"List kamu tidak capek?" Raysa melihat Calista yang sudah tengah kecapean dari tadi pun juga mereka belum bergantian menyetir.

"Capek Sa kamu bisakan bawa kita, nanti biar aku tuntun jalan kita," balas Calista menyingkirkan mobil ditepi jalan mereka berhenti untuk sekedar berganti tempat.

Raysa dengan segera menggantikan posisi Calista untuk menyetir agar Calista bisa beristirahat juga sebentar.

"Lebih baik jika sudah malam nanti kita cari hotel untuk menginap untuk melewati dini hari, aku khawatir jika kita terus berjalan takutnya kita dibegal lagi pula kita melewati perkampungan setelah jauh dari Kota nanti," ucap Calista menjelaskan, entah dimana ia mengetahui Kota yang ingin ia kunjungi itu, mungkin saja itu Kota favoritnya sampai ia berkeinginan seperti itu untuk tinggal disana.

Raysa tidak menjawabnya lagi ia menyetir dengan hati hati agar mereka dijauhkan dari mara bahaya.

...****************...

...----------------...

......................

(Kecemasan Marya)

Semenjak kepergian Calista tadi pagi, Marya terlihat sedih dan tidak ada keceriaan terpancar diwajahnya.

Ia melirik jam dinding sudah menujukan sore hari, ia cemas apakah Calista pergi sendiri atau bagaimana.

Dalam hatinya tumbuh penyesalan kenapa bukan mobil ia berikan kepada Calista, jika Calista dalam perjalanan jauh apakah ia tidak capek, ditambah matahari yang sangat terik dan panas.

"Mah, Mamah kenapa dari tadi terlihat murung?" ucap Glenka yang menyadari Marya tidak baik baik saja.

"Mamah khawatir kak, bagaimana nasib Calista kemana ia pergi?" jawab Marya dengan wajah yang sangat menyedihkan.

"Mamah tenang saja, Calista sudah memberitahuku kemana ia pergi dan Glen sudah janji akan berkunjung kesana nanti, tapi perjalanannya jauh Mah memakan waktu satu hari satu malam," jelas Glenka memberitahukan kepada Marya agar tidak cemas dengan Calista lagi.

"Hubungi dia kak, tanya dia sampai dimana sekarang?" ucap Marya masih ragu dengan ucapan Glenka padanya.

"Sudah Glen chat dia Mah, Calista baru sampai di pertengahan jalan menuju Kota tujuannya," balas Glenka menjelaskan lagi kepada Marya.

Marya hanya diam sembari mengusap wajahnya, hanya gara gara ini ia tidak tenang. Ia mencoba untuk tidur siang tadi tapi matanya tak kunjung tertutup pikirannya telah dipenuhi oleh Calista.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...----------------...

......................

