9

Lyn kembali izin di kantor karena anaknya sakit.

«Mohon izin ya Pak.»

«Iya.»

Lyn menutup telponnya lalu menyentuh badan Jass yang mulai berkurang panasnya.

"Ibu Lyn bisa kita bicara," ucap Dokter.

"Bisa Dok," sahut Lyn.

"Mari ..."

Lyn ke ruangan Dokter dan bertanya keadaan anaknya.

"Gimana keadaan anak saya Dok?"

"Anak ibu cepat sekali kehilangan berat badan."

"Iya Dok, anak saya emang mudah kehilangan berat badan."

"Boleh saya tanya sesuatu."

"Silahkan Dok."

"Apa anak Ibu mengalami gizi buruk, saya tadi periksa banyak sekali kurangnya, protein, ini bisa memicu tingkat daya ketahanan tubuh, apa Ibu bisa ceritakan."

"Iya Dok, dulu waktu saya hamil memang tidak pernah minum susu dan bawa dia imunisasi, saya juga jarang makan yang sehat cuma sekedar makan mie itu pun cuma satu kali sehari. Dokter bilang waktu itu anak saya benar-benar gizi buruk, dia juga sempat di dalam inkubator selama 3 bulan tapi Dokter lupa menyelimuti anak saya hingga anak saya memiliki daya tahan tubuh yang rendah, beruntung waktu itu tidak menghambat perkembangan otak anak saya kalau tidak saya akan merasa bersalah."

Dokter itu mengangguk dan akan memantau lebih lanjut perkembangan Jassvina.

"Kami akan memantau perkembangan Jassvina, sedikit sulit untuk memulihkan tapi semoga saja bisa."

"Ya Dok."

"Ini beberapa makanan yang harus anak ibu makan, jangan lupa minum susu kalau boleh tau anak ibu sekarang minum susu apa?"

"Susu bubuk Morinaga chilgo Dok."

"Ouh dan ini tablet tambah darah yah."

"Baik Dok."

Lyn kembali ke ruangan Jass dan menaruh obatnya di nakas.

Melihat wajah sang anak, Lyn meneteskan air matanya.

"Maafkan Bunda sayang," ucap Lyn dengan pelan karena dirinya yang tidak sanggup memberikan penyuluhan kesehatan sejak dalam kandungan karena ketidakmampuan dalam perihal uang.

Makan saja waktu itu Lyn harus menguras tenaga.

Kehidupan Lyn makin membaik setelah salah satu suster mengatakan jika ada perusahaan yang mencari administrasi.

Perlu diketahui, Lyn selalu menjaga pola makan Jass untuk menjaga berat badan yang suka drastis turun saat sakit.

Sedangkan anak buah Jay langsung memberitahu Tuannya jika Nona muda tengah sakit sekarang.

«Tuan Jayden, saat ini kami ada di rumah sakit.»

«Siapa yang masuk rumah sakit?»

«Nona muda, Tuan.»

«Baiklah tetap awasi mereka.»

«Iya Tuan.»

Jayden langsung mengambil jaket dan ingin pergi ke rumah sakit sekedar ingin tahu keadaan putrinya.

Jatmiko melihat Jayden pergi dan bertanya.

"Mau kemana Jay?"

"Ke rumah sakit."

"Siapa yang sakit."

"Putriku!"

'Dia mengatakan putriku, apa dia sesenang itu.'

"Aku tidak bisa ikut karena hari ini kedatangan kedua orang tuamu."

"Tolong sambut mereka."

"Iya."

"Aku pergi dulu oh ya jangan beritahu mereka berdua dulu tentang Jassvina dan Lyn."

"Hemmm."

Kenzo diam-diam mengikuti Jayden karena ingin tau apa saja yang akan mereka bicarakan.

Sesampainya dirumah sakit, Jay langsung ke ruang direktur.

"Halo Dokter."

"Tuan Jay."

Kemudian Jay meminta data putrinya dan meminta pihak rumah sakit untuk memindahkan ke ruang VIP.

Lyn bingung kenapa anaknya dipindahkan ke ruang VIP sudah pasti dia tidak mampu bayar.

"Maaf Dok diruangan biasa aja ya."

"Tenang saja Bu pembayaran kamarnya sudah diurus jadi tinggal memindahkannya saja."

"Siapa yang mengurusnya."

"Tuan Jayden."

Lyn langsung terkejut dan melihat ke arah sekitar.

"Jayden," gumamnya.

Setelah dipindah, Jass membuka matanya secara perlahan.

"Dimana aku," gumam Jass.

"Akhirnya kamu sadar, Nak."

"Bunda."

"Iya sayang ini Bunda."

"Enghhhh ..."

