Benci Anda!!!

Benci Anda!!!

1

Perkenalkan namaku Jasvina Monica, hidup hanya berdua dengan Bunda membuatku semakin ingin berlatih bela diri agar bisa melindungi Bundaku itu.

Akan tetapi Bunda tidak mengizinkan aku.

Karena aku bebal dan keras kepala akhirnya aku memutuskan untuk belajar bela diri tanpa sepengetahuan Bunda.

Oh ya, nama Bundaku Jesslyn. Bunda sangat cantik dan awet muda, dia bekerja di sebuah perusahaan ternama kedua di kota Jakarta ini.

Ok, sekarang umurku 15 tahun dan hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah SMA.

Bundaku sendiri yang mengantar.

Kamu tahu kesan pertama aku masuk sekolah, buruk.

Ya sangat buruk, itulah menurutku.

Kalian juga tahu kenapa, wajah Bundaku itu sangat cantik dan awet muda. Banyak yang mengira Bunda itu adalah Kakakku, bahkan tak jarang semua ayah yang di komplek selalu mencari perhatian Bunda.

Beruntungnya Bunda itu tipe wanita rumahan, setelah pulang kerja langsung dirumah istirahat dan mengurus diriku yang bandel ini.

Oh ya untuk diriku sendiri juga punya wajah cantik bahkan lebih cantik dari Bunda karena itu Bunda sangat posesif dan over protektif denganku.

Biasanya kalau sudah kerja seharian orang akan istirahat dan melupakan anaknya tapi tidak dengan Bunda, jangan harap ada kebebasan untukku. Bahkan masalah pakaian saja Bunda yang pilihkan, pernah aku pakai celana dan kemeja dan itu membuat Bunda sangat marah dan membuang pakaianku itu. Bunda ingin melihat aku sebagai wanita feminim bukan tomboy dan terlihat tampan.

Aku juga tidak bisa memotong rambut karena mahkota yang menempel di kepalaku ini sangat di rawat oleh Bunda.

Aku harus minta izin jika ingin potong rambut dan tidak boleh memilih gaya rambut pendek.

Setiap ingin tidur, Bunda selalu memastikan pekerjaan sekolahku dulu apakah sudah mengerjakan pr atau tidak.

Bunda juga menerapkan kedisiplinan untukku. Tidak boleh makan cemilan di pagi hari atau malam.

Jatah makan mie instan hanya sebulan sekali tidak boleh lebih jika ketahuan maka dihukum. Kalian tahu apa hukumannya? Aku tidak boleh main hape dan itu membuatku frustasi.

Perlu kalian tahu aku tidak mengenal sosok ayah bahkan aku terkesan membencinya.

Kenapa aku membenci sosok ayah? karena dia yang tidak pernah muncul, aku dibully sebagai anak haram.

Aku benci dia!

Bunda adalah janda muda kala itu karena setelah lulus SMA langsung menikah tapi laki-laki yang jadi suami Bunda adalah orang terbajingan.

Kenapa aku begitu? karena dia menceraikan Bunda saat hamil dan lebih memilih wanita yang di jodohkan oleh Ibunya.

Bunda dan si bajingan itu menikah karena bentuk rasa kasihan sudah menabrak orang tua Bunda.

Tapi setelah menikah malah disia-siakan seperti itu.

Memang awalnya Orang tua bajingan itu tidak merestui hubungan Bunda dan anaknya tapi karena jebakan seseorang yang membuat Bunda terkurung 24 jam di rumah kosong hingga di grebek warga dan dinikahkan secara mendadak.

Namanya juga laki-laki kalau sudah melihat tubuh wanita polos pasti di embat, begitulah saat Bunda mandi dan laki-laki itu mabuk malah mencumbui Bunda tapi tidak mengakui anak saat hamil, emang bajingan dia!

karena itu aku sangat membenci Jayden, ya aku tau siapa ayah kandungku tapi aku tidak pernah ingin memanggilnya Ayah.

Bahkan Bunda tidak pernah mau mengingat masa lalu yang membuatnya terkurung di rumah kosong itu.

Aku ingin bertanya kenapa Bunda bisa berada dirumah kosong itu tapi melihat reaksi Bunda aku mengurungkan niat karena Bunda akan menangis histeris jika aku bertanya itu.

Lalu siapa yang menjebak Bunda dan aku harus cari orang itu sampai ketemu!

{}{}{}

Bundaku dipanggil Lyn, karena nama Bunda itu Jesslyn. Sedangkan aku sendiri dipanggil Jas, Jasvina.

Disini aku sangat keras kepala dan tidak ingin di anggap lemah oleh siapapun termasuk Bundaku sendiri.

Jasvina baru saja pulang dari rumah temannya.