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Dinyatakan Lulus
2 Teriksa Tangis
3 Ingin Mandiri
4 Tolong Bebaskan Aku
5 Menyendiri
6 Jangan Paksa Aku Menikah
7 Berkepala Batu
8 Keesokan Hari
9 Bertemu Teman Lama
10 Dilema
11 Perasaan Tak Menentu
12 Sahabat Setia
13 Melelahkan
14 Seputar Perjalanan
15 Kota Tujuan
16 Happy City
17 Lamaran Kerja
18 Awal Bertemu
19 Tidak Bisa Mengela Lagi
20 Jahil
21 Suka Mengganggunya
22 Mengunjungi Kampus Impian
23 BOS yang menyebalkan
24 Gadis Ingusan Memikat Hati
25 Merindukan Keluarga
26 6 Bulan kemudian
27 Mana Ku Tahu Kamu Suka
28 Ternyata Dia Mau
29 Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30 Bertemu Steven
31 Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32 Taman Kota Jadi Saksinya
33 Ada Yang Cemburu
34 Kacau
35 Semakin Cinta Dengan Steven
36 Nathan Jadi Galau
37 Calista Cuek
38 Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39 Jangan Nodai aku
40 Renggang
41 Diselingkuhi
42 Rindu kak Glenka
43 Pamit Pulang
44 Bareng Pulkam
45 Sambutan Hangat
46 Musim Gugur
47 Bertamu Kerumah Mu
48 Ternyata Kamu Jodoh Ku
49 Bicara Empat Mata
50 Ingin Menikah Saja
51 Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52 Mengenang Kenangan Mantan
53 Kencan Bersama Calon Suami
54 Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55 Sedih
56 Bahagia
57 Janji Suci
58 Teman Hidup Ku
59 Pengantin Baru
60 Happy Citty A Wait
61 Kamar Pengantin Terhias Indah
62 Pemandangan Indah
63 Aku Belum Siap
64 Jangan Ngambek
65 Jebol
66 Merindukan Sahabat
67 Perkara Baju Dinas
68 Bertemu Mantan
69 Pacaran Setelah menikah
70 Steven Kepoin Calista
71 6 Bulan Sudah Menikah
72 Lupa Jadwal Datang Bulan
73 Besan Berasa Bestie
74 Sampai Happy City
75 Kebahagiaan
76 6 Bulan Kehamilan
77 Steven merencanakan kejahatan
78 Aku Sangat Membencimu
79 Kesedihan Calista
80 Nathan Cemas
81 Keadaan buruk pun terjadi
82 Tidak Bisa Di Selamatkan
83 Mengikhlaskan
84 Berbaikan
85 Ibu Rumah Tangga
86 Ulang Tahun Pernikahan
87 Sahabat Gila
88 Surat Undangan
89 Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90 Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91 Konflik
92 Pertama Kali Kamu Sakiti
93 Pergi Dari Mu
94 Hilang Tak Ada Kabar
95 Ngidamin Kamu
96 Kembali Datang Membawa Bencana
97 Salah Paham
98 Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99 Makasih Sudah Mempercayaiku
100 2 Garis Biru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Dinyatakan Lulus
2
Teriksa Tangis
3
Ingin Mandiri
4
Tolong Bebaskan Aku
5
Menyendiri
6
Jangan Paksa Aku Menikah
7
Berkepala Batu
8
Keesokan Hari
9
Bertemu Teman Lama
10
Dilema
11
Perasaan Tak Menentu
12
Sahabat Setia
13
Melelahkan
14
Seputar Perjalanan
15
Kota Tujuan
16
Happy City
17
Lamaran Kerja
18
Awal Bertemu
19
Tidak Bisa Mengela Lagi
20
Jahil
21
Suka Mengganggunya
22
Mengunjungi Kampus Impian
23
BOS yang menyebalkan
24
Gadis Ingusan Memikat Hati
25
Merindukan Keluarga
26
6 Bulan kemudian
27
Mana Ku Tahu Kamu Suka
28
Ternyata Dia Mau
29
Berada Dalam Pilihan Yang Sulit
30
Bertemu Steven
31
Kebiasaan yang tidak ada obatnya
32
Taman Kota Jadi Saksinya
33
Ada Yang Cemburu
34
Kacau
35
Semakin Cinta Dengan Steven
36
Nathan Jadi Galau
37
Calista Cuek
38
Akhirnya Raysa Tidak Jomblo Lagi
39
Jangan Nodai aku
40
Renggang
41
Diselingkuhi
42
Rindu kak Glenka
43
Pamit Pulang
44
Bareng Pulkam
45
Sambutan Hangat
46
Musim Gugur
47
Bertamu Kerumah Mu
48
Ternyata Kamu Jodoh Ku
49
Bicara Empat Mata
50
Ingin Menikah Saja
51
Anak Gadis Mamah Sudah Dewasa
52
Mengenang Kenangan Mantan
53
Kencan Bersama Calon Suami
54
Segala Rencana Pernikahan Telah Siap Diatur
55
Sedih
56
Bahagia
57
Janji Suci
58
Teman Hidup Ku
59
Pengantin Baru
60
Happy Citty A Wait
61
Kamar Pengantin Terhias Indah
62
Pemandangan Indah
63
Aku Belum Siap
64
Jangan Ngambek
65
Jebol
66
Merindukan Sahabat
67
Perkara Baju Dinas
68
Bertemu Mantan
69
Pacaran Setelah menikah
70
Steven Kepoin Calista
71
6 Bulan Sudah Menikah
72
Lupa Jadwal Datang Bulan
73
Besan Berasa Bestie
74
Sampai Happy City
75
Kebahagiaan
76
6 Bulan Kehamilan
77
Steven merencanakan kejahatan
78
Aku Sangat Membencimu
79
Kesedihan Calista
80
Nathan Cemas
81
Keadaan buruk pun terjadi
82
Tidak Bisa Di Selamatkan
83
Mengikhlaskan
84
Berbaikan
85
Ibu Rumah Tangga
86
Ulang Tahun Pernikahan
87
Sahabat Gila
88
Surat Undangan
89
Calista Diam Diam mendatangi Restoran
90
Apa Iyah Suamiku Selingkuh?"
91
Konflik
92
Pertama Kali Kamu Sakiti
93
Pergi Dari Mu
94
Hilang Tak Ada Kabar
95
Ngidamin Kamu
96
Kembali Datang Membawa Bencana
97
Salah Paham
98
Akhirnya Bertemu Dengan Calista
99
Makasih Sudah Mempercayaiku
100
2 Garis Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!