Jass mengedarkan pandangannya ke setia' inci ruangan.

'Apa aku dirumah sakit lagi seperti biasa.'

"Apa yang sakit sayang?" tanya Lyn sambil mengelus perut Jass.

"Kepala Bunda," sahut Jass menunjuk kepalanya.

"Ya sudah sini Bunda elus kepalanya."

Clara dan Yasmin bertanya pada suster dimana Jass dipindah.

"Ini, 'kan ruangan VIP."

"Mungkin Tante Lyn ingin terbaik untuk Jassvina, Ra."

"Iya juga ya Ma."

"Ya sudah ayo ketuk pintunya."

Lyn mendengar pintunya diketuk lalu Lyn bertanya.

"Siapa?"

"Ini kami Lyn."

"Ouh masuk aja gak di kunci kok."

"Baiklah."

Jass tersenyum melihat temannya itu datang dengan buah-buahan.

"Hay Jass."

"Kamu datang."

"Iya dong soalnya gak mungkin gak datang kalau teman deket sakit."

"Makasih yahh."

"Sama-sama ini ada buah buat kamu, dimakan yahh."

"Iya nanti aku makan."

Jay hanya bisa melihat keadaan Jassvina lewat cctv yang di pasang di ruangan itu.

***

Kenzo meninju dinding karena gadis itu adalah anak Daddy-nya.

"Apa Daddy selama ini berselingkuh dan Mommy sakit hati lalu saat melahirkan aku Mommy ..." Kenzo langsung memukul kepalanya berkali-kali.

Kenzo tidak menyangka jika dirinya punya adik dari wanita lain pantas saja kasih sayang Daddy-nya tidak bisa dia raih karena gadis itu.

"Tidak bisa dibiarkan aku harus singkirkan gadis itu," ucap Kenzo dengan menggebu-gebu.

***

Black sword memerintahkan anak buahnya untuk menyerang markas The Pain.

"Aku ingin kalian menyerang markas The pain yang menyimpan persenjataan," ucap Panji.

"Baik Tuan," sahut anak buah mereka lalu mengambil senjata untuk menyerang musuh.

"Apa kamu yakin, Panji?" tanya Ethan.

"Ya," sahut Panji.

"Ouh ya Ji aku sudah mendapatkan informasi tentang anakmu," ucap Ethan.

"Dimana dia," sahut Panji.

"Kamu pasti tidak akan mengira dia ada dimana."

"Katakan saja, Ethan."

"Dirumah Jayden, namanya Kenzo."

"Kenzo yahhh, sekolah apa dia?"

"SMA Axander."

"Jadi anak itu juga sekolah di wilayah Axander."

"Dari informasi, Kenzo tidak pernah disayang oleh Jay dan terkesan ingin membunuhnya."

"Jay memang kurang aja, akan ku pastikan dia mati!"

"Satu lagi informasi menarik."

"Apa itu?"

"Tentang anak kandung Jay."

"Kamu menemukannya."

"Apa yang tidak bisa aku temukan, Panji."

"Bagus, beritahu aku."

"Tapi ini ada kompensasi yang harus kamu bayar jika ingin informasi ini."

"Kamu memerasku, Ethan."

"Ayolah Pan, aku sudah begadang selama ini dan uangmu juga banyak."

"Dasar mata duitan!"

"Mau tidak!"

"Nanti aku transfer."

"Baiklah."

"Cepat katakan."

"Jay ternyata punya anak dari istri pertamanya itu dan anaknya itu sekarang berada dirumah sakit dan lebih mengejutkannya lagi dia satu sekolah dengan Kenzo."

"Namanya?"

"Jassvina."

Panji tersenyum menyeringai karena sudah tahu anak kandung Jayden.

"Apakah kita harus membunuh bocah itu, Than."

"Terserah padamu."

***

Jatmiko menyambut kedatangan kedua orang tua Jayden.

"Selamat datang, Tuan Abara dan Nyonya Melati," ucap Jatmiko.

"Terima kasih Jatmiko," sahut Tuan Abara.

"Dimana Jayden?" tanya Nyonya Melati.

"Tuan Jayden sedang ada diluar, Nyonya."

"Sedang apa diluar."

"Tuan Jay tidak mengatakan apapun."

"Ouh."

"Ayo kita istirahat, Ma."

"Iya Mas."

"Jatmiko, tolong koper kami."

"Baik Tuan."

Lalu Jatmiko memanggil anak buah dan menyuruh mereka mengantar Tuan dan Nyonya besar.

"Hey kalian, antar Tuan dan Nyonya besar ke kamarnya."

"Baik Tuan."

'Semoga saja Nyonya Melati tidak banyak tanya,' batin Jatmiko.

[][][]

NEXT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!