"Aku pulang dulu yahh," ucap Jasvina.

"Apa tidak papa, perlu ku antar."

"Tidak usah deket kok."

"Ya sudah hati-hati yahh."

"Bye ..."

Jasvina melambaikan tangan pada temannya yang bernama Clara.

Karena jaraknya dekat jadi Jasvina hanya jalan kaki saja padahal jam sudah pukul 1 pagi.

Saat Jasvina melewati gudang kosong tiba-tiba terdengar suara tembakan dan refleks Jasvina bersembunyi mencari tempat aman.

Karena penasaran Jasvina mengintip sedikit dan dirinya terkejut melihat banyak orang bersenjata dengan pakaian rapi.

'Mafiakah mereka,' batin Jasvina.

Dorrr! Dorrr! Dorrr!

Tembakan demi tembakan berdentum bahkan salah satu musuh tumbang dan jatuh tepat di samping Jasvina bersembunyi.

Brughhh!

Orang itu melirik ke arah Jasvina dan ingin menembak tapi dengan cepat Jasvina mengambil pistolnya dan mengarahkannya pada orang itu.

Diluar sudah terbantai semua dan salah satu bos mafia melihat musuh sepertinya masih hidup di belakang semak-semak itu.

"Jat, sepertinya dia masih hidup cepat habisi!" titah Jayden.

"Baiklah Jay," sahut Jatmiko.

Saat Jatmiko mendekati musuh yang di todong Jasvina tiba-tiba Jasvina berdiri dan menembak Jatmiko.

Dorr!

"Akhhhh," ringis Jatmiko.

"Jatmiko!" teriak Jayden.

Jasvina langsung bertatapan dengan Jayden.

"Kau ..." ucap Jayden.

Jayden ingin menembak kepala Jasvina tapi terhalang Jatmiko yang meringis kesakitan di dadanya.

"Akhhh sakit Jayden, tolong aku ahhhh ..."

"Jatmiko, ayo kita ke markas dan kamu boc- apaaaaa!" ucap Jayden lalu ingin memperingati Jasvina tapi terlambat karena sudah kabur. "Dasar bocah kurang ajar, kamu tidak akan bisa kabur lihat saja itu. Saya akan temukan kamu, tunggu kematianmu bocah!" geram Jayden.

Jasvina langsung naik ke kamar lewat jendela dan menguncinya.

"Hahh, sial dia Jayden Ayah kandungku." Jasvina mengenali wajah Jayden karena keahlian It miliknya. Jesslyn pun tidak tau keahlian Jasvina karena memang sengaja dia sembunyikan untuk modal balas dendam pada sang ayah.

"Aku harus semua data tentangku," gumam Jasvina lalu membuka komputernya dan mulai memasang keamanan yang paling kuat.

"Semoga saja si bajingan itu pusing mencari keberadaanku," ucap Jasvina tersenyum menyeringai.

Paginya, Lyn bangun seperti biasa memasak untuk anaknya.

"Hoammm jam berapa yahh ... ya ampun sudah jam 6," ucap Lyn lalu langsung mengikat rambutnya dan terlihat leher jenjang dan putih milik Lyn.

Dengan cekatan Lyn memasak nasi goreng untuk Jasvina.

Menggoreng telur dan sosis lalu membuay sandwich.

"Itu anak kebiasaan deh pasti belum bangun," gerutu Lyn.

Lalu Lyn pergi ke atas dan masuk ke kamar Jasvina.

Benar dugaan Lyn, Jasvina masih tidur dan lebih parahnya malah mendengkur.

"Haishhh nih anak, Jas ... bangun Nak ... Jasvina bangun sayang udah pagi."

"Emmmmmm masih ngantuk Bun, lima menit lagi."

"Gak ada lima menit-lima menit, ayo bangun! ini sudah pagi, ayo ..."

"Tapi ngantuk Bun ..."

"Ishh kamu ini tidur jam berapa ... bangunnya jam berapa, ayo bangun, mandi, makan terus berangkat sekolah!"

"Ngantuk Bun ..."

Lyn menghela nafasnya dengan kasar kemudian mengangkat tubuh Jasvina dan membawanya ke kamar mandi lalu di ceburkan ke bathup.

Byurrr ...

"Aaaaa ... Bunda .... dingiiin ..."

"Siapa suruh susah banget dibangunin," ucap Lyn lalu mengambil shower dan menyiram tubuh Jasvina.

"Aaaa dingin Bunda stop aaaa ... stop aaaa ... dingin."

"Iya ini berhenti, lanjut mandi Bunda tunggu di meja makan."

"Iya ..."

Lyn hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak semata wayangnya ini.

[][][]

NEXT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!